Halaman
Hereditas
67
Hereditas
Bab III
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, siswa dapat:
1.
menjelaskan hubungan antara gen, DNA, dan kromosom;
2.
mendeskripsikan struktur heliks DNA, serta sifat dan fungsinya;
3.
mendeskripsikan struktur, sifat, dan fungsi RNA;
4.
menjelaskan hubungan DNA-RNA-Polipeptida;
5.
mengurutkan proses tahapan sintesis protein;
6.
menjelaskan proses replikasi dan transkripsi DNA;
7.
menjelaskan proses penyampaian kode genetika;
8.
menjelaskan peran dan bagian-bagian dalam sintesis protein;
9.
menemukan macam-macam kode genetik;
10. mengidentifikasi sel yang akan bereproduksi;
11. menjelaskan urutan dan ciri-ciri tahapan mitosis;
12. menjelaskan urutan dan ciri-ciri tahapan meiosis;
13. membedakan proses, tahapan, tempat terjadinya, fungsi pembelahan mitosis, dan
meiosis;
14. menjelaskan gametogenesis terkait pewarisan sifat;
15. menjelaskan hukum mendel;
16. menjelaskan cara-cara menghindari terjadinya pewarisan sifat yang merugikan;
17. menjelaskan macam mutasi dan penyebabnya;
18. menjelaskan keuntungan dan kerugian dari berbagai peristiwa mutasi.
Hereditas
67
Sumber:
Biology The Unity and Diversity of Life,
Starr Taggart
68
Biologi Kelas XII SMA dan MA
PETA KONSEP
dapat dimengerti melalui
dibahas tentang
dijelaskan
melalui
dapat dipahami
melalui
terdiri dari
terdiri dari
terjadi pada
pada hewan
pada tumbuhan
dihasilkan
penyebab
dapat dipahami
melalui
dapat dipahami
melalui
Hereditas
Prinsip Hereditas
dan Mekanisme
Pewarisan
sifat
Hereditas
menurut
Mendel
Penyimpangan
Semu
Hk. Mendel
Pola-pola
Hereditas
Hereditas
pada Manusia
Mutasi sifat
Makhluk hidup
Macam
Mutasi
Akibat
Mutasi
Mutasi Alami
dan Buatan
Mutasi
Gen
Mutagen
Mutasi
Kromosom
Kaitan Mitosis dan
Meiosis dengan
Hereditas
Reproduksi
Sel
Mitosis
Meiosis
Sel tubuh
Gametogenesis
Sporogenesis
Sel kelamin
Peranan DNA, RNA
dalam pembentukan
kode genetik
Sintesis
Protein
DNA, Gen, dan
Kromosom
Pengertian
Struktur
Fungsi
Hereditas
69
H
ereditas adalah ilmu yang mempelajari sifat atau karakter yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara turun
temurun. Bagian-bagian yang diturunkan bukanlah sifat itu sendiri melainkan
suatu faktor yang disebut gen.
Gen terletak pada tempat khusus yang disebut lokus (locus), jamaknya
losi (loci) pada kromosom, yang terdapat di dalam inti sel. Bahan dasar inti
sel (nukleus) adalah protein khas yang disebut protein inti atau nukleoprotein
dan asam nukleat. Di dalam inti sel terdapat bermacam-macam asam nukleat,
tetapi asam nukleat yang berhubungan dengan hereditas adalah Asam
Deoksiribo Nukleat (DNA) dan Asam Ribo Nukleat (RNA)
A. DNA, Gen, dan Kromosom
Thomas Hunt Morgan, seorang ahli genetik dan ahli embriologi asal
Amerika menyatakan bahwa faktor-faktor keturunan atau gen terdapat pada
kromosom dalam inti sel. Bahan dasar inti sel adalah protein inti atau
nukleoprotein. Inti sel dibangun oleh senyawa protein dan asam nukleat.
Asam nukleat ada dua macam, yaitu DNA dan RNA.
1. Pengertian DNA, Gen, dan Kromosom
Dioxyribo Nucleic Acid
(DNA) atau Asam Deoksiribo Nukleat merupakan
senyawa kimia yang terdapat di dalam inti sel. DNA sangat berperan pada
proses sintesis protein untuk pembentukan enzim, dan protein lain.
Gen adalah unit terkecil dari Hereditas, Gen merupakan bagian dari
kromosom yang berfungsi sebagai pembawa faktor keturunan. Gen terbentuk
dari sejumlah asam nukleat yang tersusun dalam makromolekul yang disebut
DNA.
Istilah kromosom diperkenalkan oleh W. Waldeyer pada tahun 1888.
Kromosom (chroma = warna, soma = badan) adalah benda-benda halus
berbentuk lurus seperti batang yang terdiri atas zat yang mudah menyerap
zat warna yang disebut kromatin. Kromosom terdapat di dalam inti sel dan
baru terlihat jelas jika sel dalam proses pembelahan mitosis ataupun meiosis,
yaitu pada metafase. Pada fase ini, kromosom berbentuk benang-benang
pendek, tebal dan tersusun teratur pada bidang pembelahan atau pada bidang
ekuator. Pada sel tubuh (somatis), kromosom terdapat dalam keadaan tunggal
(tanpa pasangan) disebut haploid (n). Pada sel tubuh manusia terdapat 46
buah kromosom, ini berarti terdapat 23 macam kromosom dalam keadaan
berpasangan (23 pasang). Pada setiap satu sel kelamin (gamet) manusia
terdapat 23 macam kromosom seperti pada sel tubuh, tetapi setiap
kromosomnya tunggal.
70
Biologi Kelas XII SMA dan MA
(a)
G
S
T
A
C
G
Gambar 3.2a
Sebagian molekul DNA
dengan menggunakan simbol atau lambang.
Rangkaian gugusan gula dan fosfat
ditunjukkan oleh arah yang terbalik (3’-5’
dan 5’-3’).
(b)
dua rantai nukleotida dengan arah
yang berlawanan
dua rantai
yang
membentuk
double helik
Pasangan basa
A berpasangan dengan T
G berpasangan dengan C
Pada tahun 1953, Francis H.C
Crick dan James D. Watson, berdasar-
kan analisis foto difraksi sinar X,
menggambarkan struktur DNA
sebagai tangga tali terpilin dan
disebut “Double Helix” (heliks
ganda). Ibu tangganya terdiri atas
rentetan rantai gugus gula deoksi-
ribosa dan gugus fosfat, sedangkan
anak tangganya terdiri atas basa nit-
rogen, yaitu Purin terdiri atas
Adenin(A) dan Guanin (G); serta
Pirimidin terdiri atas Sitosin (S) dan
Timin (T). Untuk mempelajari
struktur DNA, kamu dapat melihat
Gambar 3.1 dan 3.2.
Gambar 3.1
Model DNA menurut Watson
dan Crick
CG
TA
GC
AT
GC
A
T
TA
GC
AT
GC
CG
TA
GC
AT
GC
sebagai
molekul
DNA
2. Struktur dan Fungsi DNA
Gambar 3.2b
Sebagian molekul DNA
dengan ikatan hidrogen, sifat ikatan
hidrogen ini sangat lemah yang peranannya
sangat penting yaitu pada waktu
pembelahan sel dan sintesis protein.
nukleotida
basa
gula
fosfat
ikatan hidrogen
Sumber:
Advanced Biology,
Clegg
Sumber:
Advanced Biology,
Clegg
Hereditas
71
Basa-basa nitrogen yang menyusun anak tangga tersebut dihubungkan
oleh ikatan hidrogen yang sifat ikatannya lemah. Setiap anak tangga terdiri
atas pasangan basa nitrogen yang khas, yaitu Adenin (A) dengan Timin (T),
Sitosin (S) dengan Guanin (G).
Atas penemuan mereka mengenai struktur model DNA tersebut, pada
1962, Crick dan Watson menerima hadiah Nobel. Crick dan Watson
menyimpulkan bahwa tatanan nukleotida merupakan perangkat kode
instruksi pembangunan seluruh organisme.
Tabel 3.1
Molekul penyusun DNA
O
H
HH
H
CH OH
OH
OH
OH
C
NH
N
N
CH
C
C
N
N
H
CCH
O
H
HH
H
CH OH
OH
OH
OH
Nama Molekul
Struktur Kimia
Lambang/Simbol
Fosfat
Ribosom
O
OH
HO
OHP
Deoksiribosa
Adenin
(Basa purin)
H
H
Adenin
72
Biologi Kelas XII SMA dan MA
C
O
N
N
C
NH
C
C
N
N
H
CCH
H
Setiap molekul DNA terdiri atas nukleotida-nukleotida yang terangkai
menjadi untaian yang panjang (polinukleotida). Setiap nukleotida
mengandung1 gugus gula deoksiribosa, 1 gugus fosfat, dan 1 basa nitrogen.
Perhatikan Gambar 3.3 dan 3.4.
Urasil
(Basa pirimidin)
C
O
N
N
CO
C
C
H
H
H
H
Urasil
C
NH
N
N
CO
C
C
H
H
H
Sitosin
(Basa pirimidin)
Timin
(Basa pirimidin
Sitosin
C
O
N
N
CO
C
C
H
H
CH
H
Timin
Guanin
(Basa purin)
Guanin
Sumber:
Essentials of Biology,
Hopson
Hereditas
73
Nukleotida-nukleotida akan membentuk rantai yang panjang, yaitu
polinukleotida. Polionukleotida menghubungkan antara nukleotida yang satu
dan nukleotida yang lain, yaitu menghubungkan antara gugus fosfat dari
suatu nukleotida dan gugus gula dari nukleotida berikutnya. Gugus fosfat
terikat secara kimiawi, ikatan-ikatan tersebut sangat kuat dan dikenal sebagai
ikatan ester kovalen
(ikatan fosfodiester).
O
ASAM FOSFAT
ASAM FOSFAT
SITOSIN
ADENIN
GULA PENTOSA
GULA PENTOSA
NUKLEOTIDA DARI ADENIN: ASAM ADENILAT
O
PO
OCH
2
H
O
H
H
HH
HH
OH
H
HH
N
N
N
N
N
O
O
PO
OCH
2
O
H
H
H
O
HH
HH
OH
H
N
N
N
NUKLEOTIDA DARI SITOSIN: ASAM SITIDILAT
Gambar 3.4
Rumus bangun nukleotida
FOSFAT
RIBOSA
Adenin
Gambar 3.3
Struktur model nukleotida
Sumber:
Essentials of Biology,
Hopson
Sumber:
Essentials of Biology,
Hopson
74
Biologi Kelas XII SMA dan MA
KEGIATAN 3.1
Suatu molekul DNA terdiri atas dua untaian nukleotida yang tidak identik,
tetapi merupakan komplemen atau pasangan satu dengan lainnya. Dikatakan
komplemennya karena untaian nukleotida yang satu lagi mengandung basa
nitrogen yang tak sama dengan nitrogen yang ada di hadapannya.
Tes DNA
Untuk memecahkan suatu masalah, misalnya menentukan anak siapa?
Mayat siapa? Siapa pelakunya? Pihak kepolisian sering mengadakan
tes DNA. Diskusikan dengan teman-temanmu, mengapa polisi
melakukan tes DNA?
a. Replikasi DNA
DNA mempunyai kemampuan untuk mengadakan replikasi, yaitu
memperbanyak diri atau menggandakan diri. Peristiwa ini terjadi mendahului
penggandaan kromosom, berlangsung pada waktu interfase, yaitu pada saat
sel siap untuk melakukan pembelahan. Untuk replikasi diperlukan enzim
DNA polimerase. Replikasi DNA melalui cara-cara sebagai berikut.
a.
Senyawa DNA yang heliks ganda di dalam setiap kromosom akan
membuka secara progresif dari salah satu ujungnya sehingga ikatan-
ikatan hidrogen yang lemah akan lepas. Setiap belahan molekul DNA
akan lepas dari pilinnya dan memisahkan diri.
b.
Basa-basa nitrogen dari nukleotida-nukleotida bebas yang terdapat dalam
nukleoplasma segera bergabung dengan basa-basa dari rantai DNA yang
terbuka tersebut. Penggabungan basa-basa nitrogen sesuai dengan pola
penggabungan basa. Selanjutnya ikatan-ikatan gula dan fosfat akan
terbentuk lagi, terjadilah tangga tali baru. Rantai polinukleotida tunggal
yang lama merupakan pola untuk menghasilkan rantai penggenap
(komplemen) yang baru.
c.
Pembentukan rantai penggenap itu diteruskan sampai ke ujung lainnya
yang menghasilkan dua buah heliks ganda yang sama seperti aslinya.
Dengan adanya selubung protein, di luar buah heliks ganda akan
terbentuk kromosom yang kemudian disampaikan kepada sel-sel anak
sebagai hasil dari pembelahan sel. Untuk memperjelas proses ini,
perhatikan Gambar 3.5.
Hereditas
75
b. Fungsi DNA
DNA berfungsi menyampaikan informasi genetika dari induk ke generasi
berikutnya dan mengatur perkembangan metabolisme tubuh. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa DNA adalah gen itu sendiri. DNA dapat
juga mengawasi aktivitas-aktivitas sel dengan memerintahkan pembentukan
DNA induk yang akan
mengalami replikasi.
Rantai DNA terbuka
sampai ke ujung setiap
basa N induk mendapat
pasangan basa N yang
baru.
Terbentuk 2 buah DNA
baru yang susunan basa
N-nya sama dengan
induk.
Gambar 3.5
Replikasi DNA
Sumber:
Nature of Life
76
Biologi Kelas XII SMA dan MA
semua macam protein (enzim) di dalam sel. DNA berada di dalam inti sel
dan pada umumnya pembentukan protein terjadi pada ribosom, yaitu pada
sitoplasma. Sehingga, informasi yang ada pada DNA harus diterjemahkan
dahulu oleh suatu senyawa tertentu dan dibawa oleh senyawa tersebut dari
inti ke sitoplasma. DNA akan membentuk senyawa lain dalam menyampaikan
informasi genetik yang akan memerintahkan sintesis protein. Senyawa-
senyawa yang dibentuk oleh DNA, yaitu RNA duta, RNA transfer, dan RNA
ribosom.
1)
RNA-d
RNA-d bertugas menyampaikan informasi genetika dari DNA dalam
bentuk kode-kode genetik dari inti ke ribosom di dalam sitoplasma. Kode
genetika tersebut berupa urutan basa N yang disebut dengan kodon. RNA-d
dibentuk oleh DNA jika dibutuhkan saja. Apabila sudah selesai melaksanakan
tugasnya, RNA-d akan hancur dalam plasma. Molekul RNA-d merupakan
RNA yang terpanjang di dalam sel.
2)
RNA-t
RNA-t dibuat oleh DNA di dalam inti sel, tetapi selalu terdapat dalam
sitoplasma dan ukuran molekulnya sangat kecil. Fungsi RNA-t adalah untuk
mengangkut asam-asam amino ke ribosom yang sesuai dengan kode-kode
yang terdapat pada RNA-d. Setiap asam amino memerlukan RNA-t khusus.
Pada RNA-t, ada dua bagian yang penting, yaitu bagian antikodon (urutan
basa N) yang berhubungan dengan kodon dan bagian lain yang mengikat
asam amino.
3)
RNA-r
RNA-r berfungsi sebagai mesin perakit yang bergerak ke satu arah
sepanjang RNA-d. RNA-r dibuat oleh DNA dari gen khusus dalam kromatin
yang melekat pada nukleolus. RNA-r meskipun tidak digunakan selalu
terdapat dalam ribosom.
2. Struktur RNA
RNA merupakan rantai tunggal yang tersusun atas nukleotida.
Nukleotida RNA tersusun dari gugus fosfat, I gula ribosa, dan 1 basa nitro-
gen. Basa nitrogen pada RNA adalah Purin terdiri atas Adenin (A) dan Guanin
(G), sedangkan Pirimidinnya terdiri atas Sitosin (S) dan Urasil (U). Untuk
lebih jelasnya, perhatikan Tabel 3.2, dan perhatikan pula Gambar 3.6.
Hereditas
77
Gambar 3.6
Struktur RNA
Sitosin
Guanin
Sitosin
Urasil
RNA-d
RNA-t
Adenin
Ikatan Hidrogen
tempat melekatnya
asam amino
G
A
CA
Antikodon
U
C
C
DNA
RNA
Bentuk
Rantai panjang yang tersusun
Rantai pendek yang tersusun
atas 100 ribu – 150 juta
atas 20 ribu – 2 juta nukleotida.
nukleotida.
Fungsi
Penurunan sifat pengatur
Pelaksana dalam proses sintesis
proses sintesis protein.
protein.
Struktur
1) gula
Deoksiribosa
Ribosa
2) Basa N
Purin : A dan G
Purin: A dan G
Pirimidin : S dan T
Pirimidin: S dan U
Keberadaannya
Permanen
Masa periodenya pendek
Kadar
Tidak dipengaruhi aktivitas
Dipengaruhi aktivitas sintesis
sintesis protein.
protein.
Tabel 3.2
Perbedaan DNA dan RNA
Sumber:
Advanced Biology,
Clegg
78
Biologi Kelas XII SMA dan MA
O
O
O
O
NC
C
C
CN
N
CC
H
HH
H
H
H
H
H
P
OH
OH
OH
CH
2
O
O
OO
NN
N
C
CC
OH
OH
OH
OH
P
H
HH
H
H
CH
2
N
CN
N
membran plasma
dinding sel
vakuola
inti
kromosom
DNA
nukleotida
nukleotida
Gambar 3.7
Kedudukan sel - kromosom - DNA - nukleotida
Sumber:
Essentials of Biology,
Hopson
Gen terdiri atas DNA. Jadi, secara kimia gen itu adalah DNA. Jika karena
sesuatu struktur DNA berubah, berubah pulalah sebagian karakter individu
yang dikendalikan oleh gen tersebut. Peristiwa ini sekarang kita kenal sebagai
mutasi. Individu yang mengalaminya disebut mutan. Karena di dalam sel
tubuh kromosom mempunyai pasangan homolog, gen juga digambarkan
berpasang-pasangan. Pasangan gen tersebut disimpulkan dengan huruf yang
sama, baik huruf besar maupun huruf kecil, misalnya AA, Bb, atau cc.
3. Struktur dan Fungsi Gen
Gen adalah unit terkecil dari bahan sifat keturunan, besarnya yaitu antara
4 -50 milimikron. Istilah gen pertama kali dikemukakan oleh W. Johansen,
terdapat dalam kromosom pada bagian kromonema. Jika kromonema dilihat
di bawah mikroskop elektron, akan tampak adanya manik-manik yang berjejer
tidak beraturan. Manik-manik ini disebut kromomer atau lokus. Di dalam
manik-manik ini terdapat protein histon yang mengikat DNA. Tempat
kedudukan gen pada bagian kromosom ini disebut lokus. Terdapat beratus-
ratus lokus di dalam setiap kromosom yang berderet panjang. Diperkirakan
paling sedikit 40.000 gen terdapat di dalam sel tubuh manusia. Jika satu gen
bekerja untuk satu sifat, beribu-ribu pula sifat yang terdapat pada manusia.
Oleh karena itu, kita tidak perlu heran bahwa di dunia ini tidak ada dua
manusia yang sama, bahkan anak kembar satu telur sekalipun. Kedudukan
sel-kromosom-DNA-Nukleotida dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Hereditas
79
Aa
Bb
Cc
A
kromosom
sentromer
B
C
a
b
c
Kromosom digambarkan sebagai garis panjang vertikal dan lokus gen
digambarkan sebagai garis pendek melintang (horizontal) pada garis vertikal
kromosom. Jika pasangan gen AA, Bb, dan cc di atas terletak pada satu
kromosom homolog, dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.8
Letak gen pada kromosom homolog
Gambar 3.9
Letak gen pada kromosom yang tidak homolog
Apabila pasangan gen di atas tidak terletak pada satu kromosom ho-
molog, dapat digambarkan sebagai berikut.
Pasangan gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian, misalnya A
dengan A atau a, B dengan B atau b, C dengan C atau c disebut alel. Gen A
bukan pasangan B karena tidak terletak pada lokus yang sama, maka gen A
bukan alel dari B.
Penulisan huruf besar untuk simbol gen biasanya dimaksudkan untuk
menunjukkan karakter gen yang dominan. Sebaliknya, penulisan gen dengan
menggunakan huruf kecil untuk karakter gen yang resesif.
Gen mengendalikan kegiatan sel melalui sintesis protein. Sintesis pro-
tein ini dilakukan dengan cara membuat substansi tertentu. Substansi ini
kemudian dikirimkan ke sitoplasma, dan berfungsi sebagai cetakan atau
matriks untuk membentuk molekul-molekul protein. Protein-protein ini
merupakan komponen enzim yang mengatur reaksi metabolisme dalam
plasma sel. Diduga setiap gen hanya membuat satu macam komponen enzim.
Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa sifat gen adalah sebagai
berikut.
1)
Substansi tersendiri dalam kromosom.
2)
Mengandung informasi genetis.
3)
Dapat menduplikasikan diri pada waktu pembelahan sel.
Sumber:
Advanced Biology,
Clegg
Sumber:
Advanced Biology,
Clegg
80
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Adapun fungsi gen adalah untuk mengatur perkembangan dan
metabolisme individu serta menyampaikan informasi genetika pada generasi
berikutnya.
a. Gen Ganda
Pada umumnya satu macam gen akan menampakkan satu sifat atau satu
karakter, misalnya kacang ercis gen B lambang untuk biji bulat, gen K untuk
lambang biji warna kuning, tetapi ada beberapa macam gen yang bekerja
sama menampakkan satu sifat atau satu karakter, tetapi gen-gen tersebut
menempati lokus yang berbeda. Gen yang demikian itu disebut gen ganda
atau poligen.
Menurut Davenport, pigmen kulit manusia paling sedikit dikendalikan
oleh dua pasang gen, misalnya orang Negro mempunyai paling sedikit 2
pasang gen. apabila gen untuk pigmen kulit manusia diberi lambang P,
genotipe orang Negro tersebut adalah P
1
P
1
P
2
P
2
, gen P
1
dan P
2
menempati
lokus yang berlainan.
Selain pada pigmen manusia, gen ganda juga banyak dijumpai pada
tumbuhan tingkat tinggi, misalnya gen-gen yang menentukan berat buah,
tinggi pohon, dan kadar gula. Berat buah tomat, misalnya ada yang besar,
sedang, dan kecil. Hal ini karena berat buah ditentukan oleh beberapa pasang
gen. Apabila untuk berat ditentukan oleh 2 macam gen, yaitu A dan B, untuk
tomat yang berbuah paling besar mempunyai berat 60 gram, genotipenya
AA BB dan untuk buah tomat yang terkecil yang mempunyai berat 20 gram
bergenotipe aa bb. Apabila kedua pohon tersebut disilangkan, berapa berat
buah tomat pada F
1
dan F
2
?
1
AA
1
BB
1 bb
1
AA BB
= 20 + 40 = 60 gr
1
AA
bb = 20 + 20 = 40 gr
2
B
b2
AA B
b = 20 + 30 = 50 gr
2
A
a
1
BB
1 bb
2
A
a
BB
+ 20 + 30 = 50 gr
2
A
a bb = 20 + 10 = 30 gr
2
B
b4
A
a
B
b = 20 + 20 = 40 gr
1 aa
1
BB
1 bb
1 aa
BB
= 20 + 20 = 40 gr
1 aa bb = 20 + 0 = 20gr
2
B
b
2 aa
B
b = 20 + 10 = 30 gr
Buah tomat yang bergenotipe
AA BB
= 60 gram
Buah tomat yang bergenotipe
aa bb
= 20 gram –
selisih
= 40 gram
Hereditas
81
Selisih 40 gram karena adanya 4 buah gen dominan (AA BB). Jadi, setiap
1 gen dominan menambahkan 40 : 4 = 10 gram.
P
1
:
AA BB
x
aa bb
60 gram
20 gram
gamet
:
AB ab
F
1
:Aa Bb
beratnya 20 gr + (2 x 10 gr) = 40 gram
P
2
:
Aa Bb
x
Aa Bb
40 gram
40 gram
F
2
:
Perbandingan fenotipe F
2
:
60 gram
:
50 gram
:
40 gram
:
30 gram
:
20 gram
1
:
4
:
6
:
4
:
1
Jika kamu ingin lebih memahami tentang gen ganda, coba selesaikan
masalah berikut ini:
Apabila orang Negro menikah dengan orang kulit putih, bagaimana rasio
genotipe dan rasio fenotipe pada generasi ke-2. jika untuk pigmen ditentukan
oleh gen P
1
dan P
2
.
b. Alel
Tiap pasangan gen yang menunjukkan bentuk alternatif sesamanya
disebut alel, misalnya gen A alel dari a dan sebaliknya atau gen B alel dari b
dan sebaliknya. Harus diingat bahwa jika gen A dan a sealel, A dan a harus
terletak pada lokus yang bersesuaian pada kromosom yang homolog. Jadi,
gen A tidak sealel dangan gen B atau b karena tidak terletak pada lokus yang
bersesuaian walaupun mungkin A dan B atau b terletak pada kromosom yang
homolog.
c. Alel Ganda
Gen umumnya hanya mempunyai dua macam kombinasi dengan
pasangannya, misalnya gen A kombinasinya AA dan Aa. Jadi, satu seri alel
hanya memiliki dua anggota, yaitu A dan a. Namun, ternyata ada juga seri
alel atau pasangan gen yang memiliki lebih dari dua anggota alel, misalnya
tiga atau empat alel. Alel demikian disebut alel ganda. Contoh alel ganda
Tugas3.1
82
Biologi Kelas XII SMA dan MA
kelabu (chinchila)
himalaya
albino
Gambar 3.10
Warna bulu pada kelinci
terdapat pada golongan darah manusia dan warna bulu pada kelinci. Pada
kelinci warna bulu dikendalikan oleh gen C (berpigmen penuh) yang bersifat
dominan, kemudian mengalami mutasi berulang kali dan menghasilkan tiga
macam alel yang menyimpang dari aslinya. Ketiga macam alel tersebut adalah
sebagai berikut.
c
= pigmentasi kurang sekali (albino)
ch = pigmentasi hanya pada bagian ujung-ujung tubuh, yaitu ujung mulut
(moncong), kaki, ekor, dan telinga, sedangkan bagian tubuh lainnya
berwarna putih (Himalaya).
cch = pigmentasi kelabu muda (Chinchila).
Urutan dominansinya dari keempat alel warna bulu kelinci adalah C >
ch > ch > c. Gen-gen ini terletak pada kromosom homolog sehingga akan
membentuk alel ganda. Kemungkinan macam genotipe dan fenotipe warna
bulu kelinci, dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
Tabel 3.3
Macam genotipe dan fenotipe warna bulu kelinci
Macam Genotipe
Macam Fenotipe
CC, Cc
ch
, Cc
h
, Cc
berwarna penuh (normal)
c
ch
c
ch
, c
ch
c
ch
, c
ch
c
Chinchila (kelabu muda)
c
h
c
h
, c
h
c
Himalaya
cc
Albino
normal (berwarna penuh)
Begitu pula untuk golongan darah pada manusia. Golongan darah sistem
A, B, AB, dan O pertama kali ditemukan oleh K. Landsteiner, tahun 1900.
Keempat golongan darah tersebut ditentukan oleh ada atau tidak adanya
aglutinogen dan antibodi. Gen asli untuk golongan darah adalah I =
Isoaglutinogen (menggumpalkan sesamanya). Karena mengalami mutasi, gen
tersebut mengalami perubahan menjadi tiga macam alel, yaitu:
Hereditas
83
I
A
= gen yang mengendalikan aglutinogen A dan bersifat dominan;
I
B
= gen yang mengendalikan aglutinogen B dan bersifat dominan;
i
= gen yang mengendalikan tidak mengandung aglutinogen A dan B,
bersifat resesif.
Jadi, untuk golongan darah sistem A, B, AB, dan O terdapat beberapa
macam genotipe, perhatikan tabel 3.4.
Tabel 3.4
Fenotipe dan genotipe golongan darah sistem A, B, O
Fenotipe
Genotipe
Gol. darah A
I
A
I
A
dan I
A
i
Gol. darah B
I
B
I
B dan
I
B
i
Gol. darah AB
I
A
II
B
Gol. darah O
ii
Jika ibu golongan darah A dan ayah golongan darah B. Bagaimana
kemungkinan golongan darah anak-anaknya.
4. Struktur dan Fungsi Kromosom
Thomas Hunt Morgan (1911), seorang ahli genetika dan ahli embriologi
dari Amerika Serikat (1866-1945), mengamati kromosom lalat buah Droso-
phila melanogaster karena lalat buah cepat berkembang biak, mudah
diperoleh, mudah dipelihara, dan bertelur banyak. Lalat buah mempunyai
kromosom 8 buah atau 4 pasang, yang terdiri atas 3 pasang autosom dan 1
pasang kromosom seks. Kromosom yang mudah diamati berasal dari sel-sel
kelenjar ludah dari larva karena kromosomnya lebih besar jika dibandingkan
dengan kromosom organ lainnya.
a. Jumlah Kromosom
Setiap spesies organisme mempunyai jumlah kromosom yang konstan
dan spesifik, misalnya dalam setiap sel tubuh manusia terdapat 46 kromosom,
pada tikus 40, pada jagung 20, dan pada lalat buah 8. Kita tidak perlu bangga
bahwa di dalam setiap sel kita terdapat 46 kromosom, sedangkan lalat buah
8 karena tidak ada hubungan antara jumlah kromosom dengan “derajat”
makhluk hidup. Demikian pula tidak ada hubungan antara jumlah kromosom
dan ukuran tubuh suatu organisme. Pada sejenis udang, umpamanya, jumlah
sel kromosom dalam setiap sel tubuhnya mencapai 168 buah.
Tugas3.2
84
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Sebagai bahan perbandingan mengenai jumlah kromosom yang tetap dan
khas pada setiap spesies organisme dapat kamu lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.5
Jumlah Kromosom pada Berbagai Organisme
Nama
Jumlah
Nama
Jumlah
Organisme
Kromosom
Organisme
Kromosom
Manusia
46
Belalang
24
Gorila
48
Drosophilla melanogaster
8
Simpanse
48
Drosophila obscura
10
Orang utan
48
Drosophila virillis
12
Siamang
50
Udang
168
Kukang
50
Ascaris
2
Marmot
60
Jangkrik
24
Kelinci
44
Cylops
4
Kuda
60
Rhizopoda
1500
Domba
60
Jamur biasa
4
Kambing
60
Pakis
44
Sapi
60
Tomat
24
Anjing
78
Tembakau
48
Kucing
38
Kentang
48
Tikus (
Ratus
)
42
Kecubung
24
Mencit (
Mus
)
40
Bawang
16
Ayam
40
Nenas
150
Kadal
34
Jagung
20
Katak
26
Gandum
42
Salamander
28
Ercis
14
Kumbang
30
Buncis
14
Nyamuk (
Culex
)
6
Lalat
12
Bakteri (
E.Coli
)1
--
Sumber:
The Study of Biology,
Baker
b. Bagian-Bagian Kromosom
Kromosom dapat diidentifikasi dengan baik pada metafase. Karena
sangat halus, umumnya kromosom hanya dapat diamati dengan
menggunakan mikroskop elektron. Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu
sentromer dan lengan.
Sentromer merupakan bagian kepala kromosom yang berfungsi untuk
bergantung pada gelendong sewaktu sel membelah. Lengan merupakan
badan kromosom itu sendiri, bagian inilah yang mengandung kromonema
berupa benang halus yang berpilin, tempat berderetnya gen-gen. Perhatikan
Gambar 3.11
Hereditas
85
c. Macam-Macam Kromosom
Kromosom mempunyai bermacam-macam bentuk, lihat Gambar 3.12.
Berdasarkan letak sentromernya, terdapat empat macam bentuk dasar
kromosom, yaitu:
1)
telosentris, jika kromosom mempunyai satu lengan;
2)
akrosentris, jika kromosom mempunyai dua lengan, tetapi satu lengan
pendek sekali dibandingkan dengan lengan yang lainnya;
3)
submetasentris, jika kromosom mempunyai dua lengan yang hampir
sama panjangnya;
4)
metasentris, jika kromosom mempunyai dua lengan yang sama panjang.
Selain berdasarkan bentuknya, kromosom juga dapat dibedakan
berdasarkan fungsinya. Menurut fungsinya dalam mengatur jenis kelamin,
terdapat dua macam kromosom, yaitu autosom dan kromosom seks.
Autosom, yaitu kromosom yang tidak berperan dalam menentukan jenis
kelamin, sedangkan kromosom seks, yaitu kromosom yang berperan dalam
menentukan jenis kelamin, biasanya diberi simbol X dan Y.
Cara penulisan kromosom pada individu adalah sebagai berikut. Pada
manusia, misalnya, setiap sel tubuh mengandung 46 buah kromosom, yang
terdiri atas 22 pasang autosom dan 1 pasang kromosom seks. Jika ditulis, 22
AA + XX untuk individu wanita dan 22 AA + XY untuk individu laki-laki.
Namun, pada sel kelamin (gamet) yang memiliki 23 buah kromosom dapat
ditulis 22 A + X untuk sel telur (ovum) dan 22 A + X atau 22 A + Y untuk
sperma (perhatikan Gambar 3.13).
Gambar 3.11
Bagian-bagian kromosom
Gambar 3.12
Berbagai bentuk kromosom
A. Kromosom sel tubuh pada manusia
sentromer
lengan
pendek
rantai DNA
2 buah
kromatid
lengan panjang
B. Bagian-bagian kromosom
telosentris
akrosentris
submetasentris
metasentris
Sumber:
Biology,
Barrett
Sumber:
The Nature of Life,
Postlethwait
86
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Jadi, pada wanita sel telurnya hanya mempunyai satu macam kromosom
seks, yaitu X. Adapun pada laki-laki di dalam spermanya terdapat dua macam
kromosom seks, yaitu X dan Y. Jika terjadi peleburan antara sel telur dan
sperma, akan terjadi kemungkinan kombinasi kromosom sebagai berikut:
1)
sel telur (22A + X) dengan sperma (22A + X) akan membentuk kombinasi
22 AA + XX, berarti akan terlahir individu dengan jenis kelamin wanita;
2)
sel telur (22A + X) dengan sperma (22A + Y) akan membentuk kombinasi
22 AA + XY, berarti akan terlahir individu jenis kelamin laki-laki.
Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa yang menentukan jenis
kelamin anak adalah laki-laki (ayahnya) bukan ibunya karena kromosom seks
Y hanya terdapat pada sperma.
d. Ploidi (Perangkat atau Genom)
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kromosom pada sel tubuh terdapat
dalam keadaan berpasangan. Kromosom yang berpasangan dan mempunyai
bentuk, ukuran, serta komposisi yang sama disebut kromosom homolog. Pada
setiap sel tubuh lalat buah terdapat delapan kromosom. Karena kromosomnya
berpasang-pasangan, setiap sel tubuh terdiri atas empat pasang kromosom
homolog. Adapun pada setiap sel tubuh manusia terdapat 46 buah kromosom
atau 23 kromosom homolog berbeda dengan pasangan kromosom homolog
lainnya. Jumlah macam kromosom disebut dengan ploidi (perangkat atau
genom).
Karena berada dalam sel tubuh, kromosom tersebut berpasang-pasangan
berarti terdiri atas dua set, maka disebut diploid = 2n. Sebaliknya, pada sel
gamet terdapat hanya satu perangkat atau satu set disebut haploid = n.
Kadangkala dalam sel tubuh yang mengalami kelainan, misalnya karena
kanker, jumlah kromosomnya lebih dari dua set, misalnya 3n = triploid,
4n = tetraploid, dan selebihnya disebut poliploid
(lihat Gambar 3.14).
12 3
45
1 23
4 5
6
7
8
9
10
11
12
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
XX
19
20
21
22
XY
b. Kromosom sel somatik seorang pria
a. Kromosom sel somatik seorang wanita
Gambar 3.13
Perbedaan kromosom sel somatik wanita dan pria
Hereditas
87
Gambar 3.14
Monoploid dan Poliploid
B. Peranan DNA dan RNA dalam Pembentukan
Kode Genetika
Pembentukan karakter seseorang berlangsung melalui reaksi-reaksi kimia
yang kompleks. Reaksi kimia itu sendiri dibantu oleh enzim yanga tersusun
atas protein. Oleh karena itu, sintesis protein menentukan karakter dan diatur
oleh gen. Dengan demikian, pertumbuhan karakter pada hakikatnya
mengalami liku-liku yang kompleks dari sintesis protein.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh G.W. Beadle dan E.L. Tatum
(1964) disimpulkan bahwa dalam sintesis protein, meskipun satu gen bekerja
dengan teliti, bukannya tidak mungkin terjadi kesalahan pembentukan pro-
tein (enzim) hal ini
bisa disebabkan
oleh
terjadinya perubahan basa Nitro-
gen pada DNA. Hal
tersebut mer
upakan salah satu mekanisme terjadinya
mutasi gen.
1. Sintesis Protein
Untuk sintesis protein diperlukan beberapa faktor, yaitu:
a.
bahan: asam amino (20 macam);
b.
pelaksana: RNA-d, RNA-t, RNA-r;
c.
enzim: RNA Polimerase;
d.
energi: ATP.
diploid
monoploid
triploid
tetraploid
Sumber:
Advanced Biology,
Clegg
88
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Adapun langkah-langkah sintesis protein adalah sebagai berikut.
a. Transkripsi
Bagian tertentu dari sebuah molekul DNA (sense) dalam inti ikatan
hidrogennya lepas dan menjadi cetakan untuk RNA-d. RNA-d yang terbentuk
merupakan salinan dari kode pada sense. Selanjutnya RNA-d meninggalkan
inti menuju ke ribosom di dalam sitoplasma.
b. Translasi
Beberapa tahap pada proses translasi adalah sebagai berikut.
1)
Di dalam sitoplasma terdapat asam-asam amino dan RNA-t. Tiap molekul
RNA-t memiliki 3 basa nitrogen (antikodon) pada salah satu sisinya, yang
menggambarkan jenis asam amino tertentu yang dapat terlihat pada salah
satu sisi lainnya.
2)
Setiap molekul RNA-t mengambil, mengikat asam amino yang sesuai
dengan kodon, yang memerlukan energi dari ATP.
3)
RNA-t membawa asam amino ke ribosom, 3 basa nitrogennya berpa-
sangan dengan 3 basa nitrogen pada RNA-d (antikodon berpasangan
dengan kodon) yang sesuai.
4)
Selanjutnya RNA-t yang lainnya juga datang membawa asam amino
lainnya. Dua asam amino itu kemudian membentuk ikatan kimia
bersama-sama.
c. Pembentukan Polipeptida
RNA-d bergerak memanjang dan bergeser 3 basa-3 basa . RNA-t pertama
melepaskan diri dari DNA-d dan kembali ke sitoplasma. Sebuah RNA-t ketiga
datang lagi dengan membawa asam amino lainnya lagi dan seterusnya. Proses
ini berlangsung terus-menerus sampai sebuah rantai asam amino atau sebuah
molekul polipeptida terbentuk. Jika ribosom sudah sampai ke ujungRNA-d,
rantai protein telah lengkap dan akhirnya ribosom dan protein memisahkan
diri dari RNA-d. Setelah tugasnya selesai, RNA-t kembali ke sitoplasma dan
selanjutnya dapat dipergunakan kembali untuk sintesis protein berikutnya.
Pembentukan ini sesuai dengan kode-kode pada RNA-d, yang pada dasarnya
adalah salinan dari DNA dalam inti sel. Waktu yang diperlukan untuk merakit
satu molekul hemoglobin diperkirakan satu menit. Untuk lebih jelasnya
mengenai jalannya sintesis protein, perhatikan skema tahap sintesis protein
pada Gambar 3.15.
Hereditas
89
ikatan peptida
metionin
treonin
as. aspartat
UA CU GC
AU G A C G G A U
C
U
A
ribosom
ribosom bergerak
ke samping amino
metionin
as. spartat
treonin
U
G
C
C
U
A
AUGACGG AUU
U
A
C
metionin
treonin
as. spartat
RNA-t
ribosom
AUGACGG AU
ribosom
ribosom
RNA-d
kodon
rantai
polipeptida
3 peptida
RNA-t
1
2
3
(b)
beberapa ribosom menyusun rantai polipeptida
antisense
sense
RNA-duta
sitoplasma
UUG ACGGAU
metionin
treonin
asam aspartat
AT P
AMP
ATP
AMP
AT P
AMP
U
A
C
U
G
C
C
U
A
metionin
treonin
asam aspartat
asam amino
RNA-t
A
A
C
U
G
C
C
U
A
aktivitas
RNA-t
mengikat
asam amino
inti sel
RNA-duta
U
A
G
G
C
A
G
U
U
A
T
C
C
G
T
C
A
A
U
A
G
G
C
A
G
U
U
(I) transkripsi
(II) translasi
(a)
antikodon
Gambar 3.15
Tahap-tahap sintesis
Sumber:
Essentials of Biology,
Hopson
90
Biologi Kelas XII SMA dan MA
2. Kode Genetika
Inti sel, antara lain mengandung asam nukleat, yaitu DNA dan RNA.
Keduanya bertanggung jawab terhadap pembangunan protein dan
mengontrol sifat-sifat keturunan. Tempat sintesis protein adalah di ribosom,
sedangkan DNA terdapat dalam inti. Oleh karena itu, DNA tidak dapat
melaksanakan fungsinya secara langsung, tetapi DNA memberikan instruksi
kepada sel mengenai protein yang akan dibuatnya. DNA berperan sebagai
pemberi perintah untuk menyusun protein, DNA akan membentuk senyawa
lain untuk menyampaikan instruksinya ke ribosom berupa kode-kode yang
merumuskan jenis protein apa yang akan dibuat. Untuk menyampaikan kode-
kode tersebut, DNA membuat senyawa RNA yang dikenal dengan RNA-d.
Protein merupakan senyawa kimia organik yang terdiri atas rangkaian-
rangkaian asam amino yang dihubungkan oleh ikatan polipeptida. Asam
amino yang membentuk protein ada 20 macam. Senyawa DNA mengandung
empat macam basa nitrogen. Keempat basa nitrogen tersebut akan
membentuk kode-kode genetik pada DNA. Kode-kode genetik tersebut terdiri
atas tiga buah basa nitrogen yang dapat mengodekan satu asam amino.
Dengan pengodean tiga basa nitrogen untuk satu jenis asam amino diperoleh
4 x 4 x 4 = 64 kode untuk 20 macam asam amino. Hal ini akan menyebabkan
adanya satu jenis asam amino yang mempunyai lebih dari satu kode, sifat ini
disebut “degenerate”.
Seorang ahli Biokimia, M.W. Nirenberg dan J.H. Matthaei dari Amerika
Serikat, pada tahun 1960 mengadakan percobaan dan memecahkan masalah
tentang kode genetika. Percobaan tersebut, antara lain dengan mencampurkan
salah satu basa nitrogen dari RNA, yang terdiri atas poliurasil. Poliurasil
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam campuran beberapa asam amino
sehingga terbentuk satu asam amino, yaitu fenilalanin. Dengan demikian,
para ahli genetika menafsirkan kode genetik urasil-urasil (UUU) membentuk
fenilalanin. Fenilalanin itu yang akan membentuk protein. Rangkaian basa
nitrogen yang tiga-tiga terdapat pada senyawa DNA disebut kodogen.
Rangkaian basa nitrogen yang tiga-tiga terdapat pada senyawa RNA-d disebut
kodon (triplet) yang akan mengenali asam-asam amino yang harus diikatnya.
Basa nitrogen yang tiga-tiga terdapat pada RNA-t disebut antikodon. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan Tabel 3.6.
Hereditas
91
}
}
}
}
}
}
}
}
Nukleotida kedua
Nukleotida pertama
UC AG
UUU Fenil alanin UCU
UAU tirosin
UGU Cistein
UUC (phe)
UCC
UAC (tir)
UGC (cis)
U
U
Serin (ser)
C
UUA Leusin
UCA
UAA Stop
UGA Stop
A
UUG (leu)
UCG
UAG Stop
UGG tripofan
G
(trp)
CUU
CUU
CAU Histidin
CGU
CUC
CCC
CAC (his)
CGC
U
C
Leusin
Prolin (prol)
Arginin
C
CUA (leu)
CCA
CAA Glutamin
CGA (arg)
A
CUG
CCG
CAG (gln)
CGG
G
AUU
ACU
AAU Asparagin
AGU Serin (ser)
AUC Isoleusin ACC
AAC (asn)
U
(ile)
Threonin
C
A
AUA
ACA (thr)
AAA Lisin (lis)
AGA Arginin
A
AUG Mebionin ACG
AAG
AGG (arg)
G
(met)
GUU
GCU
GAU asam aspar- GGU
GUC
GCC
GAC tat (asp)
GGC
U
Valin (val)
Alanin (ala)
Glisin (gli)
C
G
GUA
GCA
GAA asam gluta-
GGA
A
GUG
GCG
GAG mat (glu)
GGG
G
}
}
}
}
}
}
}
}
}
}
}
Tabel 3.6
Antikodon
1.
Jika di dalam sel akan disusun protein yang terdiri atas asam amino:
isoleusin – fenilalanin – vialin – arginin – histidin – metionin – lisin –
sistein – triptophan – prolin.
a.
Bagaimana urutan basa nitrogen pada RNA–d?
b.
Bagaimana urutan basa nitrogen pada RNA–t?
c.
Bagaimana urutan basa nitrogen pada pasangan DNA yang
melakukan sintesis protein?
d.
Jika DNA tersebut mengadakan replikasi, bagaimana susunan basa
nitrogennya?
2.
Jika urutan basa nitrogen pada rantai sense adalah: TGA – AGC – AAA –
TAT – GCA – TTT – GTT – GGA.
a.
Tentukan urutan basa nitrogen pada RNA–d.
b.
Tentukan urutan basa nitrogen pada RNA–t.
c.
Bagaimana urutan asam amino penyusun protein tersebut?
Tugas3.3
Sumber:
The Nature of Life
92
Biologi Kelas XII SMA dan MA
C. Kaitan Mitosis dan Meiosis dengan Hereditas
Selama sel mengalami pertumbuhan, volume protoplasma sel akan terus
bertambah, sementara membran plasma tidak mengalami pertambahan luas
yang sebanding dengan pertambahan isinya. Dalam keadaan demikian,
diperlukan pembelahan sel yang akan mengurangi volume protoplasma dan
memperluas permukaan membran sel. Sel yang akan membelah biasanya
disebut sel induk, sedangkan sel-sel hasil pembelahan disebut sebagai sel
anak.
1. Mitosis dan Meiosis
Pada organisme multiseluler terdapat dua macam sel, yaitu sel tubuh
(sel somatis) dan sel kelamin (gamet). Setiap sel tubuh mempunyai sejumlah
kromosom yang berpasangan atau 2n. Sel yang mengandung kromosom 2n
tersebut dinamakan sel diploid. Sebaliknya, kromosom pada sel kelamin tidak
berpasang-pasangan atau n. Sel yang mengandung kromosom n tersebut
adalah sel haploid. Sel-sel diploid dan sel-sel haploid tersebut dihasilkan
melalui cara pembelahan sel yang berbeda, yaitu pembelahan mitosis dan
pembelahan meiosis.
a. Pembelahan Mitosis
Pada pembelahan mitosis, setiap sel diploid, yaitu yang mengandung
kromosom 2n, akan menghasilkan dua sel anak yang juga diploid. Pem-
belahan mitosis terjadi pada sel-sel tubuh dan bertujuan memperbanyak sel-
sel tersebut. Hal ini diperlukan pada pertumbuhan jaringan, penggantian
jaringan yang rusak , dan pembiakan organisme secara tak kawin.
Proses pembelahan mitosis terdiri atas beberapa tahap pembelahan, yaitu
profase, metafase, anafase, dan telofase. Setelah selesai satu proses
pembelahan yang menghasilkan dua sel anak, maka sel tersebut mengalami
interfase atau masa “istirahat” di antara dua proses pembelahan.
Pada masa interfase, sel anak akan mengalami pertumbuhan, sintesis
DNA, protein, dan zat-zat lain, serta duplikasi kromosom. Tahap (fase) yang
paling lama ini merupakan masa persiapan untuk pembelahan selanjutnya.
Carilah informasi mengenai waktu yang diperlukan pada siklus sel dari
suatu spesies, lalu buat dalam bentuk tabel.
Waktu yang diperlukan untuk proses pembelahan mitosis bergantung
pada beberapa faktor, antara lain jenis organisme, jenis jaringan, suhu, dan
faktor-faktor lingkungan lainnya.
Tugas3.4
Hereditas
93
1)
Profase
Pada tahap ini membran nukleus dan nukleolus melebur di dalam
sitoplasma, sementara kromatin terpilin secara bertahap menjadi gulungan
yang pendek dan tebal berupa kromosom. Setiap kromosom terdiri atas dua
helai
kromatid
sebagai hasil duplikasi yang tetap saling berlekatan pada bagian
yang disebut
sentromer
.
Setiap pasangan sentriol pada sel hewan bergerak menuju ke kutub-kutub
sel yang berlawanan, diikuti dengan terbentuknya serat-serat gelendong
pembelahan yang tersusun dari mikrotubulus. Pada sel tumbuhan tidak
terdapat sentriol. Namun, serat-serat gelendong pembelahan tetap terbentuk
di antara kedua kutub sel yang berlawanan tersebut.
Perubahan dari satu tahap ke tahap berikutnya pada pembelahan sel
secara mitosis tidak terjadi secara jelas sehingga kerap kali sulit untuk
menentukan waktu dimulai dan berakhirnya suatu tahap. Namun, pada setiap
tahap terdapat ciri-ciri yang khas, perhatikan Gambar 3.16.
Sumber:
Essentials of Biology,
Hopson
profase awal
profase akhir
sentriol
membran plasma
nukleolus
kromosom
membran
sel
sentromer
kromatid
serat
gelendong
pembelahan
mikrotubulus
metafase
anafase awal
anafase akhir
telofase
pasangan
kromosom
nukleolus
bidang
ekuator
membran sel
daerah pembelahan
kromosom
Gambar 3.16
Tahap-tahap pembelahan
mitosis
94
Biologi Kelas XII SMA dan MA
profase
metafase
anafase
telofase
Gambar 3.17
Proses pembelahan mitosis
pada sel bawang
2)
Metafase
Kromosom bergerak ke bidang pembelahan (bidang ekuator) dan berjajar
satu-satu di bidang tersebut. Kromosom ini bergantungan pada serat
gelendong melalui sentromernya masing-masing. Pengamatan tentang jumlah
kromosom paling mudah dilakukan pada tahap ini karena kromosom
memiliki ketebalan yang maksimal dan berada di tengah-tengah sel.
Pada akhir metafase, sentromer membelah dan setiap kromatid
mendapatkan sentromernya masing-masing. Kedua kromatid yang berasal
dari satu kromosom itu pun terpisah. Kini setiap kromatid dapat dikatakan
sebagai kromosom yang baru.
3)
Anafase
Pada anafase awal, setiap kromosom bergerak bertolak belakang terhadap
pasangannya untuk menuju ke kutub masing-masing sambil tetap
bergantungan pada serat gelendong melalui sentromer. Pada tahap anafase
akhir, seluruh kromosom mencapai kutub-kutub sel.
4)
Telofase
Kromosom yang terpilin pendek melepaskan gulungannya menjadi
kromatin yang panjang dan halus, sementara serat-serat gelendong melebur di
dalam sitoplasma bersamaan dengan munculnya kembali nukleolus dan
membran nukleus. Membran nukleus yang baru terbentuk mengelilingi kromatin,
nukleolus, dan sejumlah sitoplasma sehingga dihasilkan nukleus baru.
Pada tahap ini terjadi peristiwa
sitokinesis,
yaitu terbaginya sel induk
menjadi dua sel anak yang meliputi pembagian sitoplasma, ribosom,
retikulum endoplasma, RNA, dan struktur-struktur lainnya.
Peristiwa sitokinesis pada sel
tumbuhan dimulai dengan pemben-
tukan lempeng pemisah yang ter-
susun dari selulosa di bidang ekuator.
Lempeng tersebut akan membentuk
dinding sel primer. Adapun sito-
kinesis pada sel hewan dimulai
dengan terbentuknya lekukan di
daerah ekuator yang makin lama
semakin dalam dan akhirnya mem-
bagi sel menjadi dua sel anak. Untuk
lebih jelasnya, proses pembelahan
mitosis pada sel bawang dapat dilihat
pada Gambar 3.17.
Sumber:
Biology,
Barrett
Hereditas
95
KEGIATAN 3.2
Mempelajari perubahan yang terjadi pada setiap tahapan Mitosis
Mula-mula buatlah bahan untuk
preparat
±
3 hari, seperti gambar di
samping.
a.
Potonglah akar-akar dari bawang merah
±
1 cm, rendam dengan
larutan asetokarmin pada kaca arloji, lalu panaskan dengan hati-
hati sehingga zat warnanya meresap ke dalam akar bawang
tersebut, angkatlah sebelum larutan itu mendidih.
b.
Potonglah dan pisahkan akar tersebut, letakkan pada setetes larutan
asetokarmin yang telah disiapkan pada kaca objek, tutup dengan
kaca penutup, tekan kaca penutup dengan menggulungkan pensil
bulat di atas kaca penutup tersebut.
c.
Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 x, apa yang
kamu lihat, kemudian jawab pertanyaan di bawah ini.
1.
Fase apa saja yang dapat kamu temukan dari preparat tersebut?
2.
Berdasarkan apa kamu bisa mengatakan nama dari fase-fase
pembelahan?
3.
Gambarkan fase-fase pembelahan yang kamu temukan!
4.
Mengapa percobaan ini mengunakan akar bawang?
b. Pembelahan Meiosis
Pembelahan sel secara meiosis terjadi pada sel-sel reproduksi dengan
tujuan menghasilkan sel-sel kelamin. Sel-sel reproduksi merupakan sel-sel
diploid, sedangkan sel-sel kelamin yang dihasilkannya bersifat haploid karena
hanya mengandung separuh dari jumlah kromosom sel induknya. Dengan
demikian, pembelahan meiosis menyebabkan pengurangan jumlah
kromosom sehingga disebut juga pembelahan
reduksi
.
Pengurangan jumlah kromosom tersebut bukan secara acak, melainkan
kromosom-kromosom yang semula berpasangan akan kehilangan pasangan
masing-masing setelah proses pembelahan meiosis. Umpamanya, pada sel
reproduksi manusia terdapat 23 pasang kromosom (terdiri atas 46 kromosom),
maka pada sel kelamin hanya terdapat 23 kromosom yang tidak berpasangan.
air
96
Biologi Kelas XII SMA dan MA
sentrosom
membran nukleus
kromatin
membran
sel
nukleolus
sitoplasma
(1) interfase
kromosom
sentrosom
bivalen
(2) awal profase I
(3) tengah profase I
(4) akhir profase I
(5) metafase I
(6) anafase I
(7) telopase I
(8) profase II
(9) metafase II
(10) anafase II
(11) telopase II
(12) interfase
Gambar 3.18
Tahap-tahap pembelahan meiosis pada sel yang memiliki 2 pasang kromosom
Proses pembelahan sel secara meisosis terdiri atas dua kali pembelahan
berturut-turut, yaitu meiosis I dan II yang tidak diselingi interfase atau
interfase yang singkat tanpa duplikasi kromosom, pada akhir pembelahan
dihasilkan 4 sel haploid.
Tahap-tahap pembelahan tersebut adalah profase I, metafase I, anafase I,
telofase I, profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II, perhatikan Gambar
3.18.
Sumber:
Advanced Biology,
Clegg
Hereditas
97
1)
Profase I
Pada fase ini secara bertahap membran inti melebur, sentrosom berpisah,
dan serat gelendong terbentuk. Namun, ternyata profase pada meisosis lebih
rumit daripada mitosis. Oleh karena itu, pada profase I terjadi beberapa tahap,
yaitu
leptoten
,
zigoten
,
pakiten
,
diploten
, dan
diakinesis
.
a)
Leptoten (gambar 2)
Pasangan kromosom masih berupa kromaton yang panjang dan tipis,
tetapi masing-masing sudah mengalami duplikasi menjadi dua kromatid.
b) Zigoten (gambar 3)
Kromosom homolog mendekati pasangannya , lalu bersatu yang disebut
bivalen.
c)
Pakiten
Tiap kromosom pembentuk sinapsis membelah menjadi dua kromatid.
Berarti pada tiap-tiap kromosom sekarang terdapat empat kromatid yang
disebut tetrad.
d) Diploten
Pasangan kromatid yang berasal dari satu kromosom mulai menjauhi
pasangan kromatid dari kromosom lainnya, kecuali pada kiasma atau titik-
titik persilangan antara kromatid yang satu dan kromatid lain.
e)
Diakinesis (gambar 4)
Pasangan kromatid yang semakin pendek dan menebal itu berpisah dari
pasangan kromatid yang berasal dari kromosom lain.
2)
Metafase I
Berbeda dengan metafase pada mitosis, di sini kromosom yang terdiri
atas dua kromatid tidak berjajar satu-satu, tetapi saling berhadapan dengan
kromosom pasangannya di bidang pembelahan.
3)
Anafase I
Setiap kromosom bergerak menuju kutub yang terdekat melalui jalur
serat gelendong, sementara sentromer pada tiap-tiap kromosom tetap
bergantungan pada serat gelendong pembelahan. Pada akhir fase ini semua
kromosom telah berkumpul di kutubnya masing-masing.
4)
Telofase I
Di kedua kutub sel terbentuk membran nukleus yang mengelilingi
kromosom. Selanjutnya, sel terbelah dua dan masing-masing memperoleh
satu nukleus. Akhir dari tahap ini ditandai dengan terbentuknya dua sel yang
haploid.
98
Biologi Kelas XII SMA dan MA
5)
Profase II
Seperti halnya pada profase I, membran inti kembali melebur dan sentriol
berpisah menuju ke kutub sel yang berlawanan, sementara kromatid-kromatid
penyusun kromosom masih melekat pada sentromernya.
6)
Metafase II
Kromosom bergerak ke bidang pembelahan dan berjajar di bidang
tersebut kemudian diikuti dengan pemisahan kromatid.
7)
Anafase II
Kromatid bergerak meninggalkan bidang pembelahan menuju ke kutub
yang terdekat sambil tetap bergantungan pada serat gelendong melalui
sentromernya masing-masing.
8)
Telofase II
Setelah semua kromatid berkumpul di kedua kutub sel, lalu terbentuk
membran nukleus di sekelilingnya diikuti dengan pembelahan setiap sel
sehingga terjadilah 4 sel haploid baru.
Setelah mempelajari pembelahan mitosis dan meiosis, buatlah tabel
perbedaannya berdasarkan: tujuan, tempat terjadinya, jumlah pembelahan,
jumlah kromosom, susunan gen, jumlah sel anak.
2. Gametogenesis
Gametogenesis atau proses pembentukan gamet terjadi melalui
pembelahan sel-sel reproduksi secara meiosis di dalam alat reproduksi. Pada
individu jantan, peristiwa yang menghasilkan gamet jantan (spermatozoa)
ini disebut
spermatogenesis
, sedangkan pada individu betina disebut
oogenesis
yang akan menghasilkan gamet betina (ovum). Perbandingan spermatoge-
nesis dan oogenesis dapat kamu lihat pada Gambar 3.19.
Tugas3.5
Hereditas
99
2n
2n
2n
2n
2n
2n
2n
2n
nn nn
n
2n
2n
2n
2n
2n
2n
2n
n
2n
nn nn
n
n
sel benih membelah
secara mitosis
spermatogonia
spermatosit
primer
meiosis
pertama
meiosis
kedua
diferensiasi
spermatid
spermatosit
sekunder
sel benih
membelah
secara mitosis
oogonia
oosit primer
meiosis
pertama
meiosis
kedua
oosit
sekunder
sel
kutub
ovum
sel
kutub
sel-sel
kutub
spermatozoa
Gambar 3.19
Perbandingan spermatogenesis dan oogenesis
a. Spermatogenesis
Proses pembentukan spermato-
zoa pada hewan jantan dimulai
dengan pembelahan mitosis terhadap
sel-sel
spermatogonia
(tunggal: sper-
matogonium) pada testis yang meng-
hasilkan spermatosit primer diploid
(2n). Bentuk sperma dapat dilihat
pada Gambar 3.20.
Gambar 3.20
Sperma terdiri atas kepala, leher, dan ekor
Selanjutnya spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis I yang
menghasilkan dua sel
spermatosit sekunder
(n). Pada meiosis II setiap
spermatosit sekunder membelah lagi dan menghasilkan dua
spermatid
.
Dengan demikian, dari setiap spermatosit primer dihasilkan empat sperma-
tid haploid (n), spermatid ini merupakan bakal sperma. Melalui proses sper-
matogenesis, spermatid akan berubah menjadi spermatozoa, yaitu sperma
dewasa yang sempurna dengan penambahan ekor.
Sumber:
Advanced Biology,
Clegg
Sumber:
Biology,
Barrett
100
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Gambar 3.21
Pada spermatogenesis terjadi pembelahan meiosis yang akan menghasilkan 4
sperma (a). Oogenesis akan menghasilkan satu sel telur yang fertil dan tiga polosit yang steril (b)
sel sper-
matogonium
meiosis I
sinapsis
spermatosit
primer (2n)
spermatosit
sekunder (n)
meiosis II
spematid (n)
sperma
sel oogonium (2n)
meiosis I
oosit primer (2n)
sinapsis
badan kutub pertama
oosit sekunder (n)
meiosis II
ootid (n)
badan kutub
kedua
telur (n)
Sumber:
The Study of Biology,
Baker
Setiap sperma terdiri atas kepala, leher, dan ekor. Bagian kepala terdiri
atas inti dan akrosom berisi enzim protease yang berfungsi untuk meluruhkan
dinding sel telur pada saat penetrasi, bagian leher banyak mengandung
mitokondria sebagai penyuplai energi dan bagian ekor terdiri atas
mikrotubula. Spermatozoa meninggalkan testis melalui duktus. Epididimis
yang akan didiaminya selama
±
3 minggu sampai sperma dewasa. Perhatikan
Gambar 3.21.
a.
Coba kamu tuliskan kembali urutan perjalanan sperma dari testis sampai
keluar tubuh.
b.
Diskusikan dengan temanmu mengenai hal berikut ini.
Setiap 1 kali
ejakulasi mengandung
±
5 ml sperma dan cairan sperma untuk seorang laki-
laki dinyatakan tidak mandul jika setiap 1 ml cairan sperma itu mengandung
berapa sperma? Mengapa harus sebanyak itu?
Pada tumbuhan biji, proses pembentukan gamet jantan terjadi di
dalam ruang serbuk sari yang terdapat pada kepala sari. Di dalam ruang
serbuk sari tersebut terdapat
sel-sel induk mikrospora
(
mikrosporosit
) yang
bersifat diploid. Setiap mikrosporosit membelah secara meiosis dan
menghasilkan 4
mikrospora
haploid yang masing-masing akan berkembang
menjadi
serbuk sari,
perhatikan Gambar 3.22.
Tugas3.6
Hereditas
101
Gambar 3.22
Pembentukan tepung sari (Mikrosporogenesis)
Sel-sel haploid hasil pembelahan meiosis ini belum dapat berfungsi pada
pembiakan generatif. Inti dari tiap mikrospora masih harus membelah secara
mitosis menjadi dua inti. Inti pertama merupakan
inti vegetatif
yang berperan
pada pembentukan
buluh serbuk sari
, sedangkan inti kedua adalah
inti generatif
yang akan membelah sekali lagi sehingga dihasilkan dua inti yang berperan
sebagai
inti sperma
(gamet jantan).
b. Oogenesis
Proses pembentukan ovum pada hewan betina berasal dari sel-sel oogo-
nia (tunggal: oogonium) yang terdapat di lapisan permukaan ovarium. Seperti
halnya spermatogonia, sel-sel ini membelah secara mitosis menjadi oosit
primer yang diploid.
Oosit primer mengalami pembelahan meiosis I. Pembelahan ini tidak
membagi dua sitoplasma sama banyak sehingga kedua sel yang dihasilkannya
tidak sama besar. Sel yang lebih besar adalah oosit sekunder, sedangkan sel
yang kecil disebut sel kutub (polosit primer). Sel kutub ini akan menyusut
lalu hilang atau membelah lagi menjadi dua sel kutub baru.
Sumber:
The Nature of Life,
Postlethwait
mikrospora
(sel induk)
meiosis I
4 buah
mikrospora
inti vegetatif
inti generatif
tepung sari
kepala sari
pecah
tepung sari
Kepala sari, 2n
meiosis II
102
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Pada meisosis II terjadi lagi pembagian sitoplasma yang tidak sama
banyak sehingga oosit sekunder membelah menjadi dua sel baru yang tidak
sama besar, yaitu
ootid
yang lebih besar dan
polosit sekunder
yang kecil.
Perkembangan ootid selanjutnya adalah menjadi ovum atau sel telur,
sedangkan polosit akan menyusut. Dengan demikian, pada oogenesis
dihasilkan 1 ovum dan 3 polosit.
Proses pembentukan gamet betina pada tumbuhan biji berlangsung pada
kantung embrio
(gametofit betina) yang terdapat di dalam bakal biji (ovula).
Di dalam kantung embrio itu terdapat
sel induk megaspora
(megasporosit) yang
bersifat diploid, perhatikan Gambar 3.23.
Megasporosit membelah secara meiosis menjadi empat megaspora yang
haploid. Tiga di antaranya menyusut, sedangkan sisanya yang satu akan
membesar, tetapi belum dapat melaksanakan fungsinya pada pembiakan
generatif karena harus mengalami perkembangan selanjutnya.
Sel megaspora mengalami tiga kali pembelahan inti secara mitosis tanpa
diikuti pembagian sitoplasma. Pembelahan inti ini menghasilkan 8 inti hap-
loid yang terdiri atas tiga
antipoda
, dua inti bergabung menjadi satu inti kutub,
dua
sinergid,
dan satu
inti telur
(ovum).
Gamet, yaitu sel kelamin yang sudah matang merupakan mata rantai
penghubung antara induk dan keturunannya secara seksual. Melalui gamet
inilah diwariskan sifat-sifat menurun suatu organisme kepada generasi
berikutnya.
2 inti
membentuk
inti kandung
lembaga
sekunder
ovum
dihasilkan 8
buah inti
dihasilkan 4
buah inti
dihasilkan 2
buah inti
mitosis 3
mitosis 2
mitosis 1
3 buah
melebur
4 buah
megaspora
ovarium
megaspora
(sel induk)
Gambar 3.23
Pembentukan gamet betina
(Makrosporogenesis)
Sumber:
The Nature of Life,
Postlethwait
Hereditas
103
sperma
ovum (n)
fertilisasi
zigot
Sumber:
Biology,
Barrett
Gambar 3.24
Setiap kromosom yang haploid melebur menjadi zigot dengan jumlah
kromosom yang diploid
Ilmuwan yang mula-mula mendalami perihal pewarisan sifat menurun
ini adalah W. S. Sutton (1920), seorang ahli genetika Amerika. Pendapat Sutton
lebih lanjut tentang pewarisan sifat ini adalah sebagai berikut.
1.
Jumlah kromosom yang dikandung oleh sperma maupun ovum adalah
sama, yaitu masing-masing separuh dari jumlah kromosom yang
dikandung oleh sel-sel tubuh.
2.
Organisme baru sebagai hasil peleburan ovum dan sperma mengandung
2 perangkat kromosom (2n) pada setiap sel-sel tubuhnya.
3.
Dalam meiosis, kedua perangkat kromosom memisah secara bebas.
4.
Bentuk dan identitas setiap kromosom adalah tetap sekalipun melalui
proses mitosis maupun meiosis. Begitu pula masing-masing gen sebagai
kesatuan faktor menurun adalah tetap.
Jadi, fertilisasi (peleburan sperma dan ovum merupakan mekanisme
untuk memperbaiki sifat-sifat individu. Perbaikan sifat ini terjadi karena
adanya kombinasi gen-gen yang berasal dari ovum dan sperma, perhatikan
Gambar 3.24.
D. Prinsip Hereditas dan Mekanisme Pewarisan
Sifat
Perhatikan ciri-ciri yang kamu miliki, kemudian bandingkan dengan ciri-
ciri yang dimiliki saudaramu. Adakah perbedaan? Adakah persamaan?
Mengapa hal ini terjadi? Bagaimanakah kamu dapat menghubungkan antara
gen dengan sifat-sifat tersebut?
Petani tanaman hias sudah sejak lama membudidayakan tanamannya
sedemikian rupa sehingga dia menghasilkan varietas-varietas baru.
Pembudidayaan tersebut dilakukan dengan cara menyilang-nyilangkan
tanaman yang berbeda jenisnya, misalnya mawar bunga merah disilangkan
104
Biologi Kelas XII SMA dan MA
dengan mawar bunga putih, hasilnya adalah mawar merah muda; mangga
buah besar, rasa asam disilangkan dengan mangga buah kecil, rasa manis,
diharapkan hasilnya adalah mangga buah besar, rasanya manis.
Bagaimana sebenarnya mekanisme pewarisan sifat tersebut terjadi?
Selanjutnya kita akan mempelajari bagaimana suatu sifat dari induk dapat
ditemukan pada anaknya.
1. Hereditas menurut Mendel
Gamet, yaitu sel kelamin yang sudah matang. Dengan kata lain gamet
merupakan mata rantai penghubung antara induk dan keturunannya secara
seksual. Melalui gamet ini diwariskan sifat-sifat menurun suatu organisme
kepada generasi berikutnya. Di bawah ini adalah hipotesis Mendel mengenai
penurunan sifat.
a.
Setiap sifat dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan (yang
sekarang kita kenal dengan gen), yaitu satu dari individu jantan dan satu
dari individu betina.
b.
Setiap faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya,
misalnya tinggi atau rendah, bulat atau keriput, merah atau putih. Kedua
bentuk alternatif tersebut disebut alel.
c.
Jika pasangan faktor itu terdapat bersama-sama dalam satu tubuh suatu
individu, faktor dominan akan menutup faktor resesif, misalnya genotipe
individu Bb dengan gen B untuk bulat dominan terhadap gen b untuk
keriput, maka fenotipe untuk individu tersebut adalah bulat, genotipenya
bersifat heterozigot.
d.
Pada waktu pembentukan gamet (meiosis), setiap alel berpisah, misalnya
genotipe individu Bb akan menghasilkan gamet yang mengandung gen
B dan gamet yang mengandung gen b. Jadi, akan terbentuk dua macam
gamet.
e.
Individu yang murni mempunyai pasangan sifat (alel) yang sama, yaitu
dominan saja atau resesif saja, misalnya untuk BB pasangan sifat dominan
atau bb untuk pasangan resesif. Genotipe individu tersebut homozigot
BB disebut homozigot dominan dan bb disebut homozigot resesif.
Dari hipotesis-hipotesis itu, Mendel dapat mengembangkan beberapa
hukum. Ada dua hukum yang terkenal, yaitu Hukum Mendel I dan Hukum
Mendel II.
a.
Hukum Mendel I atau hukum segregasi dapat dibuktikan denga
persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).
b.
Hukum Mendel II atau hukum pengelompokan secara bebas dapat
dibuktikan dengan persilangan dihibrid (persilangan dengan dua sifat
beda). Hal ini berlaku untuk semua makhluk hidup baik hewan,
tumbuhan, maupun manusia.
Hereditas
105
B
b
BBB B
b
b
B
bb
b
a. Persilangan Monohibrid
Hukum Mendel I: Hukum Segregasi atau pemisahan secara bebas. Pada
pembentukan gamet, gen yang merupakan pasangan akan disegregasikan
ke dalam sel anak. Untuk memahami hukum Mendel I, marilah kita pelajari
bagan persilangan monohibrid di bawah ini.
1)
Dominansi penuh: gen dominan menutup penuh ekspresi gen dari gen
resesif
Induk (P
1
):
BB
x
bb
genotipe
bulat
keriput
fenotipe
Macam gamet
:
B
b
Keturunan 1 (F
1
):
B
b
bulat
Induk (P
2
):
B
bx
B
b
genotipe
bulat
bulat
fenotipe
Macam gamet
:
B
dan b
B
dan b
Keturunan 2 (F
2
):
Macam genotipe: 3 macam, BB : Bb : bb = 1 : 2 : 1
Macam fenotipe: 2 macam, bulat : keriput = 3 : 1
Dari bagan tersebut terlihat bahwa peristiwa terbentuknya keturunan
berbiji bulat disebabkan oleh hal-hal berikut.
a)
Pada waktu gamet betina (sel telur), alel-alel BB memisah menjadi B dan
B sehingga dalam sel gamet pada tanaman biji bulat hanya mengandung
satu macam alel, yaitu B, sedangkan tanaman jantan (biji keriput) bersifat
homozigot resesif (bb). Alel ini memisah menjadi b dan b pada waktu
pembentukan gamet jantan sehingga gamet jantan hanya mempunyai
satu macam alel, yaitu b. Hal ini membentuk keturunan dengan komposisi
gen Bb (heterozigot). Karena gen B bersifat dominan, fenotipe yang
tampak adalah bulat.
b) Keturunan F
2
menghasilkan biji bulat dan biji keriput dengan
perbandingan 3 : 1. Hal ini disebabkan kedua induk (bb) juga memisahkan
alelnya secara bebas sewaktu pembentukan gamet (b dan b) sehingga
keturunan yang dihasilkan memiliki genotipe BB, Bb, dan bb seperti
tampak pada bagan.
106
Biologi Kelas XII SMA dan MA
M
m
MMM M
m
m
M
mmm
2)
Intermediet: gen dominan tidak mampu menutupi ekspresi alel resesif
secara sempurna atau disebut semidominan atau kodominan.
Induk (P
1
):
MM
x mm
genotipe
merah
putih
fenotipe
Macam gamet
:
M
m
Keturunan 1 (F
1
)
M
m
merah muda
Induk (P
2
):
M
mx
M
m
genotipe
merah muda
merah muda
fenotipe
Macam gamet
:
M
dan m
M
dan m
Keturunan 2 (F
2
):
Perbandingan genotipe
:
MM
:
Mm
:
mm
1:2
:1
Perbandingan fenotipe
:
Merah
:
merah muda
:
putih
1:2
:1
Apabila petani buah mendapati kasus intermediet pada hasil panennya,
bagaimana pendapatmu? Menguntungkan atau merugikan? Jelaskan.
b. Persilangan dihibrid
Mendel II: Hukum pemisahan bebas
Jika dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau
lebih, diturunkannya sifat yang sepasang tak bergantung pada pasangan sifat yang
lain. Pem
buktian hukum ini dipakai pada penyilangan dengan 2 sifat beda
(dihibrid) atau penyilangan dengan banyak sifat beda (polihibrid). Makin
banyak sifat beda makin banyak pula kemungkinan kombinasi gennya. Sebagai
contoh ialah adanya dua pasang gen Aa dan Bb yang terpisah pada dua
kromosom yang berbeda.
Pada waktu meiosis tepatnya pada anafase, kromosom-kromosom ho-
molog akan saling berjauhan, berpisah, dan berpindah pada kutub yang
berbeda. Begitu pula halnya yang terjadi pada kromosom-kromosom yang
mengandung gen Aa dan Bb. Kromosom yang mengandung gen A, akan
berpisah dengan kromosom yang mengandung gen a, kromosom yang
mengandung gen B akan berpisah dengan kromosom yang mengandung gen b.
Tugas3.7
Hereditas
107
B
A
C
c
ABC
ABc
b
C
c
AbC
Abc
B
a
C
c
aBC
aBc
b
C
c
abC
abc
A
B
b
AB
Ab
b
B
b
aB
ab
Dengan demikian, pada pembentukan gamet akan terjadi empat ke-
mungkinan kombinasi gen yang berpasangan secara bebas, yaitu AB, Ab, aB,
ab. Cara menentukan macam gamet adalah sebagai berikut.
1)
Untuk individu dengan dua sifat beda, misalnya Aa Bb
Hasil ada 4 macam gamet,
yaitu:
AB
,
A
b, a
B
, ab.
2)
Untuk individu dengan tiga sifat beda, misalnya Aa Bb Cc
Dihasilkan delapan macam gamet.
a
108
Biologi Kelas XII SMA dan MA
A-B
a-B
C
c
ABC
ABc
C
c
aBC
aBc
3)
Untuk individu bergenotipe
A
a
BB C
c
Dihasilkan empat macam gamet
Jumlah macam gamet dapat diketahui dengan rumus 2
n
, n adalah jumlah
kombinasi gen yang heterozigot. Misalnya:
genotipe Aa macam gametnya 2
1
= 2 macam
genotipe Aa Bb macam gametnya 2
2
= 4 macam
genotipe Aa Bb Cc macam gametnya 2
3
= 8 macam
genotipe Aa BB CC Dd walaupun kombinasi gennya ada 4 pasang, tetapi
hanya mempunyai dua kombinasi gen yang heterozigot, maka macam
gametnya adalah 2
2
= 4 macam, yaitu ABCD, ABCd, aBCD, dan aBCd.
Persilangan Dihibrid (dua sifat beda).
a.
Gen untuk biji bulat (B) bersifat dominan terhadap gen untuk biji kisut
(b).
b.
Gen untuk biji warna kuning (K) dominan terhadap gen untuk warna hijau
(k).
c.
Parental (P) bergenotipe homozigot dominan (BB KK) dan homozigot
resesif (bb kk), yang masing-masing berfenotipe bulat-kuning dan kisut-
hijau
d.
Filial I (F
1
) semua berfenotipe bulat kuning dan bergenotipe BbKk
P
1
:
BB KK
><
bb kk
genotipe
bulat kuning
kisut hijau fenotipe
Gamet
:
BK
bk
F
1
:
B
b
K
k
bulat kuning
P
2
:
B
b
K
k
><
B
b
K
k
genotipe
bulat kuning
bulat kuning
fenotipe
Hereditas
109
Gamet
:
BK
BK
Bk
Bk
bK
bK
bk
bk
F
2
:
BK
BK
BB KK
1
BB K
k 2
B
b
KK
3
B
b
K
k 4
B
k
BB K
k 5
BB
kk 6
B
b
K
k 7
B
b kk 8
b
KB
b
KK
9
B
b
K
k 10
bb
KK
11
bb
K
k 12
bk
B
b
K
k 13
B
b kk 14
bb
K
k 15
bb kk 16
b
K
bk
Macam fenotipe
: 4 macam
1)
bulat kuning
: 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13.
2)
bulat hijau
: 6, 8, 14.
3)
kisut kuning
: 11, 12, 15
4)
kisut hijau
: 16
Rasio fenotipe:
bulat kuning
:
bulat hijau
:
kisut kuning
: kisut hijau
9: 3:3:1
Macam kombinasi genotipe : 9 macam
BB KK, BB Kk, BB kk, Bb KK, Bb Kk, Bb kk, bb KK, bb Kk, bb kk.
Jika tanaman batang tinggi (T), berbunga kuning (K) dan letak bunganya
di ketiak (A). Sifat-sifat tersebut masing-masing dominan terhadap batang
pendek (t), bunga putih (k) dan letak bunga di ujung (a). Kalau tanaman
heterozigot sempurna disilangkan sesamanya, tentukan macam fenotipe dan
genotipe keturunannya.
2. Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Dalam percobaan-percobaan genetika, para peneliti sering menemukan
rasio fenotipe yang ganjil, seakan-akan tidak lagi mengikuti hukum-hukum
Mendel. Misalnya, pada perkawinan antara dua individu dengan 2 sifat beda,
Bk
Tugas3.8
110
Biologi Kelas XII SMA dan MA
ternyata rasio fenotipe F
2
tidak selalu 9 : 3 : 3 : 1. Namun, sering dijumpai
perbandingan-perbandingan 9 : 7 ; 12 : 3 : 1 ; 15 : 1; 9 : 3 : 4; dan lain-lain. Jika
kita teliti betul-betul angka-angka perbandingan di atas, ternyata juga
merupakan penggabungan angka-angka perbandingan Mendel; 9 : (3 + 3 +
1) = 9 : 7; (9 + 3) : 3 : 1 = 12 : 3 : 1; (9+3+3): 1 = 15 : 1; dan (9 : 3 : (3+1) = 9 : 3 :
4 dan seterusnya. Oleh sebab itu, disebut penyimpangan semu karena
sebenarnya masih mengikuti Hukum Mendel.
Penyimpangan semu ini terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih
saling memengaruhi dalam memberikan fenotipe pada suatu individu.
Peristiwa pengaruh-memengaruhi antara 2 pasang gen atau lebih disebut
interaksi gen
. Perbedaan perubahan rasio fenotipe bergantung pada macam
interaksi gennya.
Interaksi gen ada 4 macam, yaitu:
a.
komplementer,
b.
kriptomeri,
c.
epistasis-hipostasis, dan
d.
polimeri.
a. Komplementer
Komplementer adalah peristiwa dua gen dominan saling memengaruhi
atau melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat. Misalnya, ekspresi sifat
warna biji jagung, menurut E.M. East dan H.K. Hayes (1913) adalah hasil
interaksi 2 gen dominan C dan R. Jika C terdapat bersama-sama R, akan
mengekspresikan warna pada kulit biji jagung. Jika C atau R berdiri sendiri
atau sama sekali tidak ada, tidak terbentuk pewarnaan pada kulit biji jagung.
C
– gen penumbuh bahan mentah pigmen.
c
– gen tidak mampu menumbuhkan bahan mentah pigmen.
R
– gen penumbuh enzim pigmentasi kulit.
r
– gen tidak mampu menumbuhkan enzim pigmentasi kulit.
P:
CCRR
< X >
ccrr
berwarna
tidak berwarna
C
c
R
r
(berwarna)
F
2
:F
1
X F
1
, sebagai berikut.
1-
RR
1-
CCRR
berwarna
1-
CC
2-
R
r
2-
CCR
r
berwarna
1-rr
1-
CC
rr
tidak berwarna
Hereditas
111
1-
RR
2-
C
c
RR
berwarna
2-Cc
2-
R
r
4-
C
c
R
r
berwarna
1-rr
2-
C
crr
tidak berwarna
1-
RR
1-cc
RR
tidak berwarna
1-cc
2-
R
r
2-cc
R
r
tidak berwarna
1-rr
1-ccrr
tidak berwarna
Fenotipe:
Berwarna dan tidak berwarna (jadi hanya 2 macam fenotipe).
Rasio fenotipe:
Berwarna (1 + 2 + 2 + 4) = 9
Tak berwarna (1 + 2 + 1 +2 + 1) = 7
Jadi, rasio (perbandingan) fenotipe:
berwarna : tidak berwarna= 9 : 7
b. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa suatu faktor dominan yang baru tampak
pengaruhnya apabila bertemu dengan faktor dominan lain yang bukan
alelnya. Faktor dominan ini seolah-olah tersembunyi (kriptos), misalnya, pada
bunga
Linaria maroccana
.
A –
ada pigmen antosianin.
a
–
tidak ada pigmen antosianin.
B
–
air sel bersifat basa.
b
–
air sel tidak bersifat basa.
Jika kedua gen dominan A dan B hadir dalam satu individu, warna bunga
ungu. Jika gen dominan A saja tanpa gen dominan (B), warna bunga merah.
Jika gen dominan B hadir tanpa gen dominan A dan jika kedua gen dominan
A dan B tidak hadir, warna bunga putih.
Penyilangan
Linaria maroccana
berbunga merah (AAbb) dengan
Linaria maroccana
berbunga putih (aaBB), generasi (F
1
)-nya semua
berbunga ungu. Bagaimana F
2
-nya?
Penyelesaian:
Induk (P)
:
AA
bb <----------- X -----------> aa
BB
merah
putih
Gamet P
:
A
bXa
B
112
Biologi Kelas XII SMA dan MA
pial gerigi (rose)
pial biji (pea)
pial bilah (single)
pial sumpel (walnut)
Gambar 3.25
Macam-macam pial pada ayam
Sumber:
Biology,
Prentice-Hall
Turunan I (F
1
):
A
a
B
b
Ungu
Gamet F
1
:
AB
,
A
b, a
B
dan ab
Turunan II (F
2
):F
1
X F
1
1
AABB
1
AA
bb
1 aa
BB
1 aabb
2
AAB
b2
A
abb
2 aa
B
b
2
A
a
BB
4
A
a
B
b
9 ungu
3 merah
3 putih
1 putih
Rasio fenotipe F
2
: ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4
Kriptomeri sesungguhnya baru dipecahkan secara genetis pada tahun
1906 oleh William Bateson dan R.C Punnet pada karakter jengger ayam.
Ada 4 macam bentuk jengger ayam, yaitu rose, single, pea, dan walnut.
(Gambar 3.25)
1)
Rose (mawar/gerigi) terdapat pada ayam Wyandotte.
2)
Single (tunggal/bilah) terdapat pada ayam Leghorn.
3)
Pea (kacang/biji) terdapat pada ayam Brahma.
4)
Walnut (sumpel) terdapat pada ayam hasil silangan dari ayam berjengger
rose dengan ayam berjengger pea.
Jika ayam berpial/jengger mawar homozigot disilangkan dengan ayam
berpial biji homozigot, pada F
1
karakter jengger kedua induk (P) hilang atau
tersembunyi (kriptos), muncul karakter jengger baru, yaitu walnut (sumpel).
Bagaimana F
2
-nya?
Ayam berpial rose bergenotipe
: RRpp atau Rrpp
Ayam berpial pea bergenotipe
: rrPP atau rrPp
Ayam berpial walnut bergenotipe : RRPP atau RRPp atau RrPP atau RrPp.
Ayam berpial single bergenotipe
: rrpp
Hereditas
113
P (induk)
:
RRpp <
X
>
rrPP
rose
pea
Gamet P
:
RP
rP
RrPp
Walnut
F
2
: F
1
X F
1
Gamet F
1
:
P
RP
R
p
Rp
P
rP
r
p
rp
Hasil F
2
:
RP
R
pr
P
rp
RP
RRPP
RRP
p
R
r
PP
R
r
P
p
R
p
RRP
p
RR
pp
R
r
P
p
R
rpp
r
PR
r
PP
R
r
P
prr
PP
rr
P
p
rp
R
r
P
p
R
rpp
rr
P
p
rrpp
Cara lain:
1 RRPP
1 RRpp
1rrPP
1rrpp
2 RrPP
2 Rrpp
2 rrPp
3 RRPp
4 RrPp
9 walnut
3 rose
3 pea
1 bilah
Rasio fenotipe : Walnut : Rose : Pea : bilah = 9 : 3 : 3 : 1
Penyimpangan semu Hukum Mendel bukan terletak pada rasio
fenotipenya. Akan tetapi, penyimpangan terjadi pada:
1)
fenotipe F
1
tidak sama dengan kedua induknya, baik induk jantan
maupun induk betinanya;
2)
F
2
menghasilkan fenotipe baru (tidak sama dengan P ataupun F
1
), yaitu
ayam berpial bilah (single).
114
Biologi Kelas XII SMA dan MA
}
c. Epistasis dan Hipostasis
Peristiwa epistasis dan hipostasis pertama kali ditemukan oleh E.W.
Sinnot pada sifat warna buah labu (
Cucurbita pepo
). Epistasis-hipostasis adalah
peristiwa dengan
dua faktor yang bukan pasangan alelnya dapat memengaruhi
bagian yang sama dari suatu organisme. Namun, pengaruh faktor yang satu
menutup ekspresi faktor lainnya.
Sifat yang menutup disebut
epistasis
dan yang ditutup disebut
hipostasis
.
Jika faktor yang menutup adalah gen dominan, disebut
epistasis dominan
.
Umpamanya gen A menutup ekspresi gen B dan b. Jika faktor yang menutup
adalah gen resesif, disebut
epistasis resesif
. Umpamanya gen aa epistasis
terhadap gen B dan b.
Adanya bermacam-macam bentuk epistasis ini menyebabkan pula
modifikasi rasio fenotipe yang bermacam-macam pada F
2
. Contoh epistasis
dominan dapat dilihat pada tanaman sejenis gandum. Pada tanaman sejenis
gandum, faktor dominan H (hitam) epistasis terhadap faktor dominan K
(kuning). Jadi, faktor K bersifat hipostasis, ekspresinya tertutup, dan tidak
muncul jika terdapat bersama-sama dengan faktor H.
Pada penyilangan gandum berkulit biji hitam dengan gandum berkulit
biji
kuning, ternyata semua gandum pada F
1
berkulit biji hitam. Bagaimana
F
2
-nya?
Kamu
tentu menduga bahwa fenotipe F
2
adalah hitam dan kuning
dengan rasio 3 : 1,
seperti pada penyilangan monohibrid. Ternyata tidak
demikian, pada F
2
dihasilkan gandum berkulit biji : hitam, kuning, dan putih
dengan rasio 12 : 3 : 1 Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Induk (Parental)
:
HHkk <
X
>
hhKK
(hitam)
(kuning)
Keturunan I (Filial)
HhKk
F
1
(hitam)
Keturunan II (F
2
): F
1
X F
1
F
2
1KK
1HHKK
1 HH
2 Kk
2HHKk
1kk
1HHkk
Hitam
1KK
2HhKK
2 Hh
1Kk
4HhKk
1kk
2Hhkk
Hereditas
115
1KK
1 hhKK
1hh
2Kk
2 hhKk
1 kk
1hhkk
> Putih
Rasio fenotipe hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1
Contoh Epistasis resesif:
Pada tikus, warna bulu yang hitam dikendalikan oleh gen R dan C
bersama-sama, sedangkan rr dan C menyebabkan warna krem. Jika ada gen
cc, tikus itu menjadi albino.
Perkawinan antara tikus hitam homozigot dan tikus albino, menghasilkan
F
1
semua hitam. Perkawinan antar-F
1
menghasilkan F
2
hitam, krem, dan al-
bino dengan perbandingan 9 : 3 : 4.
P
:
RRCC
X
rrcc
(hitam)
(albino)
F
1
:
RrCc
X
RrCc
(hitam)
(hitam)
Gamet F
1
:R
CR
C
Rc
Rc
rC
rC
rc
rc
F
2
:
R
C
R
cr
C
rc
RC
RRCC
RRC
c
R
r
CC
R
r
C
c
(hitam)
(hitam)
(hitam)
(hitam)
R
c
RRC
c
RR
cc
R
r
C
c
R
rcc
(hitam)
(albino)
(hitam)
(albino)
r
CR
r
CC
R
r
C
crr
CC
rr
C
c
(hitam)
(hitam)
(krem)
(krem)
rc
R
r
C
c
R
rcc
rr
C
crrcc
(hitam)
(albino)
(krem)
(albino)
Rasio fenotipe hitam : krem : albino = 9 : 3 : 4
}
kuning
116
Biologi Kelas XII SMA dan MA
d. Polimeri
Polimeri adalah peristiwa dengan beberapa sifat beda yang berdiri sendiri
memengaruhi bagian yang sama dari suatu individu. Karakter polimeri
pertama kali diperkenalkan oleh H. Nilson-Ehle pada tahun 1913 di Swedia.
Peristiwa polimeri ini ditemukan pada tanaman gandum. Pada tahun yang
sama di Amerika, R.A. Emerson dan E.M. East melakukan percobaan polimeri
pada tanaman jagung, sedangkan polimeri pada manusia pertama kali
diperkenalkan oleh Davenport pada karakter pigmentasi kulit.
Contoh polimeri:
Pada penyilangan antara gandum berbiji merah dan gandum berbiji
putih, dihasilkan F
1
semua gandum berbiji merah. Namun, derajat
kemerahannya berbeda dengan induknya. Selanjutnya dilakukan penyilangan
antar-F
1
. Hasilnya F
2
terdapat dua macam warna biji merah dan putih dengan
perbandingan 15 : 1, dengan derajat kemerahan yang sangat bervariasi.
Induk (P)
:
M
1
M
1
M
2
M
2
<
X
>m
1
m
1
m
2
m
2
(merah)
(putih)
Gamet P
:
M
1
M
2
m
1
m
2
Filial (F
1
):
M
1
m
1
M
2
m
2
<
X
>
M
1
m
1
M
2
m
2
(merah)
(merah)
Gamet F
1
:
M
1
M
2
,
M
1
m
2
,m
1
M
2
,
M
1
M
2
,
M
1
m
2
,m
1
M
2
,
dan m
1
m
2
dan m
1
m
2
Filial (F
2
):
1
M
1
M
1
M
2
M
2
1
M
1
M
1
m
2
m
2
1 m
1
m
1
M
2
M
2
1 m
1
m
1
m
2
m
2
2
M
1
M
1
M
2
m
2
2
M
1
m
1
m
2
m
2
2 m
1
m
1
M
2
m
2
2
M
1
m
1
M
2
M
2
4
M
1
m
1
M
2
m
2
9 merah
3 merah
3 merah
1 putih
Rasio fenotipe merah : putih = 15 : 1
Hereditas
117
Contoh polimeri yang lain:
Pada tanaman tomat ada 3 pasang gen (gen ganda) yang mengawasi berat
buah. Tanaman dengan genotipe AABBCC menghasilkan buah yang besar
dengan berat rata-rata 70 gram. Genotipe aabbcc menghasilkan buah kecil
dengan berat rata-rata 40 gram. Jika diadakan penyilangan antara kedua
genotipe tersebut, berapa gramkah berat rata-rata F
1
? Berapa gramkah berat
yang ditambahkan untuk setiap gen dominan? Bagaimana rasio fenotipe F
2
?
Penyelesaian
:
Induk (P) :
AABBCC
<
X
> aabbcc
70 gram
40 gram
Gamet P
:
ABC
abc
F
1
(Filial I)
:
A
a
B
bCc
<
X
>
A
a
B
b
C
c
Gamet F
1
:
ABC
,
AB
c,
A
b
C
,
A
bc,
ABC
,
AB
c,
A
b
C
,
A
bc
a
BC
,a
B
c,ab
C
,abc
a
BC
,a
B
c,ab
C
,abc
F
2
(Filial II) :
1
CC
1
AABBCC
(1)
1
BB
2
C
c
2
AABBC
c (2)
1 cc
1
AABB
cc
(3)
1
CC
2
AAB
b
CC
(2)
1
AA
2
B
b
2
C
c
4
AAB
b
C
c (3)
1 cc
2
AAB
bcc
(4)
1
CC
1
AA
bb
CC
(3)
1 bb
2
C
c
2
AAbbC
c (4)
1 cc
1
AA
bbcc
(5)
1
CC
2
A
a
BBCC
(2)
1
BB
2
C
c
4
A
a
BBC
c
(3)
1 cc
2
A
a
BB
cc
(4)
1
CC
4
A
a
B
b
CC
(3)
2
A
a
2
B
b2
C
c
8
A
a
B
b
C
c
(4)
1 cc
4
A
a
B
bcc
(5)
1 cc
2
A
a
B
bcc
(4)
1 bb
2
C
c
4
A
abb
C
c
(5)
1 cc
2
A
abbcc
(6)
118
Biologi Kelas XII SMA dan MA
1 CC
1 aa
BBCC
(3)
1 BB
2 Cc
2 aa
BBC
c
(4)
1 cc
1 aa
BB
cc
(5)
1 CC
2 aa
B
b
CC
(4)
1 aa
2Bb
2 Cc
4 aa
B
b
C
c
(5)
1 cc
2 aa
B
bcc
(6)
1 CC
1 aabb
CC
(5)
1 bb
2 Cc
2 aabb
C
c
(6)
1 cc
1 aabbcc
(7)
AABBCC
=
70 gram
aabbcc
=
40 gram
–
6 gen dominan
=
30 gram, jadi 1 gen dominan menambahkan
berat: 30 gram
––––––––
= 5 gram
6
Genotipe F
1
adalah AaBbCc, mengandung 3 gen dominan. Setiap 1 gen
dominan menambah berat 5 gram. Jadi, berat buah rata-rata F
1
adalah: 40 gram
+ (3 x 5 ) gram = 55 gram
Tabel F
2
:
Jumlah Gen
Berat Buah
Frekuensi
Dominan
Rata-Rata (gram)
0
40 + 0 = 40
1
1
40 + 5 = 45
6
2
40 + 10 = 50
15
3
40 + 15 = 55
20
4
40 + 20 = 60
15
5
40 + 25 = 65
6
6
40 + 30 = 70
1
Jadi, fenotipe F
2
adalah :
40 gr : 45 gr : 50 gr : 55 gr : 60 gr : 65 gr : 70 gr = 1 : 6 : 15 : 20 : 15 : 6 : 1
Hereditas
119
3. Pola-Pola Hereditas
Pada kenyataannya, dalam penelitian-penelitian lebih lanjut sering
dijumpai penyimpangan-penyimpangan. Penyimpangan tersebut disebabkan
oleh adanya tautan dan pindah silang, determinan seks, tautan seks, kegagalan
berpisah, dan gen letal.
a. Tautan dan Pindah Silang
Gen terletak secara linear pada lokus tertentu. Pada saat terjadinya meio-
sis, gen-gen yang berada dalam kromosom tersebut memisah secara bebas.
Pada saat meiosis inilah terjadi peristiwa tautan dan pindah silang.
1)
Tautan
Tautan adalah peristiwa ketika gen-gen yang terletak pada kromosom
yang sama dapat memisahkan diri secara bebas waktu pembelahan meiosis.
Peristiwa tautan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli genetika dan
embriologi dari Amerika, yaitu Thomas Hunt Morgan pada tahun 1910. Berkat
penemuannya, pada tahun 1933 Morgan menerima hadiah Nobel dalam
bidang Biologi dan Kedokteran. Objek penelitian Morgan adalah lalat buah
(
Drosophila melanogaster
). Alasan digunakan lalat buah adalah sebagai berikut.
1)
Siklus hidupnya pendek (sekitar 10 hari untuk setiap generasi).
2)
Sepasang parental dapat menghasilkan beberapa ratus keturunan (seekor
betina bertelur 50-70 butir per hari, dengan kemampuan bertelur
maksimum 10 hari).
3)
Jumlah variannya banyak.
4)
Mudah dipelihara dalam medium yang sederhana (tape singkong dan
pisang matang dengan perbandingan 1 : 6 yang dicampurkan sampai
homogen).
Morgan melakukan percobaan untuk membuktikan adanya tautan pada
kromosom dengan mengawinkan berbagai macam varietas yang terdapat
pada lalat
Drosophila melanogaster
. Morgan mengawinkan lalat buah betina
normal, yaitu tubuhnya berwarna kelabu (K) dan sayapnya panjang (P)
dengan lalat buah jantan yang abnormal, yaitu tubuhnya berwarna hitam
(k), sayapnya pendek (p). Diperoleh F
1
lalat buah berwarna kelabu sayapnya
panjang semua. Selanjutnya F
1
di-
testcross
-kan dengan induk yang bergenotipe
homozigot resesif. Pada F
2
diperoleh lalat buah yang tubuhnya berwarna
kelabu sayap panjang dan lalat buah tubuhnya berwarna hitam sayap pendek.
Jadi, perbandingan fenotipe F
2
adalah 1 : 1. Perbandingan itu menyimpang
dari Hukum Mendel II.
120
Biologi Kelas XII SMA dan MA
1)
Penyilangan menurut Mendel
P
1
:
KKPP
><
kkpp
(kelabu sayap panjang)
(hitam sayap pendek)
G:
K
Pkp
F
1
:
K
k
P
p
(kelabu sayap panjang)
P
2
:
K
k
P
p
><
kkpp
G:
KP
kp
K
p
k
P
kp
F
2
:
K
kPp
K
kpp,
kk
P
p,
kkpp
kelabu sayap kelabu sayap hitam sayap
hitam sayap
panjang
pendek
panjang
pendek
2)
Penyilangan menurut Morgan
P
1
:
KK PP
><
kkpp
KKk
k
PPp
p
kelabu sayap panjang
hitam sayap pendek
Gamet P
1
: KP.
kp.
Kk
Pp
KkPp
Kk
Pp
kelabu sayap panjang
Hereditas
121
P
2
: Test cross
Kk
Pp
><
kk
pp
Kkkk
Pppp
kelabu sayap panjang
hitam sayap pendek
Gamet P
2
: KP dan kp
kp.
Kk
k
dan
Pp
p
F
2
:
Kk Pp dan kk pp
Kkkk
Pppp
kelabu sayap panjang
hitam sayap pendek
Menurut Mendel, persilangan lalat buah diperoleh dengan perbandingan
fenotipe 1 : 1 : 1 : 1 karena gamet yang terbentuk ada 4 macam dari salah satu
induknya. Hal ini disebabkan kromosom yang mengandung gen K atau k,
gen P atau p pada waktu meiosis bergerak ke kutub masing-masing yang
sama besarnya. Keempat alel tersebut terdapat pada kromosom yang
berlainan (berbeda). Pada waktu itu Mendel sama sekali belum mengetahui
tentang kromosom dan secara kebetulan kedua pasang gen yang dipakai
dalam percobaan, masing-masing terletak pada kromosom yang berlainan.
Dengan demikian, pada waktu pembentukan gamet akan terjadi pemisahan
secara bebas (Hukum Mendel II). Akan tetapi, pada persilangan lalat buah
menurut Morgan, bahwa gen K-k dan P-p terletak pada kromosom yang sama
yang dikenal dengan
berangkai tautan
. Karena gen-gen tersebut terletak pada
kromosom yang sama pada waktu pembentukan gamet, kedua gen tersebut
tidak memisah secara bebas dan cenderung untuk diturunkan bersama.
Tautan
(
linkage
) adalah peristiwa terjadinya dua gen atau lebih terletak
pada satu kromosom yang sama dan tidak dapat memisahkan diri secara
bebas pada waktu meiosis. Terjadinya tautan karena gen-gen yang
mengendalikan dua sifat beda atau lebih terletak pada kromosom yang sama
dan lokusnya berdekatan.
122
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Aa
B
duplikasi
b
AA
BB
aa
bb
AA
BB
aa
bb
AA
BB
aa
bb
pemisahan
Hasil persilangan lalat buah menurut Mendel antara F
1
dan salah satu
induknya yang homozigot resesif (
test cross
) adalah KkPp, Kkpp, kkPp dan
kkpp. Genotipe yang sama dengan induknya adalah KkPp dan kkpp disebut
kombinasi parental
(KP) sebanyak 50%, sedangkan genotipe Kkpp dan kkPp
merupakan kombinasi baru atau
rekombinasi
(RK) sebanyak 50%.
Menurut Morgan hasil persilangan antara F
1
dan salah satu induknya
yang homozigot resesif (
test cross
), yaitu KkPp dan kkpp merupakan
kombinasi parental (KP) sebanyak 100%, pada persilangan ini tidak dihasilkan
rekombinasi (RK). Dari kedua peristiwa tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa apabila KP > 50% dan RK < 50% berarti terjadi tautan dan apabila KP
= RK = 50% berarti gen terletak pada kromosom yang berlainan. Persentase
rekombinasi menunjukkan kuat lemahnya tautan antara gen-gen yang
terdapat pada kromosom yang sama sehingga dapat menunjukkan jarak
antara kedua gen tersebut.
2)
Pindah Silang (Crossing Over)
Pindah silang adalah peristiwa bertukarnya bagian kromosom satu
dengan kromosom lainnya yang homolog, ataupun dengan bagian kromosom
yang berbeda (bukan homolognya). Peristiwanya kerap terjadi pada gen-gen
yang tertaut, tetapi mempunyai jarak lokus yang berjauhan dan terjadi pada
waktu meiosis.
Peristiwa pindah silang selain ditemukan oleh Morgan, juga dilaporkan
oleh G.N. Colling dan J.H. Kemton pada tahun 1911. Peristiwa pindah silang
ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Misalnya gen-gen A dan b tertaut pada kromosom yang sama alelnya adalah
a dan b. Jadi, genotipenya dapat ditulis AaBb. Berapa macam gametnya jika:
a)
tidak terjadi pindah silang;
b) terjadi pindah silang.
Jawab:
a)
Jika tidak terjadi pindah silang
Pada pembentukan gamet, ketika terjadi peristiwa meiosis, kromosom
akan menduplikasi diri (membuat duplikatnya) kemudian saling
memisahkan diri sehingga dari satu sel induk terbentuk 4 gamet, tetapi
macamnya hanya 2, yaitu AB dan ab.
Hereditas
123
kelabu sayap panjang
hitam sayap pendek
kelabu sayap panjang
kelabu sayap panjang
hitam sayap pendek
K
P
K
P
k
p
k
K
P
k
p
k
p
k
p
kelabu bersayap
panjang
kelabu bersayap
pendek
hitam bersayap
panjang
hitam bersayap
pendek
KP = 40%
RP = 20%
KP = 40%
K
P
k
p
K
P
K
p
k
p
k
p
K
P
K
p
k
P
k
p
k
p
K
p
k
p
K
p
k
p
k
P
k
p
k
p
k
p
AA
BB
aa
bb
Aa
B
duplikasi
b
AA
BB
aa
bb
AA
BB
aa
bb
pemisahan
AA
BB
aa
bb
b) Jika terjadi pindah silang
Pada pembentukan gamet, kromosom akan menduplikasi diri sehingga
AB akan membentuk AB, dan AB akan membentuk ab. Namun, sebelum
pemisahan kromosom, terjadi pindah silang. Satu kromosom dengan
kromosom homolognya saling menyimpang dan terjadi pertukaran,
berarti pula pertukaran gen-nya. Maka, untuk genotipe AaBb (AB tertaut)
terbentuk 4 macam gamet, yaitu AB, Ab, aB, ab.
Rekomendasi gen-gen dapat juga menunjukkan terjadinya pindah silang
pada waktu profase dalam meiosis, yaitu pada waktu pembentukan gamet.
Contoh lain tautan dan pindah silang pada lalat
Drosophilla melanogaster
adalah
seperti yang terlihat pada Gambar 3.26.
Gambar 3.26
Peristiwa tautan dan pindah silang
Drosophilla melanogaster
Sumber
:
The Study of Biology,
Baker
124
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Pada waktu pembentukan gamet F
1
terjadi pertukaran antarbagian
kromatid, yaitu pada waktu profase pembelahan meiosis yang diikuti oleh
patahnya dan melekatnya kembali kromatid-kromatid tersebut. Gen-gen yang
terdapat pada segmen kromosom tersebut bertukar dengan gen-gen yang
terdapat pada segmen kromosom pasangannya.
F
1
mengandung dua gen K-k dan P-p. Kedua pasang gen tersebut terdapat
pada kromosom yang homolog. Karena terjadi pindah silang, gamet yang
terbentuk ada 4 macam, yaitu KP, Kp, kP dan kp. Gamet KP dan kP merupakan
gamet asli, sedangkan gamet Kp dan kp merupakan gamet hasil kombinasi
baru (rekombinasi). Untuk menguji adanya pindah silang, diadakan uji silang
(
test cross
) antara F
1
dengan induk-induk yang homozigot resesif. F
2
terdiri
atas genotipe kombinasi parental (KP) sebanyak 80% dan genotipe
rekombinasi (RK) sebanyak 20%. Morgan mengatakan bahwa jarak gen yang
berangkai akan sebanding dengan nilai pindah silang. Misalnya, nilai pindah
silang 1%, maka jarak kedua gen tersebut adalah 1 unit. Nilai pindah silang
adalah angka yang menunjukkan persentase rekombinasi dari hasil
persilangan. Rekombinasi F
2
adalah 20%. Jadi, jarak antara kedua gen tersebut
adalah 20 unit atau 20 satuan peta. Makin jauh jarak antara gen tersebut,
makin besar kemungkinan terjadinya pindah silang. Pindah silang merupakan
peristiwa yang umum terjadi pada makhluk hidup begitu pula tautan yang
merupakan penyimpangan Hukum Mendel.
Peta Kromosom
Telah kita ketahui bahwa gen-gen terletak di dalam kromosom, di dalam
satu kromosom terdapat beratus-ratus bahkan beribu-ribu gen. Gen-gen ini
terletak pada lokus-lokus yang berderet memanjang sesuai dengan panjang
kromosom. Lokus satu dengan lokus lainnya mempunyai jarak yang berbeda.
Ukuran yang dipakai untuk menentukan jarak antara lokus pada kromosom
disebut
unit
, ukuran yang sangat halus tidak dapat dilihat. Oleh karena itu,
jarak antara batas lokus satu dan lokus lainnya belum pasti hingga sekarang.
Jadi, ukuran unit itu adalah ukuran khayal, hanya untuk memudahkan
perhitungan genetik.
Sentromer pada umumnya dianggap sebagai titik pangkal dan diberi
angka 0, maka jarak gen (lokus) pada kromosom tersebut dihitung dari angka
0 (lihat Gambar 3.27). Misalnya, gen A adalah 10,5 unit, berarti gen A ini
berjarak 10,5 dari titik 0, kemudian misalnya gen B berjarak 11,5 unit, berarti
gen B berjarak 11,5 unit dari titik 0. Berapakah jarak A - B? Jarak A - B ialah
11,5 - 10,5 = 1 unit. 1 unit disebut 1 mM (mili Morgan)
Hereditas
125
KEGIATAN 3.3
Kalau AaBb di atas disilangkan dengan aabb (
test cross
), persentase masing-
masing keturunannya akan dapat dihitung. Jarak A - B sudah diketahui =
1 mM (mili Morgan), berarti kombinasi baru (rekombinasi/RK) = 1%. Jadi,
kombinasi asli (kombinasi parenta KP) = 100% - 1% = 99% sehingga masing-
masing keturunan mempunyai persentase.
1.
AaBb
=
49,5% . . . . kombinasi parental
(KP)
2.
Aabb
=
0,5% . . . . rekombinasi
(RK)
3.
aaBb
=
0,5% . . . . rekombinasi
(RK)
4.
aabb
=
49,5% . . . . kombinasi parental
(KP)
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada peristiwa tautan:
a.
kombinasi parental > dari 50%, sedangkan rekombinasi < 50%;
b.
makin kecil persentase rekombinasi (RK), berarti makin rapat jarak
lokusnya.
sentrometer
A
B
10,5
0,0
11,5
a
b
0,0
Gambar 3.27
Jarak peta kromosom A dan B
A. Dalam sebuah kelenjar kelamin terjadi pembelahan meiosis. Sel
yang membelah bergenotipe MmNn, M dan N terjadi tautan.
1.
Jika tidak terjadi pindah silang, bagaimana macam gamet
yang dihasilkan? berapa perbandingannya?
2.
Jika 40% sel yang membelah mengalami pindah silang. Hitung
rasio antara kombinasi parental dan rekombinasi yang
terbentuk.
B.
Tanaman buah besar rasa manis bergenotipe BBMM disilangkan
dengan tanaman buah kecil rasa asam (bbmm), F
1
: 100% buah
besar rasa manis. F
2
: terdiri atas 75% buah besar rasa manis : 25%
buah kecil rasa asam.
1.
Mengapa hasilnya demikian? Coba kamu buat diagram
persilangannya.
Sumber
:
Biology,
Barrett
126
Biologi Kelas XII SMA dan MA
2.
Dari turunan pertama (F
1
) disilangkan dengan induk yang
resesif, ternyata diperoleh keturunan: 350 buah besar rasa
manis : 150 besar rasa asam : 150 buah kecil rasa manis : 350
buah kecil rasa asam.
Hitunglah berapa persen sel yang membelah mengalami
pindah silang.
b. Determinasi Seks
Berdasarkan hasil berbagai penelitian diketahui bahwa jenis kelamin
merupakan sifat yang diwariskan dari generasi ke generasi dengan
mekanisme seperti penurunan sifat-sifat lainnya. Telah diketahui bahwa jenis
kelamin telah ditentukan sejak sel telur dibuahi oleh sperma. Dengan kata
lain, jenis kelamin ditentukan oleh jenis gamet yang mengadakan fertilisasi.
Salah satu bukti kebenaran hal tersebut adalah apabila terjadi anak kembar
identik ternyata selalu berjenis kelamin sama.
Jenis kelamin dapat ditentukan berdasarkan susunan kromosom di dalam
sel. Salah satu perintis yang berhasil menemukan perbedaan susunan
kromosom sel jenis jantan dan betina adalah Mc. Clung. Ada beberapa sistem
pengelompokan kromosom dalam membedakan jenis kelamin, di antaranya
adalah (lihat Gambar 3.28).
sistem: XX - XY
Manusia
44
+
XY
44
+
XX
44
+
XX
44
+
XY
22
+
Y
22
+
Y
sistem: XX - XO
Belalang
22
+
XO
22
+
XX
11
+
X
11
+
O
11
+
X
22
+
XO
22
+
XX
76
+
ZZ
38
+
Z
76
+
ZW
38
+
Z
76
+
ZZ
76
+
ZW
38
+
W
sistem: ZZ - ZW
Ayam
jantan Haploid
Lebah madu
16
32
16
16
16
32
16
unfertilized
Gambar 3.28
Macam-macam determinasi seks
Sumber
:
Advanced Biology,
Clegg
Hereditas
127
a.
Sistem XX-XY, misalnya pada manusia, lalat, dan semua mamalia.
b.
Sistem XX-XO, pada beberapa jenis serangga, misalnya kutu daun dan
belalang.
c.
Sistem ZZ-ZW, pada burung, kupu-kupu, dan ikan.
1)
Sistem XX-XY
Pada setiap sel tubuh lalat buah terdapat 4 pasang kromosom, terdiri
atas 2 pasang yang sama baik pada jantan maupun betina. Pasangan
kromosom ini disebut
autosom
, dan pasangan kromosom ini diberi simbol A,
sedangkan pasangan kromosom yang berbeda disebut kromosom seks. Untuk
yang betina keduanya berbentuk batang, diberi simbol XX, sedangkan untuk
jantan, satu berbentuk (batang) seperti pada betina, juga diberi simbol X, dan
yang satu lagi berbentuk kail, diberi simbol Y. Jadi, susunan kromosom seks
yang jantan adalah XY. Perhatikan Gambar 3.29 berikut ini.
XX
XY
Dengan demikian, kariotipe dari setiap sel tubuh lalat buah adalah sebagai
berikut.
1)
Lalat betina 6A + XX atau 3AA + XX
2)
Lalat jantan 6A + XY atau 3AA + XY
Jika mengadakan meiosis, lalat betina menghasilkan satu macam gamet
dengan kariotipe 34 + X, sedangkan lalat jantan menghasilkan dua macam
gamet dengan kariotipe 3A + X dan 3A + Y.
Pada sel tubuh manusia yang mengandung 46 kromosom, maka
kariotipenya dapat ditulis sebagai berikut.
1)
Wanita memiliki kariotipe 44A + XX atau 22A + XX, jika mengalami meio-
sis akan menghasilkan sel telur dengan kariotipe 22A + X.
2)
Pria 44A + XY atau 22A + XY, dan jika mengadakan meiosis akan
menghasilkan dua macam sel gamet dengan kariotipe 22A + X dan 22A + Y.
Gambar 3.29
Kromosom Drosophilia melanogaster
128
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang menentukan
jenis kelamin anak adalah sperma. Hal ini disebabkan sel telur akan
memberikan jenis kromosom seks yang sama, baik pada anak laki-laki
maupun pada anak perempuan. Adapun sperma akan memberikan
kromosom X pada anak perempuan dan kromosom Y pada anak laki-laki.
Tabel 3.6
Perimbangan kromosom dalam penentuan kelamin pada
Drosophila
dan manusia
Drosophila
Manusia
Susunan
Kelamin
X/A
Susunan
Kelamin
X/A
Kromosom Kromosom
2A XXX
Super
1,5
2A X
Perempuan
0,5
2A XX
Betina
1,0
2A XX
Perempuan
1,5
2A XXY
Betina
1,0
2A XXX
Perempuan
1,0
3A XXX
Betina
1,0
2A XXXX
Perempuan
2,0
3A XX
Intersex
0,67
3A XXY
Intersex
0,67
2A X
Jantan
0,5
2A XY
Laki-laki
0,5
2A XY
Jantan
0,5
2A XYY
Laki-laki
0,5
2A XYY
Jantan
0,5
2A XXY
Laki-laki
1,0
2A XXYY
Laki-laki
1,0
3A X
Super
0,33
Walaupun autosom tidak menentukan jenis kelamin, perimbangan antara
autosom dan kromosom seks sangat memengaruhi pemunculan sifat jenis
kelamin. Keadaan ini tampak jelas pada lalat buah, tetapi pada manusia
pengaruhnya tidak begitu jelas.
2)
Sistem XX - XO
Sistem ini terdapat pada beberapa jenis serangga, misalnya pada kutu
busuk, kutu daun, dan belalang. Kromosom seks pada sistem ini hanya satu
macam, yaitu kromosom X, sedangkan O bukan simbol kromosom seks.
Betina memiliki susunan kromosom seks XX dan jantan memiliki susunan
kromosom seks XO, artinya betina memiliki 2 buah kromosom X (homozigot)
dan jantan hanya 1 buah, yaitu X saja.
Contoh:
Belalang mempunyai 24 buah kromosom, yaitu:
Hereditas
129
1)
betina 22A + XX
2)
jantan 22A + XO, hanya 23 buah kromosom.
3)
Sistem ZZ - ZW
Sistem ZZ - ZW terdapat pada aves (burung), pisces (ikan) dan beberapa
insekta, seperti ngengat dan kupu-kupu. Di sini yang betina mempunyai
kromosom seks ZW dan yang jantan ZZ.
Contoh:
Ayam jumlah kromosomnya 48 buah, berarti autosomnya 38 buah atau 19
pasang.
1)
Ayam betina, kromosomnya 19AA + ZW
Ovum (telur): 19A + Z atau 19A + ZZ
2)
Ayam jantan, kromosomnya 19AA + ZZ
Sperma : 19 A + Z
c. Tautan Seks (Sex Linkage)
Tautan seks adalah peristiwa seks dengan gen terletak pada kromosom
kelamin, umumnya pada kromosom X (kromosom seks X). Seperti halnya
autosom, kromosom-kromosom pun (kromosom seks) mengandung gen-gen
yang disebut
gen tertaut seks
. Pada umumnya gen yang tertaut seks ini terdapat
pada kromosom seks X. Gen ini tidak mempunyai alel pada kromosom seks
Y. Jadi, hanya mempunyai alel pada kromosom seks X lagi. Karena tidak ada
alel pada kromosom seks Y, gen tertaut seks dapat menunjukkan ekspresinya
sekalipun dalam keadaan tunggal (tanpa pasangan) resesif maupun dominan.
Percobaan pertama tentang tautan seks ini dilakukan juga oleh Thomas Hunt
Morgan (1866-1945) pada tahun 1910 beriringan dengan penemuan peristiwa
tautan biasa dengan objek penelitian yang sama, yaitu pada
Drosophila
melanogaster
.
Morgan mengawinkan
Drosophila
bermata merah dengan
Drosophila
bermata putih, sifat merah (W) dominan terhadap sifat putih (w). F
1
-nya
semua
Drosophila
bermata merah. Selanjutnya dari F
1
dikawinkan dengan F
1
,
F
2
-nya terdiri atas 2 macam fenotipe, yaitu
Drosophila
bermata merah dan
Drosophila
bermata putih dengan perbandingan 3 : 1 sesuai dengan
perbandingan Mendel. Namun, setelah diteliti ternyata
Drosophila
bermata
putih semuanya jantan dan yang bermata merah terdiri atas jantan dan betina.
Inilah penyimpangannya karena menurut perbandingan Mendel sifat merah
atau putih memiliki kemungkinan yang sama untuk jantan maupun betina.
Pada persilangan ini tidak dihasilkan betina bermata putih. Mengapa
demikian?
130
Biologi Kelas XII SMA dan MA
mata merah
mata putih
merah
merah
merah
merah
merah
putih
Gambar 3.30
Penyilangan tautan seks pada
Drosophila melanogaster
Jawabnya menurut Morgan, karena gen untuk sifat warna mata tertaut
pada kromosom seks, yaitu pada kromosom seks X. Untuk lebih jelasnya,
peristiwa tautan seks pada penyilangan di atas, pelajarilah skema pada
Gambar 3.30.
Sumber
:
The Study of Biology,
Baker
Hereditas
131
Tautan seks selain pada lalat buah, juga terdapat pada manusia. Menurut
V.A. Mc. Kusick (1966) gen yang tertaut pada kromosom X dan bersifat resesif
pada manusia, yaitu:
a.
hemofili (darah sukar membeku);
b.
buta warna;
c.
anodontia (tidak bergigi/ompong);
d.
amolar (tidak bergeraham);
e.
anenamel (gigi tidak beremail).
Gen yang tertaut pada kromosom Y, karakter-karakter yang ditimbul-
kannya disebut
Holandrik
, antara lain sebagai berikut.
a.
Hyserix gravior
= Hg, pertumbuhan rambut normal, alelnya hg =
pertumbuhan rambut sangat kasar dan panjang sehingga mirip duri landak.
b.
Webbedtoes
= Wt, pertumbuhan kulit pada jari normal, alelnya wt =
menyebabkan pertumbuhan kulit pada jari tidak normal, terdapat selaput
kulit di antara jari-jari, mirip jari-jari katak.
c.
Hypertichosis
= Ht, pertumbuhan rambut normal, alelnya ht =
menyebabkan pertumbuhan rambut yang panjang di sekitar telinga.
d. Kegagalan Berpisah (Non-Disjunction)
Gagal berpisah adalah peristiwa seks dengan kromosom yang tidak
mengadakan pemisahan ke kutub yang berlawanan pada waktu meiosis. Jadi,
kromosom tersebut tetap berpasangan dan bergerak ke satu kutub yang sama,
sementara kutub lainnya kekurangan kromosom. Misalnya, pada
Drosophila
betina, kromosom normal pada ovumnya ditulis 3A + X. Namun, jika terjadi
peristiwa gagal berpisah, ovumnya mengandung kromosom 3A + XX atau
3A + O. Kromosom pada tubuhnya 3AA + OX atau 3AA + XXY atau 3AA +
OY, sedangkan seri kromosom normal pada individu adalah 3AA + XX pada
betina dan 3AA + XY pada jantan.
Apabila peristiwa gagal berpisah ini terjadi pada individu jantan,
misalnya pada
Drosophila
jantan, akan terbentuk gamet jantan (sperma) yang
susunan kromosomnya tidak normal, yaitu 3A + XY dan 3A + O dan jika
sperma ini membuahi ovum yang normal, akan terbentuk individu dengan
susunan kromosom 3AA + XXY atau 3AA + OX. Jika terjadi pembuahan antara
ovum dan sperma yang kedua-duanya mengandung seri kromosom tidak
normal, akan terbentuk individu dengan seri kromosom 3AA + XXXY atau
3AA +XXO atau 3AA + OXY atau 3AA + OO.
Kemungkinan seri kromosom pada
Drosophila
, yaitu:
1)
XXXY, OO, O jarang sekali
2)
XO
- jantan steril
3)
XXY
- jantan steril
4)
XXX
- mati
132
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Peristiwa gagal berpisah pertama kali dilaporkan oleh Calvin B. Bridges.
Bridges mengawinkan
Drosophila
betina bermata putih dengan
Drosophila
jantan bermata merah, F
1
-nya betina mata merah dan jantan mata putih, tetapi
di antara sekian banyak betina mata merah terdapat 1 ekor betina mata putih
dan di antara beribu-ribu jantan mata putih pada F
1
terdapat 1 ekor jantan
mata merah. Menurut Bridges, hal ini disebabkan ketika meiosis terjadi gagal
berpisah pada sebagian kromosom seks X sehingga selain gamet normal X
terdapat pula XX dan O.
Peristiwa gagal berpisah (nondisjunction) pada percobaan Calvin B.
Bridges dapat dijelaskan pada Gambar 3.31.
P:
Gamet :
F
1
:
mata putih
mata merah
123
456
Gambar 3.31
Bagan persilangan dari gagal berpisah
Tabel 3.7
Susunan genotipe dan fenotipe
Drosophila
pada peristiwa nondis-
junction
Individu no:
Genotipe
Fenotipe
1.
X
M
X
m
Betina, mata merah, normal
2.
X
M
X
m
X
m
Betina super, mata merah, mati
3.
X
M
Jantan, mata merah, tidak
normal, (kekecualian pertama)
4.
X
m
Y
Jantan, mata putih, normal
5.
X
m
X
m
Y
Betina, mata putih, tidak normal,
(kekecualian kedua)
6.
Y
Jantan, mati
Keterangan: Warna mata merah (M) terpaut pada kromosom X.
Sumber
:
Biology,
Barrett
Hereditas
133
Cobalah diskusikan dengan temanmu, bagaimana kalau betina bermata
putih pada diagram F
1
di atas, disilangkan dengan jantan normal bermata
merah. Buatlah diagramnya!
Kelainan susunan kromosom pada manusia akibat adanya kegagalan
berpisah pada waktu pembentukan gamet antara lain sebagai berikut.
1)
Gagal Berpisah pada Kromosom Seks
Peristiwa gagal berpisah pada kromosom seks dapat menyebabkan
kelainan sebagai berikut.
a)
Sindroma Turner
Jumlah kromosom 45 buah (22AA + XO) atau 2n - 1. Ciri-cirinya adalah
sebagai berikut, yaitu jenis kelamin perempuan, tubuhnya pendek
(Dwarfisme), terdapat lipatan di tengkuk, kecerdasan abnormal,
payudara tidak tumbuh, Ovarium rudimenter, tidak menghasilkan telur
(mandul), dan uterus (rahim) kecil.
Sindroma Turner pertama kali diperkenalkan oleh H.M. Turner (1938) di
Amerika Serikat. Jumlah kelahiran sedikit karena banyak yang abortus;
1 : 2.500 kelahiran wanita.
b)
Sindroma Klinefelter
Jumlah kromosom 47 buah, (22AA + XXY) atau 2n + 1. Ciri-cirinya adalah
sebagai berikut: jenis kelamin laki-laki, testis tidak tumbuh, aspermia
(tidak menghasilkan sperma/mandul), payudara tumbuh/membesar,
merupakan penimbunan lemak, penis normal (sedikit lebih kecil), dan
gaya mirip kewanitaan, suara agak kewanitaan.
Sindroma Klinefelter Pertama kali diperkenalkan oleh H.H. Klinefelter
(1942). Kejadian kelahiran 1 : 5.000 kelahiran pria.
c)
Wanita Super
Jumlah kromosom 47 buah, (22AA + XXX) atau 2n + 1. Ciri-cirinya adalah
sebagai berikut: jenis kelamin perempuan, bentuk luar, ovulasi, dan
kesuburan normal, dan ada yang skizofrenia (gila).
d)
Laki-Laki Super
Jumlah kromosom 47 buah, (22AA + XYY) atau 2n + 1. Ciri-cirinya adalah
sebagai berikut: jenis kelamin laki-laki, bersifat agresif dan antisosial,
sejak kecil memperlihatkan watak kriminal.
Tugas3.9
134
Biologi Kelas XII SMA dan MA
2)
Gagal Berpisah pada Autosom
Peristiwa gagal berpisah pada autosom menyebabkan kelainan sebagai
berikut.
a)
Sindroma Down
Biasa disebut
mongolisme
karena mempunyai mata sipit. Jumlah
kromosom
47 buah, 45A + XX atau 45A + XY. Gagal berpisah pada autosom
nomor 21.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
(1) Terbelakang mental, IQ < 25 (idiot) atau 25 - 49 (imbisil) atau paling
cerdas IQ 50 - 69 (moron/bodoh).
(2) Gonad dan genitalia tumbuh kurang sempurna.
(3) Akil balig terlambat.
(4) Tubuh pendek, berjalan agak lambat.
(5) Telapak tangan gemuk, pendek
(disebut tapak tangan monyet),
jari kelingking membengkok ke
dalam.
Sindroma Down Pertama kali
diperkenalkan oleh J.L. Down
(1866). Jumlah kelahiran 1 : 60
pada wanita usia 36 tahun ke
atas; 1 : 2.000 pada wanita di
bawah 25 tahun, perhatikan
Gambar 3.22.
b)
Sindroma Pantau
Jumlah kromosom 47 buah, 45A + XX atau 45A + XY. Gagal berpisah
pada autosom nomor 13, 14, atau 15. Kemungkinan kelahiran 0,1. Ciri-
cirinya adalah sebagai berikut: kepala kecil, sumbing dan langit-langit
bercelah, tuli, kelainan jantung, dan mental terbelakang.
c)
Sindroma Edward
Jumlah kromosom 47 buah, 45AA + XX atau 45 AA + XY. Gagal berpisah
pada kromosom no. 16, 17, atau 18. Kemungkinan kelahiran 0,5 ‰, sering
dilahirkan oleh wanita yang berusia 35 tahun ke atas. Ciri-cirinya adalah
sebagai berikut: tengkorak lonjong, telinga rendah, dada pendek serta
lebar.
Gambar 3.32
Penderita Sindroma Down
Sumber
:
Biology The Unity and Diversiity,
Starr-Taggart
Hereditas
135
e. Gen Letal
Gen kematian (gen letal) adalah gen yang dapat menyebabkan kematian
suatu individu yang memilikinya. Gen-gen ini dapat menunjukkan
pengaruhnya pada awal pertumbuhan sehingga dapat mengakibatkan
kematian sebelum lahir (pada masa embrio). Pengaruh gen letal ini dapat
juga pada masa puber, disebut
gen subletal
. Ada gen yang letal dominan, ada
gen yang letal resesif. Umumnya, dalam keadaan homozigot. Beberapa macam
gen letal adalah sebagai berikut.
a.
Gen letal dominan, misalnya pada ayam berjambul, tikus kuning, dan
brachydactyly.
b.
Gen letal resesif, misalnya pada: tanaman albino,
sapi dexter, kelinci
pelger, ekor pendek pada mencit, dan mata bintang pada
Drosophila
.
c.
Gen subletal, misalnya pada
Thalassemia
dalam keadaan homozigot
dominan,
Sickle Cell Anemia
dalam keadaan homozigot dominan,
Juvenile
Amourotic Idiocy
dalam keadaan homozigot resesif,
Hemofilia
dalam
keadaan resesif, dan
Ichthyosis Congenita
dalam keadaan resesif.
Pada tikus gen A
y
menyebabkan warna bulu kuning dominan terhadap
gen a yang mengekspresikan warna bulu hitam. Gen A
y
dalam keadaan
homozigot mengakibatkan kematian. Jika tikus jantan kuning dikawinkan
dengan tikus betina yang juga kuning, keturunannya (F
1
) adalah sebagai
berikut.
P: A
y
a<
X
>A
y
a
kuning
kuning
Gamet P : A
y
dan a
A
y
dan a
F
1
:
A
y
a
A
y
A
y
A
y
A
y
a
aA
y
aaa
Rasio genotipe: A
y
a : aa = 2 : 1
Rasio fenotipe : kuning : hitam = 2 : 1
A
y
A
y
mati (letal).
Pada manusia gen S untuk ekspresi eritrosit normal (bulat/bundar)
dominan terhadap gen s untuk ekspresi eritrosit tidak normal (bentuk bulan
sabit). Gen s dalam keadaan homozigot mengakibatkan kematian pada masa
136
Biologi Kelas XII SMA dan MA
kanak-kanak (subletal) karena bentuk eritrosit tidak normal sehingga
pengikatan O
2
terganggu. Jika wanita heterozigot menikah dengan laki-laki
yang juga heterozigot, berapa persen kemungkinan mempunyai anak yang
menderita
sickle cell
?
Jawab:
P: Ss<
X
>Ss
kuning
kuning
Gamet P : S dan s
S dan s
F
1
:
Ss
SSS Ss
sSs ss
Rasio genotipe : SS : Ss : ss = 1 : 2 : 1 Rasio fenotipe: normal : tak normal = 3 : 1
Jadi, kemungkinan melahirkan anak yang menderita “Sickle cell” adalah
1
4
X
100% = 25 %.
4. Hereditas pada Manusia
Pada kejadian sehari-hari dapat dijumpai seorang anak kerap kali
memiliki sifat seperti orangtuanya, baik rupa maupun tingkah lakunya.
Sebaliknya, sering pula tampak seorang anak memiliki sifat menyimpang
dari ibu dan ayahnya. Keadaan tersebut berhubungan erat dengan
genetika
manusia.
Genetika manusia mulai dipelajari sejak ditemukannya golongan darah
A, B, dan O oleh
Landsteiner
. Pemanfaatan manusia sebagai objek penelitian
kerap kali mengalami berbagai kesulitan, antara lain sebagai berikut.
a.
Umur manusia dan daur hidupnya relatif panjang sehingga dalam
penelitian terdapat kesulitan jika umur peneliti pendek.
b.
Manusia merupakan makhluk hidup yang mempunyai keturunan relatif
sedikit sehingga data yang didapat dari perbandingan karakter tertentu
sangat kecil dan mewakili.
c.
Jarang sekali orang bersedia untuk dijadikan objek penelitian terutama
jika yang diteliti tersebut menderita kecacatan atau kelainan pada
tubuhnya. Oleh karena itu, sukar untuk mendapatkan data.
d. Dibandingkan hewan dan tumbuhan, manusia hampir tidak dapat
dikontrol suasana lingkungannya yang sesuai dengan harapan peneliti.
e.
Sulit mengamati perkembangan karakter sesuai dengan harapan peneliti
karena statusnya berubah-ubah.
f.
Manusia tidak dapat dipaksa untuk menuruti anjuran atau harapan
peneliti untuk kawin dengan seseorang yang akan diselidiki.
Hereditas
137
Agar pewarisan sifat keturunan yang terdapat dalam suatu keluarga
dapat dirunut dan dipelajari untuk beberapa generasi, kita harus melakukan
beberapa hal sebagai berikut.
1.
Membuat peta silsilah (
pedigree chart),
yaitu catatan asal-usul suatu sifat
dari nenek moyang hingga anak cucu beberapa generasi berturut-turut.
2.
Mempelajari peristiwa penurunan sifat pada anak kembar.
3.
Membandingkan dengan pewarisan sifat keturunan pada hewan dan
tumbuhan.
Mengamati Peta Silsilah
Bagaimanakah peta silsilah dapat menginformasikan asal-usul heredi-
tas pada manusia? Pelajarilah peta silsilah Ratu Victoria yang membawa
sifat hemofili di bawah ini!
Pertanyaan
1.
Berapa generasikah yang tergambar dalam peta silsilah tersebut?
2.
Berapa persentase dari keturunan tersebut menderita hemofili?
3.
Jika umur setiap generasi 50 tahun, berapa lama sifat hemofili pada
keluarga tersebut dapat dirunut?
KEGIATAN 3.4
Queen
Victoria
Leopold
Alica
Nicholas
II
Alexandra
Frederick
Wiliam
Czarefitch
Alexer
Rupert
Alfonso
Pro
Gonzalo
hemofili
perempuan
laki-laki
Alice
Edward
VII
Irena
Henny
of Prussia
Waldemar
Henny
Victoria
Beatrica
Maurica
Leopold
Victoria
Eugenia
Alphonso
XIII
Gambar
Peta silsilah keluarga Ratu Victoria
138
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Buatlah peta silsilah keluargamu mulai dari nenek dan kakek, ayah dan
ibu, saudara ayah dan ibu, serta saudara-saudaramu dengan menggunakan
simbol!
= laki-laki
= perempuan
= laki-laki dengan penyakit menurun
= perempuan dengan penyakit menurun
Tugas
3.10
a. Jenis Kelamin pada Manusia
Pada bab yang lalu telah diuraikan bahwa jenis kelamin pada manusia
dikendalikan oleh sepasang kromosom seks. Individu laki-laki memiliki
kromosom XY dan individu perempuan memiliki kromosom XX. Dari uraian
tersebut dapat diketahui bahwa laki-laki dapat membentuk dua macam sper-
matozoa yang mengandung kromosom X dan yang mengandung kromosom
Y, sedangkan perempuan hanya menghasilkan ovum yang mengandung
kromosom X. Oleh karena itu, laki-laki dikatakan bersifat
heterogametik
dan
perempuan dikatakan
homogametik.
Jika spermatozoa X memenuhi ovum X,
bayi yang akan lahir perempuan. Jika spermatozoa Y yang membuahi ovum,
bayi yang akan lahir laki-laki, lihat diagram berikut ini.
Dengan demikian, seorang ibu
dapat mewariskan kromosom X
kepada semua anaknya sama banyak,
baik perempuan maupun laki-laki.
Namun, seorang ayah mewariskan
kromosom seks kepada anak-anak-
nya tidak sama karena kromosom
seksnya adalah X dan Y. Secara
genetik, jenis kelamin seseorang
sudah ditentukan pada saat fertilisasi.
Dari diagram dapat diketahui
bahwa kemungkinan jenis kelamin
anak-anak yang dilahirkan 50% laki-
laki dan 50% perempuan. Akan
tetapi, pada kenyataannya sering dijumpai bahwa dalam satu keluarga,
jumlah jenis kelamin anak yang lahir tidak selalu 50% laki-laki dan 50%
22. AA
XY
P.
F
1
ayah
spermatozoa
ovum
XXX
Y
ibu
anak perempuan
anak laki-laki
22. AA
XX
22. AA
XX
22. AA
XY
Gambar 3.33
Diagram pewarisan jenis
kelamin
Sumber
:
Biology,
Barrett
Hereditas
139
perempuan. Hal ini dapat diterangkan dengan teori kemungkinan, yaitu
perbandingan antara peristiwa yang diharapkan dan peristiwa yang mungkin
terjadi terhadap suatu objek. Dalam penyelesaiannya kita gunakan rumus
binomium (a + b)
n
atau (I = p)
n
.
a atau I
= jenis kelamin laki-laki (kemungkinan yang pertama diharap-
kan).
b atau p = jenis kelamin perempuan (kemungkinan yang kedua diharap-
kan).
n
= jumlah objek yang mengalami peristiwa, misalnya jumlah anak
atau anak yang ke-n.
Contoh
Suatu keluarga mengharapkan mempunyai 2 anak, yaitu 1 orang laki-laki
dan 1 orang perempuan atau 2 orang laki-laki atau 2 orang perempuan.
Bagaimana kemungkinan anak-anak yang akan lahir?
Penyelesaian
:
a = laki-laki, dengan kemungkinan 50%
b = perempuan, dengan kemungkinan 50%
n=2
(a+b)
n
(a+b)
n
a
2
+2ab+b
2
Beberapa kemungkinan anak-anak yang akan lahir sebagai berikut.
1.
Kemungkinan anak yang akan lahir jika satu laki-laki dan satu perempuan
adalah: 2ab=2 .
1
2
.
1
2
=
1
2
kemungkinan.
2.
Kemungkinan anak yang lahir jika laki-laki semua adalah:
a
n
= (
1
2
)
2
=
1
4
kemungkinan.
3.
Kemungkinan anak yang lahir jika perempuan semua adalah: b
2
(
1
2
)
2
=
1
4
kemungkinan.
Bagaimanakah dengan keluarga-keluarga yang mempunyai anak 3, 4 atau
n orang? Untuk 3 orang anak dapat dijawab dengan menyelesaikan binomium
(L+P)
3
, untuk 4 orang anak (L+P)
4
, dan untuk n orang anak (L+P)
n
. Untuk
memudahkan perhitungannya kita gunakan segitiga Pascal, sebagai berikut.
140
Biologi Kelas XII SMA dan MA
2
6
1
11
4
141
....
....
....
....
....
....
1
3
141
3
dst
b. Cacat dan Penyakit Menurun
Ada beberapa penyakit dan cacat yang diwariskan oleh orangtua kepada
anak dan cucunya. Penyakit menurun memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.
Tidak dapat disembuhkan.
2.
Tidak menular.
3.
Dapat diusahakan agar terhindar pada generasi berikutnya dengan tidak
mengawini penderita atau pembawa penyakit atau cacat tersebut.
4.
Umumnya dikendalikan oleh gen resesif sehingga hanya akan muncul
pada orang yang homozigot resesif; pada orang yang heterozigot bersifat
sebagai pembawa (carier), dia sendiri tidak menderita sakit atau cacat.
Cacat dan penyakit bawaan pada manusia ada yang diwariskan melalui
autosom dan ada pula yang diwariskan melalui kromosom seks. Cacat atau
penyakit yang diwariskan melalui autosom diwariskan kepada laki-laki dan
perempuan karena keduanya memiliki autosom yang sama. Adapun cacat
atau penyakit yang diwariskan melalui kromosom seks, baik yang tertaut
pada kromosom X maupun pada kromosom Y, dapat diderita oleh perempuan
dan laki-laki atau laki-laki saja.
1)
Cacat atau Penyakit Bawaan yang Tidak Tertaut Seks
Cacat dan penyakit bawaan yang tidak tertaut seks di antaranya albinisme
(albino), gangguan mental, polidaktili, brakidaktili, sindaktili, dan thalasemia.
a)
Albinisme (albino)
Albino disebabkan karena tubuh
seseorang tidak mampu membentuk
enzim pengubah tirosin menjadi
pigmen melanin yang dikendalikan
oleh gen resesif a. Dengan demikian,
orang normal memiliki genotipe AA
atau Aa. Orang albino memiliki gen
aa, homozigot. Karena orang albino
tidak memiliki pigmen melanin,
rambutnya putih mata pun tidak ber-
pigmen sehingga tidak tahan cahaya
matahari, perhatikan Gambar 3.34.
Gambar 3.34
Anak albino
Sumber
:
Biology,
Barrett
Hereditas
141
Seorang anak albino dapat lahir dari:
1)
pasangan suami istri normal yang keduanya heterozigot;
2)
pasangan suami istri yang salah satu albino, sedangkan yang lain nor-
mal heterozigot;
3)
pasangan suami istri albino.
Contoh
Perkawinan dari pasangan yang keduanya normal heterozigot.
P.
Gamet
F
1
Aa
Aa
AA
normal 75%
albino 25%
Aa
Aa
Aa
Aa
aa
Gambar 3.35
Diagram perkawinan antara dua orang normal heterozigot untuk albino
b)
Gangguan Mental
Beberapa gejala kemunduran mental diwariskan orangtua kepada anak-
anaknya. Salah satu penyakit gangguan mental yang disebabkan faktor
genetik, yaitu ketidakmampuan seseorang membentuk enzim phenylalanin
hidroksilase yang mengubah phenylalanin menjadi tirosin. Penyakit menurun
ini dikendalikan oleh gen resesif penderita yang memiliki genotipe homozigot
resesif pp, orang normal memiliki genotipe PP dan Pp.
Gangguan mental ini menunjukkan beberapa gejala, antara lain:
1)
menampakkan kebodohan;
2)
reaksi refleks lambat;
3)
warna rambut dan kulit kekurangan pigmen;
4)
umumnya tidak berumur panjang dan jarang dapat mempunyai
keturunan;
5)
apabila urinenya direaksikan dengan ferioksida akan berwarna hijau
kebiruan karena dalam urinenya banyak terkandung derivat phenol-
ketonuria (PKU).
Sumber
:
Biology,
Barrett
142
Biologi Kelas XII SMA dan MA
b
a
Gambar 3.36
a. polidaktili pada kedua tangan
b. polidaktili pada kedua kaki
Penderita sindroma PKU (gangguan mental) lahir dari ayah dan ibu
normal:
P:
P
p><
P
p
gamet :
P.
p
P .
p
F
1
:PP
Pp
Pp pp
normal 75%
penderita gangguan mental 25%
Pada orang normal senyawa PKU (Phenyl keto Urinaria) tidak ditemukan,
tetapi pada orang yang menderita gangguan mental dalam urinenya
mengandung zat tersebut mengapa demikian? Diskusikan dengan teman-
temanmu.
c)
Polidaktili (Jari Lebih)
Polidaktili merupakan suatu kelainan yang diwariskan orangtua pada
anak-anaknya melalui gen autosom dominan. Penderita polidaktili memiliki
jari lebih (tambahan jari) pada satu atau dua tangan dan pada kakinya. Tempat
jari tambahan itu berbeda-beda, ada yang dekat ibu jari ada pula yang dekat
kelingking. (perhatikan Gambar 3.36)
Tugas
3.11
Sumber
:
Biology,
Barrett
Individu normal bergenotipe homozigot resesif, sedangkan penderita
polidaktili bergenotipe homozigot dominan dan heterozigot. Individu
heterozigot, derajat ekspresi gen berbeda-beda sehingga tempat tambahan
jari bervariasi.
Contoh
Jika seorang wanita normal menikah dengan seorang laki-laki polidaktili
heterozigot, bagaimanakah keturunannya?
Hereditas
143
P:
P
p>< pp
gamet :
P
p
p
p
F
1
:
Pp , P
p
pp , pp
Polidaktili
Normal
50%
50%
d)
Brakidaktili (Jari Pendek)
Penderita brakidaktili memiliki
tulang-tulang palanger (ruas jari)
pendek, sehingga jari-jari pendek,
baik jari-jari tangan maupun jari-jari
kaki, lihat Gambar 3.37.
Brakidaktili dikendalikan oleh
gen dominan, yang dalam keadaan
homozigot bersifat letal, dalam
keadaan heterozigot menderita
brakidaktili. Orang yang normal
memiliki genotipe homozigot resesif.
P
: Br br ><
Br br
Gamet : Br
Br
br
br
F
1
Br Br , Br br, Br br , br br
letal
brachydactily
normal
e)
Sindaktili
Penderita sindaktili memiliki jari-jari tangan atau kaki ada yang saling
berdekatan. Cacat bawaan ini dikendalikan oleh gen dominan. Penderita
sindaktili dapat lahir dari perkawinan antara 2 orang yang masing-masing
sindaktili atau salah satunya carier sindaktili.
Gambar 3.37
Jari-jari tangan penderita
brakidaktili
Sumber
:
Biology,
Barrett
144
Biologi Kelas XII SMA dan MA
f)
Thalasemia
Penderita thalasemia memiliki bentuk eritrosit yang bervariasi, ada yang
kecil, lonjong dan karena bentuknya yang demikian menyebabkan afinitasnya
terhadap oksigen sangat rendah, sedangkan kadar leukosit, bilirubin, dan Fe
cukup tinggi.
Penderita thalasemia dapat dikenali dengan gejala-gejala sebagai berikut.
a)
Limpa dan hati membengkak.
b) Pertumbuhan tulang tengkorak dan muka menebal sehingga terlihat
aneh.
c)
Wajah sembab dengan pangkal hidung terbenam.
d) Daya tahan tubuh rendah.
Thalasemia dikendalikan oleh gen dominan. Individu bergenotipe
homozigot dominan adalah penderita thalasemia yang parah (thalasemia
mayor), sedangkan heterozigot penderita thalasemia ringan (thalasemia mi-
nor) dan individu normal bergenotipe homozigot resesif.
P
: Th th
><
Th th
thalasemia minor
thalasemia minor
F
1
Th Th ,
Th th , Th th , th th
thalasemia mayor
thalasemia minor
normal
Cacat atau penyakit bawaan lainnya adalah sebagai berikut.
a.
Anemia sel sabit (
Sickle Cell Anemia
).
b.
Katarak.
c.
Cystinuria (ekskresi asam amino sistem berlebih).
2)
Cacat atau Penyakit Bawaan yang Tertaut Seks
Cacat atau penyakit bawaan yang tertaut seks, di antaranya hemofili,
buta warna, dan anodontia.
a)
Hemofili
Hemofili merupakan penyakit bawaan yang menyebabkan darah
seseorang sukar membeku jika terjadi luka. Hal ini terjadi karena tubuh orang
tersebut tidak mampu membentuk tromboplastin, yaitu suatu substansi yang
diperlukan untuk pembekuan darah. Keadaan ini terjadi karena seseorang
tidak memiliki zat antihemofili globulin atau komponen plasma trombo-
plastin.
Hemofili merupakan sifat resesif yang tertaut pada kromosom seks X.
Berdasarkan hal tersebut, genotipe perempuan dan laki-laki normal atau
hemofili adalah sebagai berikut.
Hereditas
145
1)
X
H
X
H
= perempuan normal.
2)
x
H
X
h
= perempuan normal heterozigot (pembawa).
3)
X
h
X
h
= perempuan hemofili letal.
4)
X
H
Y
= laki-laki normal.
5)
X
h
Y
= laki-laki hemofili.
Perempuan hemofili hanya ada secara teori karena perempuan hemofili
mati sebelum dilahirkan (letal). Agar lebih memahami hal tersebut, pelajari
contoh-contoh berikut.
Bagaimanakah kemungkinan anak-anak yang lahir dari berbagai tipe
perkawinan?
(1) Ibu normal (X
H
X
H
) dengan bapak normal X
H
Y.
X
H
Y
X
H
X
H
X
H
X
H
Y
X
H
X
H
X
H
X
H
Y
Kemungkinan hasil perkawinannya adalah =100% anak-anaknya nor-
mal. (Karena tidak ada yang membawa sifat hemofili).
(2) Ibu pembawa (carier) X
H
X
h
dengan bapak normal.
X
H
Y
X
H
X
H
X
H
X
H
Y
X
h
X
H
X
h
X
h
Y
Kemungkinan anak-anaknya adalah:
X
H
X
H
= perempuan normal 25%
X
H
Y= laki-laki normal 25%
X
H
X
h
=
perempuan carier 25%
X
h
Y = laki-laki hemofili 25%
(3) Ibu normal X
H
X
H
dengan bapak penderita H
h
Y.
X
h
Y
X
H
X
H
X
h
X
H
X
H
X
H
X
h
X
H
Y
Kemungkinan anak-anaknya adalah:
X
H
X
h
= perempuan carier 50%
X
H
Y = laki-laki normal 50%
146
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Bagaimanakah kemungkinan anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan:
1)
Ibu carier dengan bapak hemofili?
2)
Ibu penderita hemofili dengan bapak normal?
b)
Buta Warna
Buta Warna merupakan penyakit atau kelainan pada penglihatan
seseorang dalam membedakan warna.
Penderita buta warna dibedakan menjadi dua, yaitu:
(1)
Buta warna partial.
Penderita buta warna partial tidak dapat mengenal
warna tertentu, misalnya warna hijau atau warna merah.
(2)
Buta warna total.
Penderita buta warna sehingga dalam penglihatannya
alam ini tampak seperti film hitam putih.
Buta warna dikendalikan oleh gen resesif cb (
colour blind
) yang tertaut
pada kromosom seks X. Berdasarkan hal tersebut, kemungkinan genotipe
yang ada sebagai berikut.
XX
= perempuan normal.
XX
cb
= perempuan carier.
X
cb
X
cb
= perempuan buta warna.
XY
= laki-laki normal.
X
cb
Y
= laki-laki buta warna.
Dari berbagai genotipe tersebut dapat dijumpai berbagai tipe perkawinan.
Contoh
1)
Ibu normal menikah dengan bapak normal. Kemungkinan anak-anaknya
yang lahir 100% normal karena keduanya tidak membawa gen buta warna.
2)
Ibu carier (pembawa) menikah dengan bapak normal
XY
XXXXY
X
cb
X
cb
X
cb
Y
Kemungkinan anak-anak yang lahir.
XX
= perempuan normal 25%
XY
= laki-laki normal 25%
XX
cb
= perempuan carier 25%
X
cb
Y = laki-laki buta warna 25%
Tugas
3.12
Hereditas
147
Catatan:
Perempuan carier memiliki penglihatan normal, tetapi dia dapat
menurunkan sifat buta warna.
(3) Ibu normal menikah dengan bapak buta warna.
X
cb
Y
XXX
cb
XY
XXX
cb
XY
Kemungkinan anak-anak yang lahir.
XX
cb
= perempuan carier 50%
XY = laki-laki normal 50%
Bagaimana kemungkinan anak-anak yang lahir dari pernikahan
1)
Ibu carier dengan bapak penderita buta warna?
2)
Ibu penderita buta warna dengan bapak penderita buta warna?
Buatlah diagram seperti pada contoh.
c)
Anodontia
Penyakit atau cacat lain yang tertaut pada kromosom seks adalah
Anodontia
yang dikendalikan oleh gen resesif yang tertaut pada kromosom
X. Penderita anodontia tidak memiliki bakal gigi di dalam tulang rahangnya
sehingga giginya tidak tumbuh (ompong).
Selain gen yang tertaut pada kromosom seks X, terdapat pula penyakit
atau cacat yang diwariskan kromosom seks Y, yang dinamakan gen holondrik.
Hypertrichosis
merupakan penyakit yang dikendalikan gen resesif.
Penderita
hypertrichosis
mengalami pertumbuhan rambut berlebihan di
tepi daun telinga. Keadaan ini banyak dijumpai pada masyarakat India atau
Pakistan, lihat Gambar 3.38.
Tugas
3.13
Gambar 3.38
Penderita Hypertrichosis
148
Biologi Kelas XII SMA dan MA
c. Golongan Darah
Mengetahui golongan darah seseorang mempunyai arti penting, tidak
hanya pada waktu tranfusi, lebih dari itu juga karena golongan darah bersifat
herediter (keturunan). Dewasa ini telah ditemukan beberapa sistem golongan
darah.
1)
Sistem A-B-O
Pada tahun 1901, Dr. Karl Landsteiner menemukan 4 golongan darah
pada manusia, yaitu A, B, AB, dan O, yang didasarkan atas macam antigen
yang dibentuk dalam eritrosit.
Menurut
Bernstein
(Jerman) dan
Furuhata
(Jepang) bahwa golongan darah
pada setiap individu dikendalikan oleh alel ganda. Alel tersebut diberi nama
I (baca: i) berasal dari kata isoaglutinogen yang berarti menggumpalkan
sesamanya.
Orang yang mampu membentuk antigen A memiliki gen (alel) I
A
Orang yang mampu membentuk antigen B memiliki gen (alel) I
B
Orang yang mampu membentuk antigen A dan B memiliki gen (alel) I
A
dan I
B
.
Adapun yang tidak mampu membentuk antigen sama sekali memiliki
alel atau gen resesif
i.
Interaksi antara gen I
A
,I
B
, dan i menyebabkan terjadinya 4 fenotipe
golongan darah, seperti tertulis dalam tabel berikut.
Tabel 3.8
Genotipe golongan darah sistem A, B ,O
Golongan darah
antigen dalam
Gen dalam
Genotipe
(Fenotipe)
eritrosit
kromosom
O- ii
i
AAI
A
I
A
I
A
/I
A
i
BBI
B
I
B
I
B
/I
B
i
AB
A dan B
I
A
dan I
B
I
A
I
B
Pewarisan alel ganda tersebut serta kemungkinan golongan darah anak-
anak yang dilahirkan, dapat dipelajari dari contoh-contoh perkawinan berikut.
a)
Bagaimanakah kemungkinan golongan darah anak-anak yang lahir dari
pasangan suami istri bergolongan darah O?
P
:
Golongan darah O >< Golongan darah O
ii
ii
F
1
:ii
iiiii
iiiii
Anak-anak yang lahir 100% bergolongan darah
O.
Hereditas
149
b) Seorang laki-laki bergolongan darah A menikah dengan seorang
perempuan bergolongan darah O. Bagaimanakah kemungkinan golongan
darah anak-anak mereka?
Jawab:
(1) Kemungkinan 1 (ayah homozigot)
P : Golongan darah A >< Golongan darah O
I
A
I
A
ii
I
A
I
A
iI
A
iI
A
i
iI
A
iI
A
i
Anak-anak lahir 100% bergolongan darah A (heterozigot)
(2) Kemungkinan 2 (ayah heterozigot)
P : Golongan darah A >< Golongan darah O
I
A
ii
i
I
A
i
iI
A
iii
iI
A
iii
Anak-anak yang lahir 50% bergolongan darah A (heterozigot), 50%
bergolongan darah O.
c)
Laki-laki bergolongan darah A menikah dengan pasangannya yang
bergolongan darah B. Bagaimanakah kemungkinan golongan darah anak-
anaknya yang lahir?
Jawab:
(Jika kedua ayah dan ibu homozigot)
P : Golongan darah A >< Golongan darah B
I
A
I
A
I
B
I
B
I
A
I
A
I
B
I
A
I
B
I
A
I
B
I
B
I
A
I
B
I
A
I
B
Anak-anak yang lahir bergolongan darah AB 100%.
150
Biologi Kelas XII SMA dan MA
d) Carilah kemungkinan golongan darah anak yang lahir jika:
a)
Ayah golongan darah A heterozigot dengan ibu golongan darah B
homozigot.
b) Ayah golongan darah A homozigot dengan ibu golongan darah B
heterozigot.
c)
Ayah golongan darah A heterozigot dengan ibu golongan darah B
heterozigot.
2)
Sistem M N
Pada tahun 1927, Landsteiner dan Levine menemukan adanya golongan
darah pada manusia, yaitu M, MN, dan N. Masing-masing disebabkan karena
adanya antigen M, MN, dan N. Jika dilakukan tranfusi darah antara ketiga
golongan tersebut, tidak akan terjadi penggumpalan karena ketiga antigen
ini tidak membentuk zat anti-M maupun anti-N. Namun, jika antigen ini
disuntikkan ke dalam tubuh kelinci, akan membentuk antibodi berupa anti-
M atau anti-N. Dengan demikian, apabila serum kelinci yang mengandung
antibodi disuntikkan ke dalam tubuh manusia, dapat menimbulkan
penggumpalan. Oleh karena itu, antiserum dari kelinci ini dapat digunakan
untuk menguji golongan darah seseorang.
Jika dilakukan tes dengan antiserum yang mengandung anti-M, tampak
adanya penggumpalan, sedangkan dengan anti-N tidak orang tersebut
bergolongan darah M. Jika antiserumnya mengandung anti-N terjadi
penggumpalan, sedangkan dengan anti-M tidak: golongan darah orang
tersebut adalah N. Akan tetapi, jika disuntikkan antiserum yang mengandung
anti-M dan anti-N mengalami penggumpalan, golongan darah orang tersebut
adalah MN.
Menurut K. Landsteiner dan Levine, terbentuknya antigen M ditentukan
oleh gen L
M
, sedangkan antigen N ditentukan oleh gen L
N
dan antigen MN
ditentukan oleh gen L
M
L
N
. Pada alel ini tidak dikenal dominansi sebab gen
L
M
dan L
N
merupakan gen kodominan, tetapi genotipe L
M
L
N
tidak
menampakkan ekspresi intermedier, tetapi menampakkan fenotipe baru.
Berdasarkan uraian di atas, fenotipe dan genotipe golongan darah
seseorang dalam sistem M-N adalah sebagai berikut.
Tabel 3.9
Kemungkinan fenotipe dan genotipe dalam sistem M-N
Golongan darah
Antigen dalam
Genotipe
(fenotipe)
eritrosit
MML
M
L
M
NNL
N
L
N
MN
M dan N
L
M
L
N
Hereditas
151
Contoh
Bagaimanakah kemungkinan golongan darah anak-anak yang lahir dari
seorang ayah bergolongan N dan ibu bergolongan darah MN.
Jawab:
P : Golongan darah N >< Golongan darah M
L
N
L
N
L
M
L
N
L
N
L
N
L
M
L
M
L
N
L
M
L
N
L
M
L
N
L
N
L
N
L
N
Anak yang lahir:
bergolongan darah MN 50%
bergolongan darah N 50%
Carilah bagaimana kemungkinan golongan darah anak-anak yang lahir
apabila kedua orangtuanya bergolongan darah MN!
Dalam keadaan sehari-hari, seperti tranfusi, golongan darah yang dikenal
adalah sistem A-B-O. Namun, dalam keadaan tertentu, seperti dalam analisis
genetis sering digabungkan sistem A-B-O dengan sistem M-N untuk
mengidentifikasi seseorang.
Penggabungan ini sangat berarti dalam bidang hukum peradilan. Karena
dalam penggabungan kedua sistem A-B-O dan M-N orang yang semula hanya
dapat dikelompokkan atas 4 golongan sekarang menjadi 12 kelompok.
Dengan demikian, memudahkan penyelidikan karena bidang penentuannya
semakin sempit.
3)
Sistem Rhesus
Pada tahun 1940, K. Landsteiner dan A. S. Weiner menemukan antigen
dalam darah
Macacus rhesus
(sejenis kera yang terdapat di India). Antigen ini
dikenal sebagai antigen
rhesus
atau faktor
rhesus
(Rh), yang juga ditemukan
dalam sel darah manusia.
Berdasarkan ada atau tidaknya antigen rhesus, darah manusia dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu:
a)
golongan rhesus positif (Rh
+
) yang di dalam eritrositnya ditemukan an-
tigen rhesus;
b)
golongan rhesus negatif (Rh
-
) yang di dalam eritrositnya tidak ditemukan
antigen rhesus.
Tugas
3.14
152
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Menurut K. Landsteiner, adanya antigen rhesus dikendalikan oleh gen
Rh yang bersifat dominan terhadap gen rh alelnya.
Tabel 3.10
Fenotipe dan genotipe pada sistem rhesus
Fenotipe
Genotipe
Gol. Rh
+
Rh Rh atau Rh rh
Gol. Rh
-
rh rh
Jika dilakukan tranfusi darah dari donor yang memiliki Rh
+
kepada
resipien yang memiliki Rh
–
, akan merangsang pembentukan antibodi Rh
+
.
Apabila pada kemudian hari resipien tersebut mendapat tranfusi darah Rh
+
untuk yang kedua kalinya, akan terjadi aglutinasi dan dapat menyebabkan
kematian. Hal ini terjadi karena antibodi Rh
+
yang terbentuk akan
beraglutinasi dengan antigen Rh
+
. Sebaliknya, jika orang yang memiliki Rh
+
menerima darah dari donor yang memiliki Rh
–
, tidak menimbulkan aglutinasi
karena orang yang bergolongan Rh
-
tidak mengandung antibodi Rh
+
.
Stimulasi pembentukan antibodi dapat pula terjadi melalui perkawinan.
Jika seorang wanita Rh
-
menikah dengan pasangannya yang Rh
+
(homozigot)
akan memperoleh fetus (bayi dalam rahim ibu) yang memiliki Rh
+
(heterozigot).
P:
rh rh
><
Rh Rh
(Rh negatif)
(Rh positif)
Gamet
:
rh
Rh
F
1
:
Rh rh (Rh positif)
Perbedaan golongan rhesus antara ibu dan fetus yang dikandungnya
dapat menyebabkan peristiwa
maternal foetal incompatibility,
yaitu
ketidaksesuaian darah antara ibu dan fetus, akibat terbentuknya antibodi Rh
+
pada tubuh ibu yang bergolongan Rh
-
. Antibodi Rh
+
yang terbentuk pada
tubuh ibu merupakan tanggapan (reaksi) dari masuknya eritrosit fetus ke
tubuh ibu melalui plasenta. Selanjutnya jika antibodi Rh
+
ini akan bertemu
dengan antigen Rh
+
yang terdapat pada eritrosit fetus sehingga akan terjadi
aglutinasi.
Keadaan ini dapat menyebabkan
erytroblastosis fetalis,
yaitu anemia yang
parah yang disebabkan oleh hemolisis sel darah merah (eritrosit) sehingga di
dalam darah beredar eritroblas, yaitu eritrosit yang belum dewasa. Jika tidak
segera mendapatkan tranfusi, akan menyebabkan kematian.
Dalam keadaan normal tidak terjadi pertukaran darah antara ibu dan
fetus di dalam kandungan. Pecahnya kapiler dalam plasenta karena sesuatu
hal dapat menyebabkan perembesan darah fetus ke dalam peredaran darah
ibu, yang memacu diproduksinya antibodi, perhatikan Gambar 3.39.
Hereditas
153
darah Rh
+
pada fetus
darah Rh
-
pada ibu
Antibodi yang dibentuk ibu
melintasi plasenta dan
selanjutnya akan menunjukkan
antigen Rh
+
bayi
Ibu bergolongan darah
Rh
-
membentuk
antibodi untuk melawan
darah Rh
+
antigen
Gambar 3.39
Peristiwa terjadinya erytroblastosis fetalis
Bayi
erytroblastosis fetalis
ditandai dengan tubuh mengembung, hati dan
limpa membengkak, kulit berwarna kuning akibat banyaknya empedu yang
tertimbun di dalam darah yang berasal dari perombakan eritrosit menjadi
bilirubin.
Pada umumnya anak yang pertama dapat lahir dengan selamat karena
pembentukan anti Rh
+
berlangsung perlahan-lahan. Akan tetapi, jika ibu
tersebut mengandung lagi dengan fetus Rh
+
, jumlah anti Rh
+
dalam serum
darah sudah bertambah sehingga dapat menghancurkan eritrosit fetus yang
dapat menyebabkan kematian
Contoh
1)
Bagaimana kemungkinan golongan darah anak-anak yang lahir dari
seseorang ayah yang Rh
+
heterogen dengan seorang ibu yang Rh
-
?
Jawab:
P
:
Rh rh ><
rh rh
Rh
rh
rh
Rh rh
rh rh
rh
Rh rh
rh rh
Sumber
:
Biology,
Barrett
Anak-anak yang lahir:
bergolongan darah Rh
+
50%
bergolongan darah Rh
–
50%
154
Biologi Kelas XII SMA dan MA
KEGIATAN 3.4
2) Jika seorang ibu mempunyai Rh
+
(homozigot) menikah dengan
pasangannya yang Rh
-
, bagaimanakah golongan darah anak-anaknya?
P
:
Rh Rh
><
rh rh
rh
rh
Rh
Rh rh
Rh rh
Rh
Rh rh
Rh rh
Anak-anak yang lahir bergolongan darah Rh
+
(heterozigot) 100%
Carilah kemungkinan golongan darah anak-anak yang lahir dari
pasangan suami istri yang keduanya mempunyai Rh
+
(heterozigot).
Membuat Peta Silsilah
1.
Buatlah peta silsilah keluargamu tentang golongan darah, mulai
dari kakek-nenek dari ayah; kakek-nenek dari ibu; ayah-ibu, serta
beserta adik dan kakakmu sekandung.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini.
a.
Ada berapa macam golongan darah yang kamu temukan?
b.
Golongan darah mana yang paling banyak?
c.
Buatlah diagram persilangan?
d. Usaha Menghindari Penyakit Menurun
Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk menghindari
terjadinya penyakit menurun, yaitu
Eugenetika
dan
Eunetika
. Eugenetika
merupakan usaha menghindari penyakit menurun melalui penggunaan
hukum genetika, misalnya dengan menggunakan pedigree atau peta silsilah.
Eunetika adalah usaha menghindari penyakit menurun melalui perbaikan
kualitas hidup, misalnya peningkatan gizi, kebersihan lingkungan, dan
olahraga.
Tugas
3.15
Hereditas
155
Ahli genetika juga menyarankan cara-cara praktis untuk menghindari
munculnya penyakit menurun, di antaranya:
1.
menghindari menikah dengan seseorang yang masih mempunyai
hubungan darah dekat;
2.
memeriksakan kesehatan beserta riwayatnya bagi calon pengantin;
3.
menghindari terjadinya perkawinan orang-orang yang menderita
penyakit keturunan;
4.
mempelajari hukum-hukum pewarisan sifat.
E. Mutasi
Suatu kenyataan bahwa keanekaragaman merupakan fenomena penting
dalam dunia kehidupan. Keanekaragaman berasal dari proses evolusi yang
didasari oleh perubahan-perubahan genetis. Perubahan genetis tersebut
diwujudkan dalam bentuk kelainan-kelainan tertentu, misalnya cacat lahir,
dan kembar siam.
Perubahan dalam organisasi materi genetik yang dapat diproduksi dan
diwariskan kepada generasi berikutnya disebut mutasi. Perubahan ini dapat
terjadi hanya pada satu atau beberapa nukleotida dan dapat pula melibatkan
seluruh set kromosom. Proses replikasi DNA sangat cermat dan teratur, tetapi
kesalahan dapat saja terjadi, seperti kesalahan urutan nukleotida,
pengulangan nukleotida, atau ikatan yang salah antara unit-unit sehingga
dapat mengakibatkan perubahan dalam informasi genetik. Kesalahan ini
digandakan pada saat replikasi dan diwariskan kepada generasi berikutnya
sebagai suatu mutasi.
Mutasi merupakan sumber penting untuk semua sumber genetik. Tanpa
mutasi, semua gen hanya akan terdapat dalam satu bentuk sehingga alel-
alelnya tidak ada. Beberapa tingkat mutasi penting untuk mendapatkan
variabilitas genetika agar makhluk hidup dapat beradaptasi terhadap
lingkungan yang baru. Contoh mutasi dapat dilihat pada Gambar 3.40.
Gambar 3.40
Domba hasil mutasi yang
memiliki kaki yang pendek
Sumber
:
Exploring Biology,
Smith
156
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Mutasi pertama kali dilaporkan oleh Seth Wright (1870) yang melihat
adanya kelainan pada kaki anak domba. Kaki anak domba tersebut lebih
pendek dibandingkan dengan kaki domba-domba lainnya. Selanjutnya
domba berkaki pendek ini dapat mengembangkan keturunannya dan disebut
domba jenis
Ancon
.
Hugo de Vries (1901) yang pertama kali menggunakan istilah “mutasi”
dalam bukunya
The Mutation Theory
, mengemukakan adanya perubahan
fenotipe yang diturunkan pada bunga
Oenothera lamarckiana
. Perubahan pada
bunga tersebut, sekarang diketahui karena adanya variasi jumlah kromosom.
Penelitian ilmiah lebih lanjut tentang mutasi dilakukan oleh Morgan
(1910), yang mengemukakan adanya
Drosophila
melanogaster
(lalat buah)
bermata putih di antara lalat jantan lainnya yang bermata merah.
Berdasarkan tempat terjadinya, mutasi pada jaringan tubuh dibedakan
menjadi dua golongan.
1.
Mutasi somatik, terjadi pada sel-sel somatik (sel tubuh) dan mutasi ini
diwariskan pada sel-sel somatik saja.
2.
Mutasi germinal, terjadi pada sel-sel kelamin (sel sperma atau sel telur).
Perubahan mutasinya dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Jika
mutasi tersebut menghasilkan sifat dominan, sifat tersebut akan
terekspresikan pada keturunannya, tetapi jika resesif, ekspresinya akan
tersembunyi.
1. Macam-Macam Mutasi dan Penyebabnya
Perubahan materi hereditas pada satu atau beberapa nukleotida DNA di
dalam gen, disebut
mutasi gen
atau
mutasi titik
(
point mutation
). Perubahan
yang meliputi struktur atau jumlah kromosom disebut
mutasi kromosom
atau
aberasi kromosom
(
gross mutation
), sedangkan organisme yang mengekspresikan
fenotipe baru sebagai hasil mutasi disebut
mutan
. Berdasarkan tingkat
terjadinya, dikenal dua jenis mutasi, yaitu mutasi gen dan mutasi kromosom.
a. Mutasi Gen (
Point Mutation
)
Mutasi gen terjadi pada susunan molekul DNA-nya bukan pada lokus
atau bagian lain dari kromosom. Perubahan-perubahan dalam bentuk struktur
kimia seperti disebutkan di atas, tidak mengganggu bentuk maupun jumlah
kromosom, tetapi menimbulkan perubahan
RNA-m
dan sebagai akibat
mengubah protein atau enzim yang disusun sehingga menghasilkan fenotipe
yang berbeda, perhatikan Gambar 3.41. Hal ini disebabkan oleh adanya
perubahan pada basa-basa yang dapat memengaruhi DNA dengan cara yang
sangat berbeda, yaitu sebagai berikut.
Hereditas
157
T
DNA Asal
Substitusi pasangan basa
Delesi pasangan basa
Delesi pasangan basa
Insersi pasangan basa
AT TAGCGGC
AT AAT C GC CG
TAGTAGCGGC
AT CAT C GC CG
TATTAGCG
GC
AT AAT
A
T
CGC
CG
TATTAGGGC
AT AAT C CC G
Gambar 3.41
Mutasi gen
1)
Mutasi Substitusi (penggantian basa)
Mutasi subtitusi atau penggantian basa terdiri atas:
a)
transisi, jika basa purin (Adenin) diganti dengan basa purin yang lain
(Guanin) atau basa pirimidin (Timin) diganti dengan pirimidin yang lain
(Sitosin);
b) transversi, jika basa purin (Adenin, Guanin) diganti dengan pirimidin
(Sitosin, Timin) atau sebaliknya.
2)
Mutasi Pergeseran Kerangka (frame shift)
Mutasi pergeseran kerangka meliputi:
a)
delesi: jika pengurangan satu atau lebih pasangan basa nitrogen;
b) insersi: jika terjadi penyisipan satu atau lebih pasangan basa nitrogen
yang terdapat pada molekul DNA. Perhatikan Gambar 3.41.
Sumber
:
Biological Science,
Green
158
Biologi Kelas XII SMA dan MA
3)
Transposon
Transposon adalah loncatan potongan DNA ke tengah-tengah gen.
Transposon mengacaukan fungsi beberapa gen. Beberapa kelainan atau
penyakit akibat mutasi gen, di antaranya anemia sel sabit (
sickle cell anemia
).
Penyakit
sickle cell
atau sel sabit adalah suatu bentuk abnormalitas pada
eritrosit yang diturunkan oleh gen resesif. Molekul hemoglobin sel sabit
mengendap apabila mengalami kekurangan oksigen, membentuk agregat
kristal sehingga mengubah bentuk eritrosit menjadi sel sabit seperti
ditunjukkan dalam Gambar 3.42. Sel-sel ini menyumbat kapiler dan
menghambat transfer oksigen ke berbagai jaringan. Hal ini dapat
menyebabkan kematian.
Gambar 3.42
Eritrosit pada penderita
sickle cell
Sumber:
Biology,
Barrett
Penelitian secara kimiawi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
antara hemoglobin normal (hemoglobin A) dan hemoglobin penderita sel
sabit (hemoglobin S). Perbedaan tersebut terletak pada satu asam amino yang
menyusun molekul hemoglobin.
Asam amino yang ke-6 dari ujung terminal amino (NH
2
–
) pada hemoglo-
bin A adalah
asam glutamat
(bermuatan negatif), sedangkan pada hemoglo-
bin S pada tempat yang sama terdapat
valin
(tidak bermuatan pada pH netral).
Dengan demikian, perubahan asam amino tunggal dalam satu polipeptida
dapat menimbulkan kelainan.
Jika diperhatikan kode triplet pada DNA penderita, tampak bahwa
pasangan basa A - T karena mutasi berubah menjadi T - A sehingga kodon
pada RNA-m berubah dari GAG (asam glutamat) menjadi GUG (valin). Untuk
memahami hal tersebut, perhatikan Gambar 3.43 berikut.
Hereditas
159
Hemoglobin A
Histidin
+
+
+
–
leusin
valin
threonin
leusin
asglutamat
prolin
lisin
as.glutamat
Hemoglobin S
Histidin
+
+
+
–
leusin
valin
threonin
leusin
asglutamat
prolin
lisin
as.glutamat
valin
as.glutamat
Gambar 3.43
Perbedaan antara hemoglobin A dan hemoglobin S
Contoh cacat atau penyakit lain akibat terjadinya mutasi gen, yaitu:
1)
albinisme pada manusia;
2)
macam-macam warna mata pada
Drosophila melanogaster
(lalat buah),
perhatikan Gambar 3.44.
mata merah
mata putih
Gambar 3.44
Drosophila melanogaster
dengan warna mata yang berbeda
Sumber:
Biology,
Barrett
Sumber:
Biological Science,
Green
b. Mutasi Kromosom (
Gross mutation
)
Mutasi kromosom dapat terjadi karena adanya perubahan struktur
kromosom atau perubahan jumlah kromosom.
1)
Perubahan Struktur Kromosom
Struktur kromosom dapat berubah sehingga berbeda dengan struktur
kromosom yang normal. Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur
kromosom adalah sebagai berikut.
160
Biologi Kelas XII SMA dan MA
a)
Delesi atau Defisiensi
Delesi adalah peristiwa patahnya sebagian segmen kromosom. Pada
peristiwa ini kromosom dapat kehilangan satu gen atau lebih. Hal ini
menyebabkan terjadi sintesis protein dengan perubahan pada asam
aminonya. Kromosom yang tidak memiliki sentromer akan larut di dalam
plasma karena gen-gennya tidak berfungsi.
b)
Duplikasi
Duplikasi adalah peristiwa penambahan patahan segmen kromosom lain
yang homolog. Akibat duplikasi segmen, maka akan terdapat lebih dari
satu segmen indentik di dalam satu perangkat kromosom.
c)
Inversi
Inversi ialah peristiwa membaliknya beberapa urutan gen dalam suatu
kromosom. Hal ini terjadi karena kromosom patah di dua tempat, yang
diikuti penyisipan kembali gen-gen tetapi dengan urutan terbalik.
Berdasarkan letak sentromernya, inversi dibedakan atas:
(a) Inversi parasentris adalah inversi yang terjadi karena dua bagian
yang patah terletak pada satu lengan kromosom.
(b) Inversi perisentris adalah inversi yang terjadi karena dua bagian yang
patah masing-masing terletak pada lengan kromosom yang
berlainan.
d)
Translokasi
Translokasi adalah pindahnya potongan segmen kromosom yang satu
ke potongan kromosom lain yang bukan homolognya. Berbagai proses
mutasi kromosom dapat dilihat pada Gambar 3.45.
ABCDE FGH
ABCE FGH
Delesi
A B C DE F GH
A B C
F GH
Duplikasi
DE
BC
A B C DE F GH
A
F GH
Inversi
E
ABCDE FGH
MNO
FGH
Translokasi
E
CD
MN O P Q
R
A B PQ
R
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 3.45
Berbagai proses mutasi kromosom
Sumber:
Biological Science,
Green
Hereditas
161
I N F O B I O L O G I
Sindrom Cri-du-chat
Radiasi salah satu di antara-
nya sinar X, dapat menyebabkan
patahnya kromosom, kalau se-
andainya hal ini terjadi pada kro-
mosom nomor 5 pada manusia
akan menyebabkan bentuk laring
menyempit, sehingga pada saat
bayi/anak itu menangis, suaranya
seperti kucing.
Sumber:
Biology The Unity and Diversity of Life,
Starr-Taggart
Perubahan struktur kromosom pada manusia sangat merugikan. Sebagai
contoh, sindroma
Cri-du-chat
(
cat cry syndrome
) disebabkan oleh delesi pada
lengan pendek kromosom nomor 5.
Sindroma
Cri-du-chat
memiliki karakteristik sebagai berikut. Pita suara
kecil, epiglotis melengkung sehingga waktu baru lahir tangisannya mirip
suara kucing, mengalami keterbelakangan fisik dan mental, bayi kecil dan
lemah, otak kecil, muka lebar, hidung mengalami penebalan, IQ berkisar
antara 20 – 0. Penderita
cri-du-chat
meninggal pada waktu lahir atau pada
masa kanak-kanak.
2)
Perubahan Jumlah Kromosom
Setiap jenis organisme memiliki seperangkat kromosom (genom) dengan
jumlah tertentu. Sel somatik bersifat diploid atau mengandung
2n kromosom,
sedangkan sel gamet merupakan sel haploid mengandung
n kromosom
.
Namun, kadang-kadang terjadi penyimpangan selama mitosis, meiosis, atau
waktu fertilisasi sehingga menghasilkan sel-sel dengan kromosom yang lebih
atau kurang dari ketentuan tersebut di atas sehingga terjadi perubahan jumlah
kromosom. Perubahan jumlah kromosom dibedakan atas perubahan sel
(aneuploidi) dan perubahan penggandaan (aneusomi).
a)
Aneuploid (Perubahan Jumlah Ploidi)
Aneuploid, yaitu perubahan yang melibatkan seluruh set kromosom.
Organisme euploid, memiliki kromosom yang lengkap. Beberapa variasi eu-
ploid dapat digambarkan pada diagram berikut.
162
Biologi Kelas XII SMA dan MA
monoploidi
poliploidi
normal/euploid
234
1
1234
1234
1234
diploid
monoploid
triploid
tetraploid
Gambar 3.46
Variasi euploid
(1) Monoploid
Organisme monoploid memiliki satu genom (n) di dalam sel tubuhnya,
setiap kromosom terdapat dalam jumlah tunggal, seperti tampak dalam
Gambar 3.46.
Monoploid pada hewan jarang ditemukan, misalnya pada lebah madu
jantan yang tumbuh dari sel telur yang tidak dibuahi partenogenesis.
Monoploid ditemukan pula pada sebagian besar mikroorganisme, seperti
bakteri, alga, fungi, serta generasi gametofit lumut.
Organisme monoploid umumnya berukuran lebih kecil daripada yang
normal (2n), viabilitas rendah, dan biasanya steril karena kromosom ho-
molog tidak memiliki pasangan selama meiosis sehingga hasil meiosis
kekurangan satu atau beberapa kromosom.
(2) Triploid
Organisme yang memiliki 3 genom (3n) dalam sel somatiknya
dikelompokkan ke dalam triploid. Organisme triploid umumnya steril.
(3) Tetraploid
Tetraploid, yaitu jika organisme memiliki 4 genom atau 4 perangkat
kromosom (4n) dalam sel. Individu tetraploid biasanya fertil. Pada
tumbuhan tetraploid berwarna lebih gelap karena lebih banyak
mengandung klorofil berukuran besar, begitu pula pada buah dan bijinya.
d) Poliploid
Poliploid, yaitu organisme yang memiliki kromosom lebih dari 2
perangkat (2n) seperti triploid (3n), tetraploid (4n), dan pentaploid (5n).
Sumber
:
Advanced Biology,
Clegg
aneuploidi
Hereditas
163
Organisme yang lebih dari tetraploid jarang ditemukan dalam populasi
alami, tetapi beberapa tumbuhan budi daya ditemukan poliploid (tetra-
ploid), misalnya apel, pisang, kentang, kacang tanah, gandum, dan kopi.
Pada hewan, poliploid menimbulkan keadaan tidak seimbang dalam
mekanisme penentuan jenis kelamin sehingga mengakibatkan steril.
Beberapa kasus poliploid pada manusia ditemukan, tetapi selalu
mengalami keguguran spontan atau lahir mati. Menurut Stern (1973),
kira-kira 15% dari kasus keguguran spontan adalah triploid dan tetrap-
loid.
Perubahan perangkat kromosom (genom) dapat terjadi karena:
(a) autopoliploidi: genom mengganda dengan sendirinya karena adanya
gangguan pada meiosis;
(b) allopoliploidi: terjadi pada hibrid yang berasal dari 2 spesies yang
jumlah genomnya berbeda.
(5) Induksi poliploid
Perubahan perangkat dari organisme diploid menjadi organisme
poliploid dapat diinduksi dengan cara menghambat pemisahan
kromosom. Usaha-usaha yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
(a) Menggunakan suhu tinggi, seperti yang dilakukan pada jagung.
(b) Sentrifugal (pemusingan) proses pemusingan pada kecambah dapat
menyebabkan poliploid, misalnya pada tembakau.
(c) Bahan-bahan radioaktif seperti sinar X. Radium dapat menyebabkan
sel poliploid.
(d) Senyawa kimia seperti kolkisin, etil merkuri klorida, sulfanilamide
dapat menginduksi poliploid pada tumbuhan; senyawa kimia ini
akan menghambat pembentukan benang gelendong sehingga
kromosom tidak dapat memisah dan akibatnya terjadi duplikasi
kromosom.
b)
Aneusomi
Aneusomi terjadi apabila perubahan melibatkan hanya pada salah satu
kromosom di dalam satu set kromosom. Organisme aneusomi memiliki
kekurangan atau kelebihan kromosom dibandingkan jumlah kromosom dip-
loid dari spesies tersebut. Hal ini memengaruhi tingginya mortalitas dan
rendahnya fertilitas.
Aneusomi dapat terjadi karena beberapa hal sebagai berikut.
(1) Nondisjungsi (
nondisjunction),
yaitu peristiwa gagal berpisah pada
kromosom homolog ketika anafase pada meiosis I.
(2) Anafase lag, yaitu tidak melekatnya kromatid pada gelendong ketika
meiosis.
164
Biologi Kelas XII SMA dan MA
(2n)
X
Y
(2n – 1)
X
(2n + 2)
XY
Y
X
XY
Y
(2n – 2)
(a)
lalat buah jantan biasa
(b)
keadaan monosomik
(c)
keadaan trisomik
(d)
keadaan tetrasomik
(e)
keadaan nullisomik
Gambar 3.47
Berbagai macam aneuploid
Aneusomi meliputi:
(1) monosomik (2n - 1): organisme yang kehilangan satu kromosom dari
sepotong kromosom homolog disebut monosomi;
(2) nullisomik (2n - 2): organisme yang kehilangan sepasang kromosom ho-
molog, disebut nullisomi; individu nullisomi memiliki viabilitas dan
fertilitas yang rendah;
(3) trisomik (2 + 1): organisme yang memiliki satu kromosom tambahan disebut
trisomi; pada waktu meiosis menghasilkan 2 macam gamet, yaitu (n) dan (n + 1);
trisomi ditemukan pada kecubung;
(4) tetrasomik (2n + 2): organisme yang memiliki dua kromosom tambahan
disebut tetrasomi; agar lebih memahami hal tersebut, perhatikan gambar
berbagai aneuploid pada
Drosophila
berikut ini (Gambar 3.47).
c)
Aneuploid pada Manusia
Beberapa contoh aneuploid pada manusia adalah sebagai berikut.
(1) Sindroma Turner (45, X)
Penderita Sindroma Turner memiliki 44 autosom dan 1 kromosom X. Oleh
karena itu, kariotipenya menjadi 45, X O atau 44A + X. Penderita ini
ditemukan H.H. Turner pada 1938. Penderita sindroma Turner berkelamin
wanita, tetapi tidak memiliki ovarium, steril, perawakan pendek, pada
leher mempunyai gelambir, lihat Gambar 3.48.
Sumber
:
Advanced Biology,
Clegg
Hereditas
165
123
45
678
101112
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
YX
9
Gambar 3.49
Kromosom pria Sindroma Klinefelter. Perhatikan kromosom seks
bertambah satu menjadi XXY
(2) Sindroma Klinefelter (47, XXY)
Penderita mengalami penambahan satu kromosom X terhadap kromosom
normal XY sehingga memiliki 44 autosom dan 3 kromosom seks (XXY)
susunan kromosom XXY disebabkan fertilisasi ovum XX oleh sperma Y
atau ovum X oleh sperma XY. Ditemukan oleh H.H. Klinefelter (1942).
Penderita sindroma Klinefelter berkelamin laki-laki, tetapi cenderung
kewanitaan, testis kecil, payudara membesar karena penumpukan lemak,
mengalami keterbelakangan mental. Keterbelakangan mental selalu
ditemukan jika kromosom X lebih dari dua. (Gambar 3.49)
123
45
678
101112
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
0X
9
Gambar 3.48
Kromosom wanita Sindroma Turner. Perhatikan satu di antara kedua
kromosom X hilang
Sumber:
Advanced Biology,
Clegg
Sumber:
Advanced Biology,
Clegg
(3) Sindroma Jacobs (47, XYY)
Penderita memiliki tambahan kromosom Y sehingga kariotipenya (47,
XYY) atau (22 AA + XYY), ditemukan oleh P.A. Jacobs pada tahun 1965.
Ciri-ciri penderita berperawakan tinggi, IQ di bawah normal (80 - 95),
bersifat antisosial, agresif, dan sejak kecil menampakkan watak kriminal.
166
Biologi Kelas XII SMA dan MA
(4) Sindroma Patau
Penderita sindroma Patau memiliki tambahan satu autosom sehingga
memiliki kariotipe (47, XX) atau (47, XY). Kelebihan kromosom ini disebut
trisomi. Trisomi terjadi mungkin pada kromosom nomor 13 dan 14, atau
15. Karakteristik penderita sindroma Patau adalah berkelamin laki-laki
atau wanita dengan kepala kecil, mata kecil, sumbing celah langit-langit,
tuli, dan pertumbuhannya terbelakang.
(5) Sindroma Down
Penderita Sindroma Down memiliki satu autosom pada nomor 21
sehingga kariotipenya menjadi (47, XX) atau (47, XY). Ditemukan pertama
kali oleh J.L. Down pada tahun 1866. Karakteristik penderita sindroma
Down adalah berkelamin laki-laki atau perempuan, tinggi badan
±
120
cm, kepala lebar dan pendek, lidah besar, jari pendek, dan gemuk
terutama kelingking, memiliki lipatan mata mongolism, otak kecil, dan
tumbuh tidak sempurna sehingga mengalami keterbelakangan mental.
Penderita sindroma Down ada yang idiot (IQ < 25), imbisil (IQ 25 - 49), dan
ada yang debil (IQ 50 - 69). Pada umumnya penderita sindroma ini steril,
lihat Gambar 3.50.
c. Mutagen
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mutasi dikenal sebagai
mu-
tagenic
agent
atau mutagen. Pada umumnya mutagen berupa bahan fisika,
kimia, dan biologi yang memiliki daya tembus kuat hingga dapat mencapai
123
45 X
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Y
9
Gambar 3.50
Kromosom pria
Sindroma Down
perhatikan autosom nomor 21
Sumber:
Advanced Biology,
Clegg
Hereditas
167
bahan genetis di dalam sel. Namun, selain itu dijumpai pula mutasi yang
tidak jelas mutagennya yang diduga berasal dari alam dan akibat kesalahan
metabolisme dalam sel.
1)
Mutagen Fisika
Beberapa mutagen fisika, antara lain sebagai berikut.
a)
Radiasi pengion sinar X, sinar-
α
, sinar-
β
, sinar-
γ
, yang dipancarkan oleh
isotop radioaktif. Sinar X merupakan sinar berenergi tinggi yang dapat
menembus ke dalam sel dan memiliki dampak sebagai berikut.
(1) Energinya yang tinggi jika mengenai DNA menyebabkan kerusakan
pada molekul gula fosfat.
(2) Menghasilkan radikal bebas yang mempunyai daya reaksi tinggi
sehingga dapat merusak sistem perbaikan pada DNA.
b) Sinar ultraviolet: melepaskan energinya terhadap atom-atom yang
dijumpai dan menyebabkan eksitasi sehingga molekul yang mengandung
bentuk ion-ion menjadi reaktif.
c)
Sinar kosmis
2)
Mutagen Kimia
Mutagen kimia berpengaruh terhadap DNA yang sedang bereplikasi
maupun yang tidak bereplikasi, antara lain: gas mustard, nitrogen mustard,
etil metan sulfonat (EMS), etil etan sulfonat (EES), HNO
2
, hidroksil amino
(NH
2
OH), zat warna akridin, analog basa (5-Bromo urasil dan 2-Aminopurin),
analog basa memiliki struktur yang mirip dengan basa normal sehingga dapat
melakukan metabolisme dan terikat dengan DNA selama replikasi), pestisida:
DDT, BHC, TEM, siklamat (pemanis buatan) banyak dimanfaatkan dalam
industri makanan dan minuman.
Selain oleh mutagen fisika dan mutagen kimia di atas, mutasi dapat juga
disebabkan oleh virus dan bakteri, yang lebih dikenal dengan sebutan
mu-
tagen biologi
.
d. Iradiasi
Walaupun sebagian besar mutasi menyebabkan organisme menjadi
kurang efisien karena merugikan, mutasi dan mutagen telah terbukti
bermanfaat dalam beberapa hal. Pengembangan sifat-sifat baru yang
diinginkan telah dilakukan melalui mutasi induksi dengan radiasi
(penyinaran dengan sinar radioaktif).
Proses radiasi suatu bahan untuk tujuan tertentu dengan pancaran
elektron dan neutron disebut
iradiasi
. Di antara sinar-sinar radioaktif yang
sering digunakan adalah sinar gamma (
γ
) karena memiliki daya tembus yang
besar.
168
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Sumber radiasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.
radioaktif alami, yang meliputi sinar kosmis, bumi, dan tubuh organisme
itu sendiri;
b.
radioaktif buatan, yang dibuat melalui reaksi inti di dalam reaktor atom.
Sinar pengion merupakan salah satu bentuk energi yang jika diserap oleh
suatu sistem akan menimbulkan pengaruh pada sistem tersebut.
Berdasarkan pengaruh radioaktivitas pada manusia, Dr. Edward Teele
menyusun hipotesis sebagai berikut.
a.
Jika seluruh tubuh dikenai sinar radioaktif sebesar 1.000 Röntgen, hampir
dapat dipastikan bahwa orang tersebut akan mati dalam waktu tidak
lebih dari satu bulan.
b.
Jika dikenai sinar radioaktif sebesar 400-500 Röntgen, kemungkinan hidup
atau mati 50%.
c.
Jika dikenai sinar radioaktif 100 Röntgen, umurnya akan lebih pendek
dan segera mati; kemungkinan orang tersebut akan menderita leukemia
atau kanker.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi radiasi sangat
merugikan. Walaupun demikian, pemanfaatan radiasi yang menguntungkan
dikembangkan dalam berbagai bidang. Saat ini iradiasi telah dimanfaatkan
dalam teknologi pangan, teknologi pertanian, dan pada bidang kedokteran.
1)
Iradiasi dalam Bidang Teknologi Pangan
Iradiasi bahan pangan dilakukan dengan berbagai tujuan, antara lain:
menghambat pertunasan, menunda pematangan buah-buahan, desinfektan
serangga, menghilangkan parasit dalam daging segar, menurunkan
kandungan mikroba, membunuh mikroba patogen, dan membunuh semua
mikroba yang ada.
Kelebihan yang dimiliki iradiasi jika dibandingkan dengan yang
menggunakan pr
oses pengawetan yang lain, di antaranya: tidak mening-
galkan residu zat kimia pada makanan, kesegaran bahan pangan dapat
dipertahankan, dapat dilakukan pada bahan yang telah dikemas, dan tidak
menimbulkan polusi pada lingkungan.
2)
Iradiasi dalam Bidang Teknologi Pertanian
Iradiasi dalam bidang pertanian dilakukan dengan berbagai tujuan, di
antaranya: untuk memperoleh bibit unggul; dan pemberantasan hama dengan
teknik jantan mandul, yaitu dengan radiasi dosis tertentu yang dapat
mengakibatkan kemandulan pada serangga jantan sehingga populasi
serangga hama dapat dikendalikan.
Hereditas
169
3)
Iradiasi dalam Bidang Kedokteran
Selain dilakukan dalam bidang teknologi pangan dan pertanian, iradiasi
juga dilakukan dalam bidang kedokteran. Tujuan dilakukannya iradiasi dalam
bidang kedokteran antara lain untuk mendiagnosis suatu penyakit dan untuk
terapi (pengobatan).
Carilah pemanfaatan iradiasi dalam bidang lain dari buku sumber lain
yang ada di sekolah.
Mutasi
Tujuan
Menyelidiki pengaruh kolkisin sebagai penyebab mutasi pada
tumbuhan.
Alat dan Bahan
1.
Larutan kolkisin 0,1 %.
2.
Berbagai biji yang akan diselidiki (biji kacang tanah, kacang
merah, kacang kedelai).
3.
Cawan petri.
4.
Pinset.
Cara kerja
1.
Pilih biji yang besar dan sehat, masing-masing sebanyak 20 butir.
2.
Redam dalam larutan kolkisin 0,1 % selama 24 jam.
3.
Tanam biji-biji tersebut pada pot tanah yang telah disediakan dan
beri label.
4.
Tanam juga biji yang tidak direndam kolkisin sebagai
pembanding pada pot yang berbeda dan beri label.
5.
Amati pertumbuhan biji-biji tersebut secara saksama dan
bandingkan antara keduanya dalam hal:
a.
Bagaimana kecepatan tumbuhnya?
b.
Adakah perbedaan ukuran kuncup dari keduanya?
c.
Bagaimanakah ukuran daun, bunga atau buah?
Catatlah hasil pengamatanmu dalam tabel dan lihatlah kesimpulannya.
Tugas
3.16
KEGIATAN 3.6
170
Biologi Kelas XII SMA dan MA
2. Mutasi Alami dan Mutasi Buatan
Berdasarkan kejadiannya mutasi dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu mutasi alami dan mutasi buatan.
a. Mutasi Alami
Mutasi alami atau spontan adalah perubahan materi genetik yang terjadi
dengan sendirinya di alam. Mutasi alami berlangsung sangat lambat dan
jarang terjadi, tetapi mutasi ini dapat terjadi setiap saat. Mutasi alami diduga
disebabkan oleh berbagai hal, yaitu sinar kosmis, bahan radioaktif alam, sinar
ultraviolet matahari, kesalahan sewaktu terjadi replikasi DNA, radiasi inter-
nal dari bahan radioaktif yang mungkin masuk ke dalam tubuh melalui
makanan atau saluran pernapasan akibat pencernaan bahan radioaktif.
Mutasi tidak selalu harus berubah menjadi spesies baru, tetapi jika
keturunan mutan tersebut mengalami mutasi-mutasi berikutnya dan dapat
bertahan hidup sampai beberapa generasi, hal tersebut akan mengubah
genotipe maupun fenotipenya yang berbeda dengan nenek moyangnya.
Mutasi alami dijumpai pada
Drosophila
, nyamuk, dan tikus.
b. Mutasi Buatan
Mutasi buatan atau mutasi induksi adalah perubahan materi genetik yang
disebabkan oleh usaha manusia. Herman J. Muller (1890 - 1967) sarjana
Amerika memperkenalkan induksi mutasi dengan sinar X pada
Drosophila
melanogaster
. Berdasarkan hasil pengamatannya Muller menyimpulkan bahwa
makin besar dosis radiasi terhadap organisme makin banyak pula terjadi
mutasi.
Penelitian ilmiah selanjutnya dilakukan oleh L.J. Stadier (1928)
menggunakan sinar-
γ
dan sifat-
γ
pada jagung dan jelai. Di pihak lain, Char-
lotte Anerbach (1927) menggunakan gas mustard. Berdasarkan berbagai hasil
penelitian ilmiah, mutasi buatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu
dengan penempatan organisme terhadap bahan-bahan penyebab mutasi,
penyisipan DNA, dan mutagen.
1)
Penempatan Organisme terhadap Bahan-bahan Penyebab Mutasi
Penempatan organisme terhadap bahan-bahan penyebab mutasi seperti
radiasi sinar pengion (sinar
α
, sinar
β
, dan sinar
γ
), serta zat-zat kimia yang
dapat bereaksi dengan DNA.
Mutasi induksi banyak dimanfaatkan, di antaranya untuk memperoleh
bibit unggul dalam meningkatkan produksi pangan. Contoh bibit unggul hasil
mutasi radiasi sinar-
γ
, antara lain padi varietas Atomita I, Atomita II; kedelai
varietas Muria; tomat varietas Bouset dan
Money maker
; kentang varietas
Hereditas
171
Patronas, Donata, dan Radosa. Mutasi induksi dengan senyawa kimia seperti
yang dilakukan pada tumbuhan umumnya menghasilkan keturunan
poliploid, yang memberikan hasil lebih besar dan tidak berbiji, seperti pada
semangka, anggur, jambu, dan tomat.
2)
Penyisipan DNA
Dengan berkembangnya biologi molekuler, para ahli biologi dewasa ini
mampu mengindentifikasi struktur kimia gen. Kemajuan teknik labolatorium
memungkinkan mereka dapat mengisolasi gen dari satu organisme dan
menyisipkannya ke dalam organisme lain. Pemindahan ini dilakukan pada
tingkat DNA. Teknik tersebut dinamakan rekayasa genetika, yang meliputi
rekayasa tingkat sel dan rekayasa tingkat DNA atau teknik rekombinasi DNA.
Rekombinasi DNA merupakan suatu teknik laboratorium untuk menyusun
DNA asing ke dalam molekul DNA suatu organisme. Tujuan penyisipan ini
agar organisme yang disisipi dapat memiliki kemampuan mengekspresikan
gen baru.
Suksesnya teknik ini didukung oleh penemuan enzim endonuklease
restruksi pada bakteri dan enzim DNA ligase yang dapat memotong dan
menyambungkan pada situs-situs tertentu dengan tepat. Jauh sebelumnya
telah ditemukan adanya plasmid (DNA di luar kromosom yang berbentuk
lingkaran) yang dapat digunakan untuk teknik rekombinasi sebagai vektor
atau pembawa ruas DNA asing. Dengan teknik penyisipan gen, pembuatan
hormon insulin manusia oleh bakteri berlangsung sebagai berikut.
plasmid kromosom
sel bakteri
diambil dari sel bakteri
dibuka dengan enzim “DNA splitting”
DNA asing
plasmid dengan DNA asing bersama-sama membentuk “khimera”
plasmid disisipkan ke dalam sel bakteri
sel bakteri membelah diri dan
plasmid-plasmid chimera ikut
membelah
1
2
3
4
5
6
7
Gambar 3.51
Proses penyisipan DNA
Sumber:
Essentials of Biology,
Hopson
172
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Rangkuman
1.
Kromosom terdapat dalam nukleus setiap organisme, mengandung
gen, bentuknya bermacam-macam sesuai dengan letak sentromer-
nya, jumlahnya pada setiap makhluk hidup berbeda-beda. Pada
umumnya terdapat dalam sel tubuh (diploid/2n), sedangkan pada
gamet haploid (n). Berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi
autosom dan gonosom.
2.
Gen atau DNA di dalam sel selalu berpasangan, pasangan gen yang
terletak pada kromosom homolog dan terletak pada lokus yang
bersesuaian disebut alel. Gen dan alel ada yang memiliki fungsi
yang sama, ada yang saling berlawanan atau saling mendukung.
Gen berfungsi mengontrol atau mengatur pembentukan protein
(polipeptida).
Gen pembentuk insulin pada sel pankreas manusia dengan plasmid
bakteri sehingga gen sel bakteri mampu menghasilkan hormon insulin. Agar
lebih jelas, perhatikan Gambar 3.52.
3. Akibat Mutasi
Dengan terjadinya mutasi pada makhluk hidup maka akan terbentuk
mutasi yang sifatnya berbeda dengan induknya. Perubahan sifat ini bisa
menguntungkan bisa pula merugikan bagi manusia.
a.
Menguntungkan
dengan dihasilkan:
1)
Buah besar tanpa biji, misalnya pada semangka, jambu biji, jeruk, anggur,
dan sebagainya.
2)
Bibit unggul: – Padi Atomita I, Atomita II
– Kedelai muria
– Tomat Bousel
– Kentang Petronas
3)
Tanaman budidaya yang kebal terhadap hama dan penyakit. Tanaman
budidaya yang menghasilkan pupuk sendiri.
4)
Hormon insulin sebagai obat diabetes melitus.
5)
Umbi tidak cepat bertunas misal: kentang, bawang dan sebagainya.
b.
Merugikan
: terbentuknya mutasi yang cacat tubuh atau berpenyakit.
Hereditas
173
3.
DNA berupa dua benang polinukleotida yang saling berpilin,
polinukleotida tersusun atas banyak nukleotida (1 gula, 1 fosfat,
dan 1 basa nitrogen). Basa nitrogen penyusun DNA, yaitu basa
purin: adenin, dan guanin; basa pirimidin: timin dan sitosin.
Pasangan basa nitrogen selalu tetap, yaitu adenin (A) dengan timin
(T), sitosin (S) dengan Guanin (G).
4.
kedua nukleotida dihubungkan oleh ikatan hidrgen, yaitu ikatan
antara basa pada polinukleotida yang satu dengan basa
polinukleotida pasangannya. Jumlah keempat basa nitrogen dalam
DNA dan dalam tiap spesies berbeda. DNA mampu mem-
perbanyak diri dengan cara replikasi dan melakukan transkripsi
(penyalinan diri dalam bentuk RNA).
5.
RNA merupakan satu rantai polinukleotida yang tersusun atas gula
ribossa, fosfat, dan basa nitrogen (purin: adenin, guanin;
pirimidin:sitosin, urasil), dibentuk oleh DNA.
6.
Macam-macam RNA, yaitu RNA duta (RNAd), RNA transfer
(RNAt), dan RNA ribosom(RNAr).
7.
Kode genetika (kodon) berupa 3 basa nitrogen (triplet) yang
terdapat pada RNAd dan pada RNAt merupakan pasangan
(komplemen) dari kodon.
8.
Penyimpangan semu Hukum Mendel terjadi karena adanya
interaksi antara gen yang satu dan gen yang lainnya sehingga
perbandingan fenotipe sel anak tidak sesuai dengan Hukum
Mendel, tetapi polanya sama.
9.
Tautan, yaitu beberapa gen terletak pada satu kromosom sehingga
pada saat meiosis gen-gen tersebut tidak dapat memisah secara
bebas sehingga macam gamet yang dihasilkan sedikit.
10. Penentuan jenis kelamin pada manusia ditentukan oleh gonosom
X dan Y, jadi untuk laki-laki XY, untuk perempuan XX, pada sistem
serangga menggunakan sistem XX – XO, jantan XO, betina XX. Pada
burung sistem ZZ – ZW, jantan ZZ, betina ZW.
11. Tautan seks terjadi jika gen yang pada umumnya terletak pada
autosom, ada yang terdapat pada gonosom, misalnya pada
kromosom X atau pada kromosom Y.
12. Gen letal adalah gen yang dapat menyebabkan kematian jika dalam
keadaan homozigot, bisa dominan bisa juga resesif.
174
Biologi Kelas XII SMA dan MA
13. Cacat atau penyakit menurun (genetis) umumnya dikendalikan
oleh gen resesif.
14. Individu penderita memiliki genotipe homozigot resesif,
sedangkan individu heterozigot sebagai pembawa (carier), tidak
menampakkan cacat atau sakit.
15. Cacat atau penyakit yang tidak terkait kromosom seks, antara lain
albino, gangguan mental, polidaktili, sindaktili, brachydactili,
golongan darah, dan thalasemia.
16. Beberapa di antara cacat atau penyakit genetis dikendalikan oleh
gen yang terdapat pada kromosom seks, misalnya hemofili dan
buta warna.
17. Mutasi adalah peristiwa berubahnya struktur materi genetik
sehingga generasi berikutnya dapat mengalami perubahan dan
memiliki sifat berbeda dari induknya.
18. Berdasarkan bagian yang berubah pada materi genetik, mutasi
dibedakan atas mutasi gen dan mutasi kromosom.
19. Mutasi gen adalah peristiwa perubahan materi hereditas pada satu
atau beberapa nukleotida DNA di dalam gen. Mutasi gen meliputi
transisi, transversi, delesi, insersi, dan transposon.
20. Mutasi kromosom dapat terjadi karena adanya perubahan struktur
dan atau perubahan jumlah kromosom. Perubahan struktur
kromosom adalah delesi, duplikasi, inversi, dan translokasi.
21. Perubahan jumlah kromosom meliputi aneuploid dan aneusomi.
22. Organisme yang mengalami mutasi disebut mutan, sedangkan
penyebabnya disebut mutagen.
23. Berdasarkan prosesnya mutasi dibedakan menjadi mutasi alam dan
mutasi buatan.
24. Sebagian besar mutasi merugikan, tetapi proses mutasi juga
dimanfaatkan untuk beberapa hal, misalnya pengembangan sifat-
sifat baru yang diinginkan.
Hereditas
175
Kata Kunci
Albinisme
Alel
Alel ganda
Amitosis
Aneuploid
Aneusomi
Antikodon
Antisense
Brakidaktili
Buta warna
Defisiensi
Delesi
Diploid
Dominan
Dominan penuh
Double helix
Duplikasi
Epistasis
Eritroblastosis fetalis
Fenotipe
Fertilisasi
Filial
Gen ganda
Genom
Genotipe
Haploid
Hemofili
Heterozigot
Hipertichosis
Hipostasis
Homozigot
Homolog
Intermediet
Inversi
Kodon
Kombinasi parental
Komplemen
Kriptomeri
Kromatid
Kromatin
Kromomer
Kromomiol
Kromosom
Kromosom homolog
Letal
Lokus
Meiosis
Mitosis
Mutagen
Mutasi
Mutasi gen
Mutasi kromosom
Oogenesis
Parental
Peta silsilah
Polidaktili
Poliploid
Replikasi
Resesif
Sindaktili
Sitokinesis
Spermatogenesis
Tautan
Transkripsi
Translasi
Transisi
Translokasi
Transparan
Transversi
Triplet
Web bed toes
176
Biologi Kelas XII SMA dan MA
A. Pilih jawaban yang paling tepat.
1.
Perhatikan gambar kromosom di berikut ini!
Bagian kromosom yang disebut
sentromer adalah yang bernomor . . . .
A. 1
B.
2
C. 3
D. 4
E.
5
2.
Substansi genetika di dalam ovum dan sperma terdapat dalam . . . .
A. sitoplasma
D. sentrosom
B.
nukleoplasma
E.
ribosom
C. nukleoprotein
3.
Jika urutan basa nitrogen dalam rantai nukleotida DNA adalah:
SSA - STA - ASA - STT - TTA, maka urutan basa nitrogen dalam rantai
nukleotida pelengkapnya adalah . . . .
A. GGU - GAU- UGU - GAA - AAU
B.
SST - SAT - TST - GSS - GGT
C. TTG - TGS - STS - TGG - SSG
D. UUG - UGS - SUS - UGG - SSG
E.
GGT - GAT - TGT - GAA - AAT
4.
Mulai meleburnya membran nukleus dan terjadinya penebalan kromatin
menjadi kromosom merupakan ciri dari pembelahan sel pada tahap . . . .
A. profase mitosis
D. anafase mitosis
B.
metafase meiosis I
E.
telofase meiosis I
C. metafase mitosis
5.
Dari pembastaran antara genotipe Aa dan Aa, dengan gen a bersifat letal,
keturunan yang diharapkan hidup adalah . . . .
A. 25%
D. 60%
B.
40%
E.
75%
C. 50%
Evaluasi Akhir Bab
1
3
4
5
2
Hereditas
177
6.
Saat paling tepat menghitung jumlah kromosom adalah metafase karena
pada fase terebut . . . .
A. terbentuk kromatid
B.
kromatid berjajar di bidang ekuator
C. kromosom berubah menjadi kromatin
D. kromatin berubah menjadi kromosom
E.
kromosom bergerak ke kutub yang berlawanan
7.
Berikut ini data-data yang ditemukan pada sel yang sedang membelah:
1.
kromatid berjajar di bidang ekuator;
2.
selaput inti melebur, terbentuk gelendong;
3.
kromosom menduplikasi diri menjadi sepasang kromatid;
4.
terjadi invaginasi membran plasma;
5.
kromosom homolog saling berpasangan.
Tahap profase pada mitosis terdiri atas pernyataan nomor . . . .
A. 1, 2, 3
D. 2, 4
B.
1, 4, 5
E.
2, 3, 5
C. 2, 3
8.
Aktivitas mitosis dalam jaringan hidup terdapat pada . . . .
A. ujung-ujung tulang pipa balita
B.
sumsum tulang merah pada saat pembentukan eritrosit
C. mahkota bunga
D. pembentukan daging buah
E.
pembentukan darah
9.
Jenis kelamin ditentukan oleh sepasang kromosom seks, dalam suatu
keluarga anak yang akan dilahirkan adalah . . . .
A. anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan
B.
anak perempuan akan lebih banyak daripada anak laki-laki
C. anak laki-laki sama banyaknya dengan anak perempuan
D. mempunyai kemungkinan sama antara laki-laki dan perempuan
E.
sama sekali tidak bisa diramalkan
10. Ayam berpial Pea (rrPp) disilangkan dengan ayam berpial walnut (RRPP).
Kemungkinan ayam yang akan muncul dari persilangan tersebut adalah . . . .
A. walnut dan bilah
D. walnut, bij, dan ros
B.
walnut dan biji
E.
seluruhnya walnut
C. walnut dan ros
178
Biologi Kelas XII SMA dan MA
11.
Linaria marocana
berbunga merah (Aabb) disilangkan dengan bunga putih
(aabb) maka keturunannya adalah . . . .
A. 50% merah dan 50% putih
D. 50% ungu dan 50% putih
B.
25% ungu, 25% merah, 50% putih E.
25% putih dan 75% ungu
C. 50% ungu, 25% merah, 25% putih
12. Warna biji gandum merah ditentukan oleh M
1
dan M
2
. Dari persilangan
gandum merah sesamanya didapat hasil perkawinan dengan
perbandingan 15 gandum biji merah: 1 gandum biji putih. Genotipe
parentalnya adalah . . . .
A. M
1
m
1
>< M
2
m
2
D. m
1
m
1
m
2
M
2
>< M
1
m
1
M
2
m
2
B.
M
1
m
1
M
2
m
2
>< M
1
m
1
M
2
m
2
E.
M
1
M
1
m
2
m
2
>< M
1
M
1
m
2
m
2
C. M
1
m
1
M
2
m
2
>< M
1
m
1
M
2
M
2
13. Jika jarak antara gen A dan B adalah 40 unit Morgan, maka perbandingan
fenotipe penyilangan antara AaBb dan aabb adalah. . . .
A. 9 : 3 : 3 : 1
D. 6 : 4 : 6 : 4
B.
9 : 1 : 3 : 3
E.
4 : 6 : 6 : 4
C. 6 : 4 : 4 : 6
14. Jika seorang penderita
sickle cell anemia
menikah dengan wanita normal,
kemungkinan anak-anak mereka adalah . . . .
A. semua anak laki-laki memiliki gen
sickle sell anemia
B.
semua anak wanitanya memiliki gen
sickle cell anemia
C.
sickle cell anemia
hanya diwariskan pada anak laki-laki
D.
sickle cell anemia
juga diderita oleh anak wanitanya
E.
tidak ada anaknya yang menderita
sickle cell anemia
15. Jika salah satu orangtuanya bergolongan darah O, sedangkan anak-
anaknya bergolongan darah A dan B, maka kemungkinan anak yang ke–
3 akan bergolongan darah . . . .
A. A
D. O
B.
B
E.
A atau B
C. AB
16. Bayi penderita erythroblastosis fetalis dapat lahir dari pasangan
orangtua . . . .
A. ayah Rh
+
dengan ibu Rh
+
D. ayah Rh
–
dengan ibu Rh
–
B.
ayah Rh
–
dengan ibu Rh
+
E.
ayah Rh
–
dengan ibu Rh
+
C. ayah Rh
+
dengan ibu Rh
–
heterozigot
Hereditas
179
17. Dari seorang ayah normal dan ibu carier hemofili, kemungkinan anak-
anak yang lahir . . . .
A. sebagian anak wanitanya normal dan sebagian lagi hemofili
B.
semua anak wanitanya menderita hemofili
C. semua anak wanitanya carier hemofili
D. semua anak wanitanya normal
E.
sebagian anak wanitanya normal dan sebagian lagi carier
18. Jika seorang ayah mengandung sifat tertaut seks dalam kromosom X-
nya, maka dia akan mewariskan sifat itu kepada . . . .
A. 50% dari jumlah anaknya yang laki-laki
B.
50% dari jumlah anaknya yang perempuan
C. 25% dari jumlah anaknya yang laki-laki
D. semua anaknya yang laki-laki
E.
semua anaknya yang perempuan
19. Berdasarkan gambar di bawah ini, jenis mutasi yang terjadi adalah . . . .
A. delesi
B.
inversi
C. translokasi
D. katenasi
E.
duplikasi
20. Aneusomi yang terjadi pada autosom adalah . . . .
A. sindroma Edward dan sindroma Klinefelter
B.
sindroma Down dan sindroma Patau
C. sindroma Turner dan sindroma Klinefelter
D. sindroma Down dan sindroma Turner
E.
sindroma Patau dan sindroma Klinefelter
B. Jawab pertanyaan berikut ini dengan benar.
1.
Jelaskan:
a.
sifat gen
b.
fungsi gen
2.
Apakah fungsi dan ciri-ciri pembelahan meiosis serta di manakah proses
ini berlangsung?
A
B
C
D
E
A
B
C
E
D
⎛⎛∅
180
Biologi Kelas XII SMA dan MA
3.
Apabila bunga
Linaria marocana
warna merah (Aabb) disilangkan dengan
bunga warna ungu (AABb), tentukan genotipe dan fenotipe
keturunannya!
4.
Jika ercis biji bulat warna kuning (BbKk) disilangkan dengan induk yang
homozigot resesif, dihasilkan keturunan kisut kuning 144 buah, bulat
kuning 360 buah, kisut hijau 280 buah, dan bulat hijau 176 buah;
a.
Berapa KP dan RK?
b.
Berapa nilai pindah silangnya?
c.
Buat peta kromosomnya!
5.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan;
a.
aneusomi
b.
aneuploid
c.
inversi
d.
mutan
e.
mutagen
Evaluasi Akhir Semester
181
A. Pilih jawaban yang paling tepat.
1
.
C
i
r
i
makhluk h
i
dup yang sul
i
t untuk d
i
ukur adalah
.
.
.
.
A
.
pertumbuhan
D
.i
r
i
tab
i
l
i
tas
B
.
perkembangan
E
.
gerak
C
.
reproduks
i
2
.
Daya tahan buah yang masak terhadap pembusukan bergantung pada
hormon
.
.
.
.
A
.
flor
i
gen
D
.
r
i
zokal
i
n
B
.
et
i
len
E
.
auks
i
n
C
.
s
i
tok
i
n
i
n
3
.
Apab
i
la tumbuhan selama perkecambahan mengalam
i
kekurangan
cahaya, tumbuhan tersebut akan mengalam
i
.
.
.
.
A
.
kekerd
i
lan
D
.
kemat
i
an
B
.
klor
os
i
sE
.
pembengkokan
C
.
et
i
olas
i
4
.
Kadal yang d
i
serang pemangsa akan memutuskan ekornya per
i
st
i
wa
i
n
i
d
i
namakan
.
.
.
.
A
.
regeneras
i
B
.
degeneras
i
C
.
ototom
i
D
.
organogenes
i
s
E
.
deferens
i
as
i
5
.
Banyak
j
en
i
s hewan memperbanyak d
i
r
i
dengan cara partenogenes
i
s yang
art
i
nya
.
.
.
.
A
.
larva yang dapat menghas
i
lkan keturunan
B
.
ter
j
ad
i
nya
i
nd
i
v
i
du bar
u tanpa melalu
i
stad
i
um telur
C
.
pertumbuhan sel telur yang cepat setelah ter
j
ad
i
pembuahan
D
.
sel telur berkembang men
j
ad
i
i
nd
i
v
i
du normal tanpa d
i
dahulu
i
pembuahan
E
.
cara memperbanyak d
i
r
i
dengan regeneras
i
Evaluasi Akhir Semester
182
Biologi Kelas XII SMA dan MA
6
.
T
i
ga faktor pent
i
ng yang mempengaruh
i
perkecambahan b
iji
adalah
.
.
.
.
A
.
a
i
r, udara, dan tanah
B
.
cahaya, suhu, dan kelembaban
C
.
a
i
r, udara, dan suhu
D
.
suhu, tanah, dan udara
E
.
tanah, a
i
r, dan suhu
7
.
Pada pertumbuhan akar, zona yang sel-selnya mengalam
i
deferens
i
as
i
adalah
.
.
.
.
A
.
mer
i
stem
B
.
elongas
i
C
.
pematangan
D
.
tudung akar
E
.
mer
i
stem dan elongas
i
8
.
C
i
r
i
tumbuhan telah dewasa salah satunya adalah
.
.
.
.
A
.
tumbuhnya akar cabang
B
.
batangnya bertambah besar
C
.
tumbuhnya tunas pada ket
i
ak daun
D
.
kul
i
t batang terl
i
hat r
etak-retak
E
.
berbunga dan berbuah
9
.
Suatu zat pengatur tumbuh yang mengatur mob
i
l
i
sas
i
asam am
i
no dan
fosfor dan menghambat proses penuaan adalah
.
.
.
.
A
.
auks
i
n
B
.
s
i
tok
i
n
i
n
C
.
kaulokal
i
n
D
.
g
i
berel
i
n
E
.
flor
i
gen
10
.
Berdasarkan respons tanaman terhadap lamanya peny
i
naran dapat
d
i
bedakan men
j
ad
i
tanaman har
i
pendek dan tanaman har
i
pan
j
ang yang
termasuk tanaman har
i
pendek adalah
.
.
.
.
A
.
kedela
i
, tembakau, strober
i
B
.
gandum, bayam, b
i
t
C
.j
agung, kacang merah, Kapas
.
D
.
kedela
i
, gandum,
j
agung
E
.
tembakau, bayam, kacang merah
Evaluasi Akhir Semester
183
11
.
Apakah kes
i
mpulanmu tentang graf
i
k d
i
bawah
i
n
i?
A
.
Reaks
i
metabol
i
sme membutuhkan energ
i
yang d
i
ber
i
kan oleh
enz
i
m
.
B
.
Reaks
i
metabol
i
sme t
i
dak dapat berlangsung tanpa enz
i
m
.
C
.
Enz
i
m menurunkan energ
i
akt
i
vas
i
pada reaks
i
metabol
i
sme
.
D
.
Enz
i
m mempert
i
ngg
i
energ
i
yang d
i
butuhkan dalam reaks
i.
E
.
Enz
i
m men
j
ad
i
penghambat la
j
u reaks
i
metabol
i
sme
.
12
.
Perhat
i
kan gambar d
i
bawah
i
n
i
Dar
i
data percobaan d
i
atas k
i
ta dapat meny
i
mpulkan bahwa
.
.
.
.
A
.
enz
i
m leb
i
h banyak ter
dapat d
i
dalam sel hat
i
B
.
enz
i
m beker
j
a spes
i
f
i
k
C
.
enz
i
m d
i
pengaruh
i
oleh pH
D
.
enz
i
m beker
j
a maks
i
mal
ji
ka substrat banyak
E
.
ker
j
a enz
i
m d
i
pengaruh
i
oleh suhu
13
.
Persamaan antara resp
i
ras
i
aerob dan resp
i
ras
i
anaerob terletak pada
.
.
.
.
A
.
tahap Gl
i
kol
i
s
i
s
B
.
dekarboks
i
lase oks
i
dat
i
f
C
.
s
i
klus Kr
eb
D
.
energ
i
yang d
i
has
i
lkan 38 ATP
E
.
transfer elektron
ditambah air
ekstrak
jantung
ekstrak
hati
tidak ada reaksi
timbul
g
elembun
g
oksi
g
en
ekstrak
jantung
ekstrak
hati
ditambah peroksida air
E
n
e
r
g
i
tanpa enzim
reaksi metabolisme
dengan enzim
184
Biologi Kelas XII SMA dan MA
glukosa
sitrat
suksinat
1
2
3
4
5
12
2 ATP
2 ADP
3
glukosa
siklus
kreb
14
.
Perhat
i
kan Gambar
.
Produk senyawa antara dar
i
resp
i
ras
i
merupakan bahan dasar untuk s
i
ntes
i
s
lemak dan s
i
ntes
i
s prote
i
n
.
Senyawa
antara untuk s
i
ntes
i
s lemak, ya
i
tu
.
.
.
.
A
.
1 dan 2
B
.
2 dan 3
C
.
3 dan 4
D
.
4 dan 5
E
.
1 dan 3
15
.
Perhat
i
kan d
i
agram tentang r
i
ngkasan reaks
i
pada resp
i
ras
i
sel d
i
bawah
i
n
i
.
.
.
.
Secara berturut-turut label 1, 2 dan 3 adalah
.
.
.
.
A
.
asam p
i
ruvat, PGAL, Aset
i
l KoA
B
.
aset
i
l KoA, PGAL,
Asam p
i
ruvat
C
.
PGAL, asam p
i
ruvat, aset
i
l KoA
D
.
PGAL, aset
i
l KoA, Asam p
i
ruvat
E
.
KoA, asam p
i
ruvat, PGAL
16
.
Bakter
i
kemos
i
ntes
i
s yang mengubah N
i
tr
i
t men
j
ad
i
N
i
trat dengan
persamaan reaks
i
.
.
.
.
2 HNO
2
+ O
2
⎛⎛∅
2 HNO
3
+ Energ
i
adalah
.
.
.
.
A
.
N
i
trobacter
D
.
N
i
trosomonas
B
.
Asetobacter
E
.
Azotobacter
C
.
N
i
trococcus
17
.
Reaks
i
terang pada fotos
i
ntes
i
s menghas
i
lkan
.
.
.
.
A
.
glukosa
D
.
ATP dan Asam P
i
ruvat
B
.
CO
2
dan H
2
OE
.
ATP, NADP H
2
dan O
2
C
.
glukosa dan O
2
Evaluasi Akhir Semester
185
18
.
Reaks
i
terang dan s
i
klus Calv
i
n menghas
i
lkan 2 zat pent
i
ng yang
d
i
gunakan dalam reaks
i
pembentukan glukosa, ya
i
tu
.
.
.
.
A
.
ATP dan Asam fosfogl
i
serat
B
.
NADPH
2
dan Asam fosfogl
i
serat
C
.
ATP dan Asam fosfogl
i
serat
D
.
NADPH
2
dan ATP
E
.
NADPH
2
dan fosfogl
i
sealdeh
i
d
19
.
Manakah yang merupakan per
i
st
i
wa awal dar
i
proses fotos
i
ntes
i
s
?
A
.
terura
i
nya CO
2
B
.
terura
i
nya klorof
i
l
C
.
tereks
i
tas
i
nya klorof
i
l
D
.
terura
i
nya molekul
E
.
tereks
i
tas
i
nya molekul
20
.
Pembuatan tape s
i
ngkong dengan bantuan rag
i
merupakan proses
.
.
.
.
A
.
fragmentas
i
B
.
fermentas
i
C
.
degradas
i
D
.
fosfor
i
las
i
E
.
h
i
drol
i
s
i
s
21
.
Jumlah dan macam kromosom sel yang menyusun otot seorang lak
i
-lak
i
terd
i
r
i
atas
.
.
.
.
A
.
22 pasang autosom dan 1 kromosom Y
B
.
22 pasang autosom dan 1 pasang kromosom X
C
.
22 pasang autosom dan 2 pasang kromosom X
D
.
22 pasang autosom, 1 kromosom X dan 1 kromosom Y
E
.
23 pasang autosom, 1 kromosom X dan 1 kromosom X
22
.
Apab
i
la suatu
i
nd
i
v
i
du mempunya
i
genot
i
pe
AaBBCc, akan membentuk gamet
sebanyak
.
.
.
.
A
.
3 buah
B
.
4 buah
C
.
5 buah
D
.
6 buah
E
.
8 buah
186
Biologi Kelas XII SMA dan MA
23
.
Seorang anak mempunya
i
wa
j
ah m
i
r
i
p ayahnya,
i
n
i
berart
i
bahwa anak
tersebut mendapat kromosom
.
.
.
.
A
.
100% dar
i
ayah
B
.
75% dar
i
ayah dan 25% dar
i
i
bu
C
.
25% dar
i
ayah dan 75% dar
i
i
bu
D
.
50% dar
i
ayah dan 50% dar
i
i
bu
E
.
100% dar
i
i
bu
24
.
Bag
i
an kromosom yang t
i
dak mengandung gen adalah
.
.
.
.
A
.
kromomer
B
.
kromonema
C
.
kromom
i
ol
D
.
sentromer
E
.
sentrosom
25
.
Ber
i
kut
i
n
i
adalah keterangan tentang str
uktur dan fungs
i
DNA dan RNA
:
1)
terdapat dalam
i
nt
i
sel dan kromosom
;
2)
membentuk ranta
i
tunggal dan t
i
dak pan
j
ang
;
3)
berhubungan dengan s
i
ntes
i
s prote
i
n dan kadarnya berubah-ubah
;
4)
mengandung p
i
r
i
m
i
d
i
n, s
i
tos
i
n, uras
i
l
;
5)
mengandung pur
i
n, aden
i
n, guan
i
n
;
6)
komponen gulanya r
i
bosa
.
Manakah struktur dan fungs
i
RNA
?
A
.
1 - 2 - 3 - 6
D
.
2 - 3 - 4 - 6
B
.
1 - 2 - 4 - 5
E
.
3 - 4 - 5 - 6
C
.
2 - 3 - 4 - 5
26
.
Pernyataan d
i
bawah
i
n
i
merupakan tahapan pada proses s
i
ntes
i
s prote
i
n
.
1
.
RNAd men
i
nggalkan
i
nt
i
menu
j
u r
i
bosom
2
.
ter
j
ad
i
penyusunan pol
i
pept
i
da
3
.
DNA membentuk RNAd
4
.
RNAt membawa asam am
i
no ke r
i
bosom
Ur
utan yang benar adalah
.
.
.
.
A
.
1 – 3 – 2 – 4
D
.
1 – 3 – 4 – 2
B
.
4 – 1 – 3 – 2
E
.
3 – 1 – 4 – 2
C
.
3 – 2 – 4 – 1
Evaluasi Akhir Semester
187
12
34
27
.
D
i
bawah
i
n
i
gambar berbaga
i
macam bentuk kromosom
Berturut-turut t
i
pe metasentr
i
s dan akrosentr
i
s adalah
.
.
.
.
A
.
1 dan 2
B
.
2 dan 3
C
.
3 dan 4
D
.
3 dan 4
E
.
4 dan 2
28
.
Profase I pada pembelahan me
i
os
i
s terd
i
r
i
atas beberapa tahap, ya
i
tu (1)
pak
i
ten, (2) leptoten, (3) d
i
ak
i
nes
i
s, (4) z
i
goten, dan (5) d
i
ploten
.
Urutan
yang benar adalah
.
.
.
.
A
.
4, 1, 3, 2, 5
B
.
5, 4, 1, 2, 3
C
.
1, 3, 4, 2, 5
D
.
3, 5, 2, 1, 4
E
.
2, 4, 1, 5, 3
29
.
Pada per
i
st
i
wa oogenes
i
s, set
i
ap 1 oogon
i
um yang mengalam
i
me
i
os
i
s
akan membentuk
.
.
.
.
A
.
1 ovum fungs
i
onal dan 1 sel kutub
B
.
1 ovum fungs
i
onal dan 3 sel kutub
C
.
2 ovum fungs
i
onal dan 2 sel kutub
D
.
3 ovum fungs
i
onal dan 1 sel kutub
E
.
4 ovum fungs
i
onal yang haplo
i
d
30
.
Gandum berkul
i
t h
i
tam (Hhkk) d
i
s
i
langkan dengan gandum berkul
i
t
kun
i
ng (hhK
K)
.
H
i
tam ep
i
stas
i
s terhadap kun
i
ng, maka keturunannya terd
i
r
i
atas
.
.
.
.
A
.
h
i
tam semua
B
.
h
i
tam
:
kun
i
ng = 50%
:
50%
C
.
h
i
tam
:
kun
i
ng = 25%
:
75%
D
.
h
i
tam
:
kun
i
ng = 75%
:
25%
E
.
kun
i
ng semua
188
Biologi Kelas XII SMA dan MA
31
.
Gen untuk mata merah pada lalat buah adalah tertaut seks
.
Pada
perkaw
i
nan lalat
j
antan mata merah dengan bet
i
na mata put
i
h,
ji
ka pada
yang
j
antan mengalam
i
gagal berp
i
sah dalam me
i
os
i
s, macam fenot
i
pe
pada keturunannya adalah
.
.
.
.
A
.j
antan mata merah dan bet
i
na mata put
i
h
B
.j
antan mata put
i
h dan bet
i
na mata merah
C
.j
antan mata put
i
h dan bet
i
na mata put
i
h
D
.j
antan mata merah dan bet
i
na mata merah
E
.j
antan mata put
i
h,
j
antan mata merah, dan bet
i
na mata put
i
h
32
.
Apab
i
la seorang pr
i
a mengandung gen tertaut seks dalam kromosom X-
nya, s
i
fat
i
tu akan d
i
war
i
skan kepada
.
.
.
.
A
.
25% anak lak
i
-lak
i
D
.
100% anak per
empuan
B
.
50% anak lak
i
-lak
i
E
.
100% anak lak
i
-lak
i
C
.
50% anak perempuan
33
.
Wa n
i
ta normal pembawa alel untuk buta warna kaw
i
n dengan lak
i
-lak
i
normal, kemungk
i
nan keturunannya adalah
.
.
.
.
A
.
semua anak perempuannya akan buta warna
B
.
semua anak-anaknya akan buta warna
C
.
semua anak lak
i
-lak
i
nya akan buta warna
D
.
setengah dar
i
anak lak
i
-lak
i
nya akan buta warna
E
.
semua anak-anaknya normal
34
.
Pasangan orangtua manakah yang t
i
dak memungk
i
nkan melah
i
rkan anak
bergolongan darah O
?
A
.
Ayah A –
i
bu A
B
.
Ayah B –
i
bu B
C
.
Ayah A –
i
bu AB
D
.
Ayah A –
i
bu O
E
.
Ayah O –
i
bu O
35
.
Dar
i
perkaw
i
nan seorang ayah dan
i
bu
d
i
has
i
lkan ketur
unan sepert
i
dalam
bagan d
i
samp
i
ng
i
n
i.
J
i
ka nomor 2 bergolongan darah A,
sedangkan anak-anaknya bergolongan
darah A, O, B, dan AB, maka yang
bernomor 1 bergenot
i
pe
.
.
.
.
1
3
4
5
6
2
Evaluasi Akhir Semester
189
A
B
C
D
G
F
A
B
C
D
G
F
A
B
C
E
F
A
B
C
C
D
E
⎛⎛∅
F
III
III
A
.
I
A
I
A
D
.
I
A
i
B
.
I
B
I
B
E
.
I
B
i
C
.
I
A
I
B
36
.
Gen yang bermutas
i
akan d
i
war
i
skan kepada anak cucu k
i
ta
.
Hal
i
n
i
akan
ter
j
ad
i
ji
ka mutas
i
gen
i
tu ter
j
ad
i
d
i
dalam
.
.
.
.
A
.
sel rah
i
m
B
.
sel plasenta
C
.
sel somat
i
k dan sel kelam
i
n
D
.
sel somat
i
k
E
.
sel kelam
i
n
37
.
Salah satu penyebab mutas
i
adalah
.
.
.
.
A
.
rad
i
as
i
bom atom dan gas karbon d
i
oks
i
da
B
.
asan s
i
trat dan asam n
i
trat
C
.
gas metan dan karbon monoks
i
da
D
.
s
i
nar gamma dan suhu yang sangat r
endah
E
.
s
i
nar X dan suhu yang sangat t
i
ngg
i
38
.
Ber
i
kut
i
n
i
adalah gambar perubahan kromosom
Sebelum me
i
os
i
s Setelah me
i
os
i
s
Perubahan yang ter
j
ad
i
pada kromosom I sepert
i
yang tampak pada
gambar d
i
sebut
.
.
.
.
A
.i
nvers
i
B
.
deles
i
C
.
katenas
i
D
.
dupl
i
kas
i
E
.
translokas
i
190
Biologi Kelas XII SMA dan MA
39
.
J
i
ka ter
j
ad
i
tr
i
som
i
pada autosom no
.
21, akan men
i
mbulkan kela
i
nan
yang d
i
sebut
.
.
.
.
A
.
s
i
ndroma Edward
B
.
s
i
ndroma Patau
C
.
s
i
ndroma Down
D
.
s
i
ndroma Kl
i
nefelter
E
.
s
i
ndroma Jacobs
40
.
Aneusom
i
yang ter
j
ad
i
pada gonosom adalah
.
.
.
.
A
.
s
i
ndroma Edward dan s
i
ndroma Patau
B
.
s
i
ndroma Down dan s
i
ndroma Klenefelter
C
.
s
i
ndroma Patau dan s
i
ndroma Turner
D
.
s
i
ndroma Klenefelter dan s
i
ndroma Edward
E
.
s
i
ndr
oma Klenefelter dan s
i
ndroma Turner
B. Jawab pertanyaan berikut ini dengan benar.
41
.
Sebutkan 3 faktor
i
nternal dan 3 faktor eksternal yang memengaruh
i
pertumbuhan
.
42
.
Metabol
i
sme terd
i
r
i
atas Anabol
i
sme dan Katabol
i
sme
.
Jelaskan mas
i
ng-
mas
i
ng
i
st
i
lah tersebut dan
j
elaskan pula hubungan dengan penggunaan
energ
i.
43
.
Sebutkan 5 macam perbedaan antara DNA dan RNA
!
44
.
J
i
ka seorang wan
i
ta pada saat me
i
os
i
s mengalam
i
gagal berp
i
sah,
men
i
kah dengan lak
i
-lak
i
normal
.
Baga
i
mana kemungk
i
nan genot
i
pe dan
fenot
i
pe anak-anaknya
?
45
.
Seorang pr
i
a normal yang ayahnya buta warna kaw
i
n dengan wan
i
ta normal
yang
i
bunya buta warna
.
Baga
i
manakah kemungk
i
nan fenot
i
pe anak-anaknya
?